NovelToon NovelToon
Ours Time

Ours Time

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Siapa sangka, Vanya gadis cantik yang terlihat ceria itu harus berjuang melawan penyakitnya. Dokter mengatakan jika Vanya menderita penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yang terjadi akibat gangguan pada saraf motoriknya.

Segala pengobatan telah di upayakan oleh keluarganya, namun belum ada cara untuk bisa mengobati penyakit yang di derita Vanya. Ia yang sudah ikhlas menghadapi penyakit yang ia derita hanya bisa tersenyum di hadapan keluarganya. Walaupun begitu Vanya tetap melakukan aktivitas seperti gadis lainnya agar keluarganya tak terlalu mengkhawatirkan dirinya.

Siapa sangka pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Shaka yang memiliki sikap dingin yang jarang berinteraksi dengan teman-temannya jatuh hati saat pertama kali melihat Vanya. Tanpa ia sadari wanita yang ia sukai sedang berjuang melawan penyakitnya.

Mampukah Shaka menjadi penyemangat Vanya di saat ia mulai down? Yuk nantikan kelanjutannya.

Siquel dari Novel yang berjudul "Cerita Kita"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Vanya tertawa cukup besar mendengar ucapan adiknya itu. Namun seketika hatinya tak nyaman. Ia gegas meninggalkan Hanan di sana seorang diri.

"Teteh capek, mau istirahat. Assalamualaikum."

"Wa'akaikumsalam."

Hanan hanya bisa memandang punggung Vanya hingga menghilang. Ia menghela nafas panjang. Tak lama Hasbi datang menghampiri dan menepuk pelan bahu saudaranya. Ia tak sengaja menyaksikan kecanggungan yang sempat terjadi di antara teteh dan saudaranya.

Vanya yang sudah berada di kamar langsung merebah setelah membersihkan diri. Ia teringat perkataan sang adik. Bukannya tak sadar, ia tahu jika Hanan memiliki perasaan kepadanya. Namun ia tak berpikir sama sekali jika Hanan benar-benar mengungkapkan isi hatinya. Walaupun tidak sepenuhnya Hanan menyampaikan isi hatinya kepada Vanya.

"Sudahlah, semoga besok kembali normal."

Vanya terlelap, ia bermimpi di datangi seorang lelaki berpakaian serba putih. Namun ia tak bisa melihat wajah sang lelaki di dalam mimpinya. Di saat sang lelaki mendekat, tiba-tiba ia terjaga. Ternyata masih pukul satu lewat tiga puluh pagi.

Matanya tak lagi bisa terlelap, Vanya memutuskan untuk mengambil wudhu dan membaca Alqur'an. Pada pukul setengah tiga pagi, ia bangkit dan melangkah ke kamar mandi untuk mandi shubuh. Selepas itu ia melaksanakan qiyamullail dan duduk di atas sajadah dengan khusyuk. Entah doa apa yang di minta oleh Vanya hingga airmata berlinang membasahi pelupuk matanya.

......................

Pagi itu Vanya berniat untuk berolahraga, ia juga menenteng sepatu roda miliknya dan juga kamera kesayangannya. Vanka yang juga baru keluar dari kamarnya melihat sang adik tengah menenteng barang di tangannya.

"Loh, pagi-pagi gini mau kemana dek?"

"Mau jalan-jalan Anka. Mumpung masih pagi, jadi Anya ingin memanfaatkan waktu untuk berolahraga."

Ia berkata dengan tenang. Vanka mengernyitkan dahi. Ia begitu kenal dengan adiknya, pasti ada yang sedang di pikirkan sang adik.

"Anka ikut, kamu tunggu sebentar."

Vanya mengangguk. Ia menunggu saudaranya sekitar sepuluh menit. Vanka keluar dengan pakaian santainya. Mengambil barang bawaan sang adik dan membawakannya hingga ke mobil.

Kebetulan hari itu tidak ada baba, ummah dan nenek mereka. Karena dari semalam, ke tiga paruh baya itu pergi mengantarkan nenek Balqis ke rumah saudaranya karena ada acara di sana. Dan acaranya pun di luar kota. Sedangkan Vanya lebih memilih tinggal di rumah, begitu pula dengan Vanka.

"Ayo tuan putri."

Vanka membukakan pintu mobil. Vanya tersenyum lembut. Saat mereka akan berangkat, Hasbi dan Hanan pun tiba. Hampir saja mereka ketinggalan jika tak buru-buru datang.

"Loh, mereka juga ikut Anka?"

"Iya, tadi Hanan nelfon Anka, dan bertanya kegiatan kita pagi ini. Yaudah Anka bilang saja ingin menemani kamu. Anka juga sudah mengabari ummah dan baba vja chat. Udah yok kita berangkat."

Vanya tak lagi berkata. Hasbi dan Hanan mengiringi perjalanan dari belakang. Tak lama mereka tiba di sebuah danau yang jalannya sudah semenisasi sebagian. Vanya turun dari mobil setelah memasang sepatu roda. Ia dengan lincah membawa dirinya di atas sepatu roda, mengambil momen dengan kameranya.

"A, tumben teteh minta kesini?" Hasbi mewakili pertanyaan Hanan. Ia tahu Hanan pasti merasa canggung saat ini mengingat perkataannya kepada sang teteh.

