Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Haha, pasti kebingungan dia." senyum jeni.
Dengan segera Jesika menuju ke parkir khusus petinggi kantor. dilihatnya Jeni masih nangkring di atas motor sport hitam.
"Sialan lo ngerjain gue." jesika memukul Jenifer sambil mengatur nafasnya.
" lo juga, mana ada motor bos di parkir di luar sana, bisa kena damprat lo, emang mau." ucap jeni.
"Iya juga ya, mana kunci motornya, biar gue yang serahkan ke Daniel. Tapi ini motor benar benar sudah 100% aman kan, awas kalau lo bohong." ancam jesika.
"Ya iyalah aman, sudah gue tes keamanan dan bahan bakarnya juga full." kata jeni, di serahkannya kunci motor tersebut pada jesika yang sudah sangat bahagia itu.
"Sekarang lo pergi dari sini sebelum ketahuan!"
"Iya iya. tapi minta duit untuk naik taksi." ucap jenifer.
" Kan papa sudah memberi uang yang sama untuk kita." elak Jesika, dia tidak rela untuk berbagi.
"Ini rincian pengeluaran modifikasi motor itu, nanti bisa langsung di transfer ke bengkel, atau lewat lo. Ya sudah gue balik ke bengkel nanti si bos bisa marah kalau kelamaan." Jeni berjalan keluar dari perusahaan Alex, memberi kesempatan untuk jesika bisa dekat dengan Alex.
Jesika seperti anak kecil yang mendapatkan mainan baru, dia menciumi kunci motor tersebut seperti mencium Alex saja.
"Oke Daniel, langkah menuju ke pangkuanmu, sudah mulai terbuka, gue harus bersikap lembut, em em." gumam jesika. gadis itu segera ke toilet, memperbaiki pakaian serta riasannya. Jesika juga menambah warna bibirnya yang sudah mulai pudar.
Dengan langkah yang pasti dia menuju ke lift naik ke lantai teratas.
Jesika berjalan menuju ke ruangan Alex, tapi langkahnya terhenti, jodi menghalangi langkahnya.
"Maaf nona, anda mau kemana?" tanya jodi dengan sopan.
" Saya ingin bertemu mr Daniel, ada sesuatu yang penting yang harus saya sampaikan." ucap jesika
" Bicara saja pada saya nona, nanti akan saya sampaikan." kata jodi.
"Maaf, karena harus saya sendiri yang menyampaikannya, tidak boleh di wakilkan." kata jesika, dia kekeh akan langsung menyampaikan sendiri ke Alex kunci itu.
"Enak saja, harus menyerahkan ke dia, rugi dong gue, mana sudah harus terbaik hati pada bocah badung itu." batin jesika.
"Baik tunggu sebentar nona, akan saya tanyakan ke tuan,maaf dengan nona siapa ya?" tanya Jodi
"Saya jesika, bilang saja ada pesan penting." ucap jesika di buat selembut mungkin.
"Baik nona." jawab jodi.
Jodi mengetuk pintu ruangan Alex. Tok tok tok. " Tuan ada nona jesika ingin bertemu katanya ada pesan penting yang harus dia sampaikan langsung ke tuan."
"Hmm, suruh masuk !" Alex memperbolehkan jesika masuk.
" Baik akan saya sampaikan." Jodi keluar dari ruangan Alex, menemui jesika dan mengantarkan gadis magang itu masuk ke dalam.
"silahkan nona, dan tuan saya permisi."
"Hemm."
Alex melirik sebentar ke arah jesika, dan kembali melanjutkan memeriksa berkas berkasnya.
"Tuan, saya mau minta maaf atas kejadian beberapa hari yang lalu, saya khilaf. dia adik saya yang no 3. Anaknya memang suka bertindak yang aneh aneh. Orang tua saya juga sudah memperingati dia supaya tidak mengganggu anda lagi."
"hmm" Alex hanya menanggapi perkataan Jesika dengan hem doang, rasanya emosi ingin meledak tapi dia tidak boleh marah, dia harus sabar dan tunjukkan kalau dia adalah kakak yang perhatian dengan adiknya.
