"Rumah Tanpa Atap" mengisahkan tentang kehidupan seorang remaja bernama Zilfi, yang tumbuh dalam keluarga yang terlihat sempurna dari luar, namun di dalamnya penuh ketidakharmonisan dan konflik yang membuatnya merasa seperti tidak memiliki tempat untuk berlindung. Setelah perceraian orang tuanya, Zilfi harus tinggal bersama ibunya, yang terjebak dalam rasa sakit emosional dan kesulitan finansial. Ayahnya yang Berselingkuh Dengan Tante nya hanya memperburuk luka batin Zilfi, membuatnya merasa tak pernah benar-benar memiliki "rumah" dalam arti sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yiva Adilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERPETUALANG KEMBALI
N amun, mimpi Aril terus berlanjut. Setiap malam, bayangan hitam itu kembali, kali ini dengan pesan-pesan yang semakin jelas. “Kamu punya kekuatan untuk menemukan apa yang hilang, Aril,” katanya dalam mimpinya suatu malam. “Tapi kamu tidak bisa melakukannya sendiri. Cari seseorang yang telah melalui kegelapan dan menemukan cahaya.”
Keesokan paginya, Aril, dengan raut wajah penuh tekad, mendatangi Zilfi dan menceritakan mimpinya yang berulang itu. “Aku harus menemukan sesuatu yang hilang, Kak Zilfi, dan… bayangan itu bilang aku membutuhkan bantuanmu,” ujarnya, menatap Zilfi penuh harap.
Zilfi berpikir sejenak. Pesan itu terdengar sangat familiar, mengingatkannya pada masa lalu yang penuh dengan teka-teki dan petunjuk samar dari leluhurnya. “Baiklah, Aril,” kata Zilfi sambil tersenyum. “Kita akan mencari apa yang hilang itu bersama-sama. Petualangan ini mungkin membawa kita jauh, tetapi ingat, kamu harus siap menghadapi apa pun yang kita temui.”
Mereka memulai perjalanan mereka dengan mendaki bukit di luar desa, tempat Zilfi pernah menemukan ketenangan. Dari atas bukit, mereka bisa melihat lembah yang dulu menjadi saksi saat Zilfi mengubur liontin ibunya. “Kadang-kadang, sesuatu yang kita cari terhubung dengan masa lalu kita, Aril. Dan masa lalu itu punya cara tersendiri untuk muncul dalam hidup kita,” kata Zilfi.
Perjalanan mereka membawa mereka melewati hutan lebat dan ladang yang jarang dikunjungi orang. Setiap malam, saat mereka beristirahat di bawah langit berbintang, Zilfi mengajarkan Aril tentang keberanian dan kebijaksanaan, membantunya memahami arti kekuatan yang sebenarnya.
Pada suatu malam, mereka menemukan sebuah gua tersembunyi yang penuh dengan ukiran kuno. Ukiran-ukiran itu menggambarkan kisah leluhur Zilfi, termasuk bayangan hitam yang pernah menghantui keluarganya. Aril merasa merinding melihat ukiran itu, dan Zilfi pun tersentak, menyadari bahwa bayangan hitam dalam mimpi Aril bukanlah kebetulan.
“Bayangan ini bukan hanya mimpi, Aril,” bisik Zilfi dengan nada serius. “Mungkin ia adalah sisa dari kutukan keluargaku. Tapi sekarang, kamu terhubung dengannya, dan ini berarti kamu memiliki peran yang sangat penting dalam mengakhiri semuanya.”
Mereka menyusuri gua itu lebih dalam, dan di tengah kegelapan, mereka menemukan sebuah altar kecil dengan batu hitam yang memancarkan cahaya redup. Tiba-tiba, bayangan hitam itu muncul di hadapan mereka, tetapi kali ini tidak sebagai ancaman, melainkan sebagai sosok yang seolah menunggu untuk dilepaskan.
“Kekuatan yang hilang itu bukan kekuatan yang menghancurkan, melainkan kekuatan yang membebaskan,” kata bayangan itu, berbicara dengan suara yang bergema. “Aril, kekuatan itu ada dalam hatimu. Hanya kamu yang bisa melepaskan ikatan ini.”
Aril menatap Zilfi, kebingungan tetapi penuh keyakinan. Zilfi menggenggam bahunya dengan lembut. “Kamu bisa melakukannya, Aril. Percayalah pada dirimu sendiri.”
Dengan mata tertutup, Aril mulai mengulangi kata-kata yang ia rasakan dalam hatinya, memusatkan kekuatannya. Cahaya perlahan muncul dari telapak tangannya, dan bayangan hitam itu mulai memudar, meninggalkan jejak kegelapan yang perlahan larut dalam cahaya tersebut.
Ketika mereka membuka mata, gua itu kini terang benderang, dan mereka merasa seolah beban yang lama akhirnya terangkat. Bayangan hitam itu telah menghilang untuk selamanya, dan mereka tahu bahwa kekuatan Aril telah benar-benar ditemukan dan diakui.
Kembali ke desa, Aril berjalan dengan penuh keyakinan, dan Zilfi tahu bahwa pemuda ini telah menemukan jalannya. Kini, ia tak hanya menemukan kekuatannya sendiri, tetapi juga mewarisi kebijaksanaan yang akan membawa harapan baru bagi desanya.