Wina, seorang gadis yang tidak bisa memilih pilihan hidupnya, jangan kan memilih untuk menikahi dengan orang di cintainya, urusan keluarga dan ekonomi yang tak putus di pikirannya membuatnya harus menerima perjodohan orang yang tak dikenalnya demi keluarganya, apakah suaminya, sebut saja nama nya Alexander akan mencintai wanita jelek itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imwellm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah bunda 3
Wina merasakan tubuhnya di peluk begitu erat, dan perlahan membuka matanya, ia melihat wajah Fabian pertama kali dengan jarak yang dekat.
tampan sekali aku tak menyangka ternyata lelaki yang dari kecil aku suka, menjadi suamiku, dan lebih tidak menyangka Opa menjodohkan kannya denganku, batin Wina.
Wina melepaskan pelukan bian, dan teringat kegiatan semalam membuat wajah Wina memerah dan panas dingin.
Wina berjalan pelan menuju kamar mandi, jam menunjukkan jam setengah enam pagi.
Aku sudah telat sholat subuh, eh apa aku harus mandi wajib, tapi aku kan tidak mengeluarkan mani, ah mandi sajalah,
iiiiihhhhh.... Wina membayangkan dan menatap tangannya sendiri, ia geli sendiri, karena belum pernah memegang sesuatu seperti itu, batin Wina
Wina pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi dan setelah itu ia sholat subuh lalu berjalan keluar mengeringkan rambutnya agar suaranya tidak kedengaran oleh Fabian
wina pun ke dapur membantu bunda untuk sarapan,
"Loh kamu udah bangun?" tanya bunda dan Melihat rambut Wina setengah kering ia tersenyum.
"kenapa Bun?" tanya Wina heran melihat bunda nya tersenyum begitu.
"hmm, tidak ada, bunda hanya senang kalau melihat rumah tangga kalian harmonis dan semoga punya cepat momongan, ya!" ucap Farida.
Wina pun mengerti apa yang dikatakan bundanya, tapi ia diam dan tak menanggapi, karena tidak mungkin juga Wina menceritakan sikap Fabian kepada-nya.
"bunda, kita masak apa nanti, aku ingin kepantai bersama bunda dan mahes, kita berlibur sejenak,"ucap Wina.
"apa nak bian, mau? kamu tidak memaksakan kan?" tanya Wina kembali.
"aku tidak memaksa nya, kemarin aku mengatakan kannya dan ia setuju" balas Wina.
"ya sudah.."ucap ibu lalu memulai memasak makanan untuk sarapan.
"bunda, bunda saja yang masak ya aku beres rumah, ucap Wina cengengesan.
"hmmm dasarrr! " Balas Farida melihat tingkah putrinya yang selalu malas masak.
Bukannya membereskan rumah Wina menuju kamar adiknya, apalagi rencananya kalau tidak membuat huru hara di pagi hari
srekkkkk
bangun bangun sudah siang! Ujar Wina membuka jendela mahes
mendengar suara cempreng kakaknya, mahes melihat jam masih jam setengah tujuh, dan ia tidur lagi dan menarik selimutnya.
Melihat adiknya mengabaikan nya Wina menarik selimut adiknya,
"apa sih kak, aku udah sholat juga, lagian ini Minggu kak, Minggu! Aku masih ngantuk, ah!"
ujar Mahesa dan menarik selimutnya kembali.
"justru nggak boleh setelah habis salat subuh itu tidur, udah ayo bangun kita mau pergi ke pantai!" ajak Wina.
Spontan Mahesa membuka matanya,
"pagi ini kak? Tanya Mahesa.
"iya, semakin cepat kita siap, semakin cepat kita berangkat nya! Ayo kakak mau bereskan rumah kamu sapu halaman,"titah wina.
Mahes pun dengan semangat mencuci muka dan menyapu halaman mereka, Wina membereskan rumah nya.
Fabian mendengar ribut ribut pun ia membuka Matanya perlahan, dan melihat sekeliling lalu menyingkap kan selimutnya, tapi ia melihat celana terbuka, ia teringat semalam.
"ahhhh... Apa yang aku lakukan semalam, sangat memalukan! Tapi.. Dia kan istriku, harusnya aku meminta lebih! Aku tidak bisa terus-terusan menahannya"gumam Fabian
Fabian bergegas mencuci muka dan menggosok gigi nya lalu keluar,
Ia melihat di dapur Bu Farida sedang memasak dan Bu Farida menyadari kedatangan menantu.
"sudah bangun nak? Tunggu sebentar ya kalau mau sarapan,"ujar Farida.
