Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membantu Polisi Cantik Menangkap Buronan.
Dendam pribadi Fandy tidak ada lagi hubungannya dengan Erik. Jadi Erik bergegas pergi setelah menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit Fandy.
Erik hendak melangka pergi, namun Jerry tiba-tiba mendekati Erik sambil mengangguk lalu membungkuk badan sambil meminta maaf "Maaf Dokter Dewa tadi aku salah paham, mohon anda jangan memasukannya kedalam hati."
kalau permintaan maaf sebelumnya dilakukan dengan terpaksa karena desakan sang paman, namun sekarang Jerry benar-benar salut kepada Erik. Dia tidak berani menyinggung orang yang dihormati kakeknya.
Jerry sangat menyesali perkataan kasar sebelumnya. Andaikan dia mendengar ucapan Nando sebelumnya, dia tidak mengalami perlakuan buruk dari sang paman.
Setelah kepergian Erik, masih saja ada orang yang tidak bisa menerima kenyataan atas kehebatan ilmu medis Erik. "Kakek, untuk apa bersikap sopan seperti itu, dia hanya agak hebat dari beberapa dokter saja. Masih banyak diluar sana yang memiliki kemampuan medis lebih hebat darinya. Dokter seperti dia juga ada dimana-mana. Apa perlu diperlakukan seperti itu?
"Kamu tau apa? Fandy langsung memarahinya. "Aku tanya kalian, berapa banyak Dokter yang sudah kalian undang? Apa mereka bisa menyembuhkan penyakit saya? Jangankan sembuh, mendiagnosis saja tidak bisa. Masih mau beranggapan kalau Erik hanya salah satu dari sekian banyak dokter yang agak hebat dari dokter yang kalian undang dan bukan satu-satunya? Disaat kritis dia bisa menyelamatkan nyawa saya, tidak berlebihan kalau aku bersikap sedikit hormat terhadapnya kan?
sebenarnya banyak sekali orang yang ingin berteman dengan dokter hebat seperti dia, kita sudah termasuk beruntung bisa mengenalNya lebih cepat. Di Matamu aku mungkin merendahkan martabatku, namun dimatanya kita bukanlah apa-apa.
Ingatlah, jangan pernah menyinggung orang ini. Dia lah yang akan menyelamatkan kita disaat kita mengalami krisis kesehatan dimasa depan."
Semua orang didalam ruangan tersebut dikejutkan dengan perkataan Fandy yang begitu lugas. Ternyata status dokter Nasional begitu dihormati oleh berbagai kalangan.
Rumah keluarga Setiyadi berada dijalan komersil yang ramai. Begitu Erik keluar dari gerbang rumah, dia mencium aroma wangi.
Seseorang muncul dari samping, seperti sedang mengejar sesuatu. Saat itu kebetulan Erik juga muncul.
Karena orang itu berlari terlalu cepat, jadi Erik sama sekali tidak sempat untuk menghindari jadi mereka pun saling bertabrakan.
Erik secara spontan menangkap dengan tangannya, namun Erik baru menyadari kalau dia sedang memegang dua benda besar. Benda besar yang tidak mampu dipegang dengan satu tangan ini membuat Erik teringat akan seseorang ...
Sesaat kemudian dia melihat dengan cermat, hatinya seketika bergejolak. Dia melihat Jenny yang lagi memakai pakaian biasa sedang menatapnya dengan tatapan marah. Kalau tatapan mata bisa membunuh seseorang, Erik mungkin sudah mati berkali-kali ...
"Minggir!"
Jenny sangat cemas. Seusai bicara dia berlari kesatu arah. Namun tak berselang lama diapun kembali dengan nafas terengah-engah dan menatap Erik dengan tatapan ingin memakan orang!
Sebenarnya jenny datang untuk menangkap ketua geng pencuri, orang itu sangat waspada dan gesit juga sensitif terhadap terhadap penguntit. Polisi sudah mengawasi orang itu berhari-hari dan akhirnya mengetahui keberadaannya.
Namun siapa sangka pada saat kritis Erik malah mengacaukan semuanya! Selain itu jenny juga dipegang oleh Erick.
Karen senggolan terlalu keras, jenny merasa gundukannya terasa sakit hal ini yang membuat jenny terbakar amarah.
"Kapten!" Bagaimana? Apa sudah ditangkap? Dimana orangnya?
sesaat kemudian belasan polisi berpakaian biasa mengejar dari belakang, mereka tampak tercengang ketika melihat tangan jenny kosong. Sebagai kapten tim kemapuan Jenny tidak perlu diragukan lagi. Tapi kenapa dia bisa gagal juga?
"Aksi gagal, bubar!"
Meski sangat marah, jenny masih berpikir rasional. Karena dalam hal ini bukan kesalahan Erik. Seusai bicara jenny hendak pergi namun dihentikan oleh Erik.
"Apakah kalian sedang mengejar seseorang? Katakan padaku mungkin aku bisa membantu!"
erik merasa masih sedikit tanggung jawab dalam aksi penangkapan Buronan itu.