"Ini kunci motor anda, sudah kami perbaiki, tadi anak buah saya mengantarkan motor ini kemari, bisa di cek dulu apa ada kurang." jesika dengan lembut meletakkan kunci itu di atas meja.
"Dimana dia?" Alex menanyakan keberadaan jeni.
"Entahlah tuan, setelah waktu itu dia tidak mau bicara dengan kami, dan jarang pulang, tugasnya juga terbengkalai, jarang sekolah, padahal setiap pagi pamitnya sekolah." Jesika menciptakan sebuah kebohongan tentang jenifer supaya Alex membenci dirinya.
"Siapa yang garap motor saya?" Alex Menanyakan perihal motor dia.
"Anak anak tuan, dan ini ada rincian pengeluaran untuk motor anda, kami memberi harga yang spesial untuk anda." Jesika juga menyodorkan lembaran kertas tentang perincian motornya. Alex menerima kertas tersebut dan membacanya.
" Bagaiman pembayarannya?"
"Di transfer ke bengkel bisa , ke tempat saya juga bisa, kan sama saja tuan, bengkel itu milik saya, saya membangunnya dengan sisa uang saku dari ayah saya, dikit dikit lama lama menjadi bukit." jesika kembali berbohong tentang kepemilikan bengkel jenifer.
"Oh, milik anda, kenapa tidak pernah naik motor?" ucap Alex. pemuda itu mulai mengorek keterangan dari jesika dan sudah curiga ada sesuatu dengan perempuan di depannya itu.
" Sebenarnya suka tuan, tapi saya tidak mau menunjukkan bakat tersembunyi saya, dan saya mewakilkannya pada jeni, yang memang kesehariannya suka motor dan bergabung dengan geng motor." Jesika mulai terpancing dan terus berbohong.
"Berarti sebelum magang, anda berkecimpung di dunia otomotif, tapi kenapa memilih magang di sini?" Alex mulai tertarik dengan kebohongan yang jesika ciptakan, dia mengubah posisi duduknya, bersandar di kursi kebesarannya dengan kaki kanan di naikkan di atas paha kirinya.
" Oh itu, saya kebetulan mengambil jurusan management, di perusahaan apapun kan sama konsepnya tuan, banyak mahasiswa dan maha siswi yang memilih magang disini, kami ingin pengalaman bagus dan termotivasi dengan keberhasilan anda." jesika mulai beraksi, suaranya sangat lembut, jika itu pria lain pasti sudah tergoda.
"Anda tidak pantas berkecimpung di dunia otomotif, itu pekerjaan yang kasar, cocoknya anda menjadi desainer, suka menggambar, kebetulan saya membutuhkan banyak model perhiasan." Alex mengikuti alur yang jesika ciptakan, dia penasaran apa jawaban dari jesika.
"Maaf, kurang bisa menggambar, cuma hobi saja,.corat coret, belum pernah go publik." Jesika memberitahukan pada Alex.
"Oh ya, kenapa tidak daftar saja merancang desain perhiasan, seperti kalung, gelang. Anda bisa mendaftar ke Melinda, siapa tahu berhasil, lumayan royalti yang kami berikan tidak main main." Alex juga mengiming-imingi royalti yang besar, membuat hati jesika gundah dia berfikir kalau bisa membuat model perhiasan yang bagus, pasti dia bisa lebih mudah mendekati Alex. saat ini hatinya sudah berbunga bunga, merasa kalau Alex sudah masuk ke dalam jebakan batman dia.
"Ternyata Dia tidak jahat, kalau kita lemah lembut, aku akan minta solusi dari mama kalau soal berlian." batin jesika.
Sementara Alex tersenyum miring, mendengar semua kebohongan Jesika.
"Maaf nona gue sudah menyelidiki tentang adik lo jenifer, dan semua yang lo katakan itu adalah bohong." batin Alex.
Alex ada sedikit ide untuk mengerjai gadis lembut di depannya.
"Oke, saya akan cek driver motor itu, anda boleh ikut atau kembali ke divisi tempat anda magang?" Alex menawarkan untuk ikut dengannya atau kembali bekerja.