"ah tidak Bun," ujarnya tapi matanya seperti mencari sesuatu.
Bu Farida menyadari nya dan memberi air putih hangat kepada bian, bian pun mengambil nya dan meminumnya.
"apa mau teh atau kopi?" tanya Farida
"Ah.. Hmmm terserah saja Bun," jawab fabian
"Wina di depan, ia sudah membereskan rumah," ujar Farida melihat ada pertanyaan di wajah bian.
"ah, iya, aku pikir ia membantu bunda memasak," ucapnya kemudian.
"maaf ya nak, Wina jarang memasak, karena Wina itu sibuk kerja sambil kuliah, jadi ibu juga jarang menyuruh nya,tapi nanti dia akan lambat laun akan menyadari,"ucap Farida
"saya tidak memaksa kok, lagian Wina juga sering masak dirumah",ujar bian
"benarkah? Apa masakannya bisa dimakan? Tanya bunda heran.
"hmmm lumayan Bun, ujar Fabian getir, hanya nasi goreng yang pernah ia makan masakan istrinya.
"syukurlah ia mau berubah, ucap Farida
"yasudah saya biar kedepan Bun," ujar Fabian
"ya, biar bunda yang antarkan tehnya,"ucap bunda kemudian.
"tidak usah Bun, biar istriku saja, ucapnya sambil meninggalkan bunda didapur.
Mendengar kata istri ntah kenapa membuat Farida senang.
Fabian melihat Mahesa yang menyapu halaman dan Wina menyiram bunga.
"kak, kakak kapan hamil? Kok aku pengen punya keponakan ya, apalagi aku lihat Abang ipar tampan, pasti anaknya cantik dan ganteng" ucap Mahesa sambil menyapu.
"apaan sih, tanya begituan gak sopan?" ucap Wina.
"nggak sopan gimana nya Kak? orang tuh lihat anak Bu Maryanti udah hamil kemarin dia posting SW dan aku lihat apa itu Kak namanya alat itu, alat untuk tes kehamilan, ah itulah pokoknya aku lihat kayak gitu,!" ujar Mahesa.
"udah deh, kamu gak usah banyak tanya, mendingan sapu tu yang bersih" ujar Wina malas menanggapi adiknya.
"inikan lagi dikerjakan kak! Kak,Abang ipar belum bangun, buatin teh dong atau kopi jadi ntar ia bangun ia melihat istrinya perhatian" ujar Mahesa.
"belum, dia masih mimpi, udah deh jangan sok ngajarin!" ujar Wina sebal sambil menyiram bunga.
"bukan ngabarin, aku lihat bunda dulu gitu, Kakak ini! Ucap Mahesa.
"iya ntar kalau bangun, aku buatkan teh! Ucap Wina
"aturannya di tanya gini, suami ku mau minum apa, teh atau kopi sebelum sarapan?" ajarin Mahesa kepada kakaknya.
"Ish, aku kok jijik dengar kalimat kamu itu! Ucap wina
"kakak, harus gitu, lagian diluar sana banyak yang ngincar suami kakak," ceramah mahes.
"ngincar! emang buron!" jawab wina
"emang benar loh kak, jangan sampe kakak menyesal!" balas Mahesa kembali
"iya, iya nanti ku tanyain, suamiku mau minum apa? Gitukan!" Ucap Wina dengan nada lembut.
Dan membuat Mahesa tertawa, tu bang Fabian ujarnya, karena memang Fabian di belakang melihat mereka.
Wina yang melihat itu, terkejut dan Mahesa melihat wajah kakaknya, ketawanya semakin kuat.
Wina membalikkan badannya dan benar ada Fabian disana, wajah mereka berdua bersemu merah, apalagi mengingat kejadian semalam.
Lama saling tatap, akhirnya mahes menyadarkan mereka.
"udah kek film India, tatap-tatapan, tawarin dong kak!" ujarnya...
"oh.. Iya, a.. A kamu mau teh atau kopi? Ucap Wina gugup".
"hmm kopi saja", ucap Fabian yang ikutan gugup.
Wina meletakkan penyiraman bunga tersebut dan masuk kerumah dengan berjalan cepat.
Fabian duduk, dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Mahes menyadari ada yang aneh dengan kakak dan Abang ipar nya pun mendekati nya, ntah kenapa sekarang mahes tidak takut dengan Fabian lagi, ia merasa Abang ipar nya ini baik.
"bang, abang baik baik saja kan? " Tanya Mahesa memastikan.
"ah iya, baik kok mahes" .. balas Fabian.
...----------------...
semangat lanjutkan 💪