"Bantu! Bagaimana kamu membantunya? Tahukah kamu berapa lama kami mengawasinya baru bisa menemukan keberadaannya! Sekarang dia kabur, tidak tau perlu berapa waktu lagi kami bisa menemukannya! Kamu pikir, kamu lebih hebat dari semua?"
"Setiap orang punya masing-masing cara, tidak ada ruginya kalau aku mencobanya. Bagaimana kalau aku bisa menangkapnya?"
ujar Erik.
"Aku pasti memberi imbalan kalau kamu berhasil menangkapnya!"ujar jenny dengan senyum sinis.
Erik tiba-tiba bersemangat "Apa imbalannya?"
"Apa gunanya membicarakan imbalan sebelum menemukan orangnya!"
"Pokoknya tidak akan mengecewakanmu."
"Kalau hebat, temukan dulu orangnya!" lanjut jenny.
Karena jenny suda bicara seperti itu, Erik juga tidak bertanya lagi. Erik segera menanyakan penampilan dan ciri-ciri orang tersebut lalu beranjak pergi. semua orang yang berada disitu menggelengkan kepalanya. Tidak ada yang percaya kalau Erik dapat menangkap buronan tersebut. semua orang tau kalau buronan itu sangat sulit ditangkap dan tidak mungkin dibiarkan berkeliaran bebas sampai sekarang. Mereka membuat jebakan tapi semua usaha mereka sia-sia. Sekarang tidak tau dimana keberadaan orang tersebut, namun Erik mengatakan bisa menangkapnya Dimana? dia bisa menemukannya? Konyol sekali.
Yang dipikirkan para polisi ini memang benar, tapi itu hanya berlaku bagi mereka yang tidak memiliki kemampuan seperti Erik.
Alasannya sangat sederhana, Erik memiliki mata tembus pandang yang bisa melihat segalanya dalam radius 20 sampai 30 meter.
jangankan orang, semut pun tak luput dari pandangannya. Apa lagi buronan yang targetnya begitu besar.
Lagian, buronan itu tidak akan lari jauh, dia sering muncul disini artinya dia tinggal disekitar sini. Seorang penjahat pengalaman tidak mungkin pergi ke wilayah asing demi lari dari pengejaran. Karena kemungkinan akan ditangkap semakin besar karena sang buronan tidak terlalu menguasai Medan sekitar.
Hanya membutuhkan waktu 5 menit, Erik sudah bisa memastikan lokasi buronan tersebut. Dia sedang minum kopi disalah satu kafe sekitar sini. Kafe tersebut hanya berjarak tiga atau empat ratus meter dari lokasi jenny. Jadi dia bisa memantau dengan jelas gerakan polisi lewat jendela. "Buronan ini sungguh berani!" Pikir Erik.
Erik melangka masuk kedalam kafe.
buronan itu tampak panik, firasat mengatakan bahwa Erik datang untuk menangkapnya. Memang terdengar tidak masuk akal, karena dia sudah menyamar dengan sangat baik, tapi inilah kenyataannya.
Sampai Erik muncul dihadapannya, keberuntungan sang buron pun hilang. Dia tiba-tiba berdiri dan mengeluarkan belati dan mengarahkannya kepada Erik, sembari berkata dengan garang,
"Bocah, aku tidak peduli kamu siapa kamu! pendukung ku adalah Tuan Baron, kalau kamu tidak ingin mati pergi jauh-jauh dari sini!"
tindakan buronan mengeluarkan belati menarik perhatian pengunjung kafe. Beberapa gadis yang penakut dibuat histeris bahkan para pria juga langsung pucat dan panik. Bagaimana pun benda itu dapat melukai bahkan membunuh orang. belum lagi buronan itu berbadan kekar, tinggi dan berwajah garang yang menambah kesan menakutkan. Tingginya sekita 185 centimeter dan badannya berotot sementara Erik yang berbadan kurus terlihat seperti pelajar biasa.
Semua pengunjung kafe menggelengkan kepala, "Nampaknya bocah ini akan sial!" gumam para pengunjung yang simpatik kepada Erik.
Namun tidak ada yang menyangka, detik selanjutnya Erik melangkah maju dengan gerakan cepat. Ketika sudah muncul tepat didepan buronan tersebut Erik melangkah dan menekuk sikunya!
"Bruk!
Buronan itu merasakan seperti ditabrak truk yang sedang melaju kencang, pukulan itu sangat keras hingga sang buronan terbang menabrak dinding kafe. Buronan itu muntah darah tulang rusuknya patah dan dadanya menjadi cekung. Semua pengunjung dibuat tercengang oleh kehebatan Erik. pemuda ini tidak bisa dinilai dari penampilannya ...
Sesudahnya Erik mengeluarkan ponselnya dan menelpon Jenny untuk mengabarkan kalau target mereka sudah dibekuk olehNya.
Setelah mendengar kabar dari Erik, Jenny dan teman polisinya tercengang, "Sudah ketemu? Bagaimana mungkin?" para polisi itu bukannya senang malah khawatir, karena kabarnya buronan ini adalah petinju ilegal dan pandai beladiri juga pernah membunuh orang.
Mereka tiba-tiba mengkhawatirkan keselamatan Erik, Erik memang lumayan hebat, namun menghadapi buronan berbahaya seperti ini mereka tidak yakin Erik akan menang.