"Tidak tahu, biasanya Vanya mengajak kesini jika lagi banyak pikiran. Oh iya, kita jogging dulu, biarkan Vanya sendiri. Nanti jika sudah tenang, dia bakalan cerita."

Ke tiga pemuda itu jogging di sekitar sana, meninggalkan Vanya yang sedang menikmati waktunya sendiri. Saat Vanya sedang mengayun kakinya agar sepatu roda itu semakin kencang, tiba-tiba kakinya kaku dan sulit di gerakkan, seketika Vanya terjatuh dan terhempas di atas bebatuan.

Bugh!

"Aakkkhh, astaghfirullah sakit sekali."

Vanya mencoba mengangkat kakinya, namun begitu berat. Ia menggeleng pelan. Kenapa belakangan ini kaki kirinya kembali sulit di gerakkan. Namun ia sembunyikan dari keluarganya.

Lututnya tampak berdarah, begitu pula dengan ke dua telapak tangannya. Vanya menahan sakitnya dan tak lama mata itu mulai kabur, setelah itu Vanya tak sadarkan diri. Tepat saat itu seseorang datang mendekati Vanya.

"Astaghfirullah, Anya!"

Shaka mendekati Vanya, melihat sekeliling. Di saat ia mencoba mengangkat Vanya, Vanka datang dari belakang. Ia mendekati sang adik.

"Dek, kenapa dengan Vanya? kamu kenapa bisa ada di sini?"

"Saat aku datang, aku sudah melihat Anya pingsan. Dan aku berniat membawa Anya ke rumah sakit. Ternyata Anya datang sama kamu."

Hanan dan Hasbi yang ketinggalan di belakang pun menyusul. Mereka terkejut melihat teteh mereka pingsan.

tanpa bertanya lagi, Vanka menggendong saudaranya dan membawa Vanya ke dalam mobil. Ketiga pemuda itu pun mengikuti dari belakang. Mereka membawa kendaraan masing-masing. Tak memerlukan waktu lama, mereka tiba di rumah sakit. Shaka berlari memanggil petugas rumah sakit. Tak lama dua orang perawat datang membawa brankar. Vanya di dorong ke UGD menggunakan brankar. Tak lama dokter datang memeriksa Vanya.

Vanka dan yang lainnya tampak gelisah. Shaka merasakan kegelisahan ke tiga pemuda tersebut.

"A', teteh pasti baik-baik saja. Teteh itu wanita yang kuat."

Hasbi menepuk-nepuk pundak Aa nya. Vanka menghembuskan nafas panjang.

"Sebenarnya sakit apa Vanya?"

Vanka mengangkat kepalanya mendengar pertanyaan Shaka, begitu pula dengan Hasbi dan Hanan. Mereka saling pandang. Ada keraguan di hati Vanka saat akan menjawab pertanyaan Shaka.

"Aku tahu jika ada yang di sembunyikan oleh Anya. Sewaktu aku membawa Anya ke klinik dulu, dokter pernah mengatakan agar Anya di bawa ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Aku ingin bertanya lebih banyak, tapi dokter juga tak dapat menjelaskan. Jadi aku rasa kalian tahu jika ada sesuatu yang terjadi kepada Vanya."

Vanka menghembuskan nafas kasar. Apa ia harus jujur? Bagaimana dengan Vanya? Namun Vanka tahu jika Shaka bisa menjaga rahasia.

"Anya.. Anya terkena penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis), penyakit ini menyerang gangguan sistem saraf yang dapat melemahkan atau menghancurkan neuron motorik tubuh. Kondisi Vanya saat ini dapat menyebabkan dia kesulitan berjalan, berbicara, menelan, bahkan bernapas.

Degh!

Shaka terduduk dengan lemah mendengar perkataan Vanka. Apa benar yang di katakan oleh Vanka. Namun Vanka tak mungkin berbohong. Ia pernah mendengar penyakit yang di alami Vanya. Dan penyakit itu memang melemahkan sistem saraf seseorang.

"Apa bisa di sembuhkan?" Shaka berharap bahwa penyakit Vanya dapat di sembuhkan.

"belum ada pengobatan ALS yang dapat menyembuhkan kondisi si penderita. Namun ada beberapa cara yang bisa di lakukan untuk mencegah penyakit itu. Tapi Vanya menolak melanjutkan pengobatan di Singapore. Ia bilang, ia sudah sehat sembilan puluh persen. Kamu tahu Ka, setiap malam aku selalu terjaga dan selalu memastikan adikku baik-baik saja, karena bagiku, Vanya sebagian dari jiwaku."

......................

...To Be Continued ...

1
Sulastri Oke86
bagus ceritanya
Sulastri Oke86
lanjut kak
Nurgusnawati Nunung
Siapa ya.. pria misterius itu.
Nurgusnawati Nunung
Vanka seperti baba Daffa, penyayang.
kalau shaka anak siapa ya thor?
Musim_Salju: Hayo anak siapa? nanti akan di spill ya kak🥰
total 1 replies
Sulastri Oke86
lanjut kak
Musim_Salju: di tunggu ya kakak cantik 🤗
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
lanjut thor..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah... semangat thor
Musim_Salju: always kakak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!