Plakk
suara tamparan terdengar menggema di ruangan tersebut.
"Amelia"
"Diamm"
Teriak wanita dengan nama Amelia itu ketika melihat suaminya ingin membela adiknya.
"Ini urusan antara kakak dan adiknya, dan kau tidak berhak untuk ikut campur"
Amelia menunjuk wajah pria itu, menatapnya dengan dingin, tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya seperti dulu, kini tatapan itu hanya memancarkan sakit, kecewa, dan benci yang menjadi satu.
"Kakak"
"Jangan panggil aku Kakk"
Amelia kembali berteriak dengan keras, wanita itu seolah kehilangan kendalinya.
"Kau ingat? dengan tangan ini aku membesarkanmu, membesarkan adikku dengan penuh cinta dan air mata"
Amelia menatap kedua tangannya dengan berkaca kaca.
"Tapi siapa sangka jika selama ini yang ku anggap adik ternyata seekor landak yang menusuk orang yang memeluknya"
Pandangannya kembali jatuh pada Liliana adiknya.
"Kau adik yang ku besarkan dengan segala perjuanganku, ternyata menusukku tanpa ampun"
"Kau bermain dengan suamiku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wedding
Dan semenjak hari itu, Amelia dan Liliana tinggal di rumah milik keluarga besar Noah Aubrey.
Keluarga Aubrey merupakan salah satu keluarga terpandang dengan perusahaan yang bergerak di bidang properti. Dan saat ini Felix tengah berusaha membangun beberapa cabang perusahaannya di canada maupun beberapa di daerah di Indonesia.
Dan beberapa waktu menuju pernikahan Amelia dan Noah semua orang di buat sibuk dengan mengurus berbagai persiapan. Baik itu untuk gaun yang akan di kenakan oleh Amelia, pakaian untuk anggota keluarga, hingga ada banyak lagi.
Beberapa hari sebelumnya, Amelia sempat pergi ke cafe milik mama Riana, selain untuk bertemu mama Riana dan Reyhan dia juga ingin mengundang mereka untuk datang ke acara pernikahannya dengan Noah.
Namun pada hari itu Amelia tidak mendapatkan keberadaan Reyhan, padahal dia sudah memberi pesan pada pria itu jika dirinya akan datang.
Namun mama Riana menjelaskan jika Reyhan sedang memiliki beberapa urusan penting di kampusnya beberapa hari ini.
"tante akan datang, dan jika Reyhan tidak sibuk tante akan mengajaknya"
Jawab Mama Riana kala itu.
Hingga dimana hari esok adalah hari pernikahan Amelia.
Gadis itu tampak berdiri di balkon dengan pandangannya tertuju ke arah taman.
Tidak ada yang tau apa yang saat ini di pikirkan gadis itu, Namun yang pasti kegelisahan melandanya.
Ada banyak ketakutan ketakutan di dalam hidupnya.
Tiba tiba suara terdengar dari arah belakang.
"Kamu di sini? Kamu belum meminum susu mu"
Suara Noah cukup mengejutkan gadis itu, dia kemudian berjalan mendekati Amelia.
Noah menatap gadis itu dengan dalam, dia bisa merasakan jika gadis itu sedikit gelisah dalam beberapa waktu ini.
"Aku akan meminumnya nanti"
Jawab Amelia dengan senyum manis di bibirnya.
"Apa kau keberatan dengan pernikahan ini Amelia? Kita bisa menghentikannya jika kau belum siap"
Ucap Noah yang menatap mata Amelia dengan dalam, tidak peduli bagaimana gadis itu menyembunyikan keresahannya dia jelas bisa merasakannya.
Baginya menikah dengan Amelia adalah kebahagiaan yang luar biasa baginya, tapi dia juga tidak akan tega jika Amelia merasa tidak nyaman dengan pernikahan mereka.
Dan di detik itu juga tangis Amelia pecah.
Dia mendudukkan dirinya di lantai, Gadis itu berusaha menekan dada dadanya yang terasa sesak luar biasa.
Hik hiks hikss
Noah bergerak memeluk tubuh gadis itu yang gemetar karna tangisnya yang tidak terkendali.
"Menangislah jika itu membuatmu tenang"
Bisik Noah di telinga gadis itu.
Amelia benar benar menangis sejadi jadinya, menumpahkan air matanya yang sejak dulu dia tahan.
"Noah aku takut, Takut jika pernikahan ini berakhir sama seperti pernikahan kedua orang tuaku, Ayahku melakukan kekerasan dan ibuku pergi bersama selingkuhannya"
Pernikahan kedua orang tuanya menjadi sesuatu yang membuat Amelia benar benar mengalami ketakutan yang luar biasa untuk menjalin sebuah hubungan, apa lagi pernikahan, itu terlalu sakral menurutnya.
"Noah, mungkin aku tidak mencintaimu, tapi aku akan berusaha untuk itu"
Ucap gadis itu, Jujur meskipun Noah adalah pria yang baik selama dia mengenal pria itu, tapi benih benih cinta itu belum muncul dalam hatinya.
Namun saat Noah mengucapkan ijab kabulnya besok, Amelia berjanji akan memberikan yang terbaik untuk pria itu.
"Hanya bagaimana jika suatu saat kau bukan menjadi teman hidupku hingga tua, melainkan menjadi pengalaman hidupku agar membuatku semakin kuat"
Amelia benar benar terbelenggu dalam rasa takutnya yang luar biasa.
Lelehan bening itu kembali mengucur dengan begitu derasnya.
Noah mendengar setiap ucapan gadis itu dengan baik, dia tidak menyangka jika sosok gadis yang selalu tersenyum dan berkata baik baik saja adalah gadis yang berusaha sekuat tenaga menutupi lukanya dengan senyum terbaik miliknya.
"Di masa lalu mungkin aku telah membuat banyak kesalahan, Aku tidak akan berjanji untuk menjadi pria yang baik, tapi aku akan mengusahakan menjadi suami yang tidak akan menyakitimu"
Noah berkata dengan sungguh sungguh, Kemudian memeluk tubuh mungil itu dengan cukup erat.
Mereka diam dalam waktu yang lama, hingga Noah merenggangkan pelukannya setelah mengetahui jika gadis itu tertidur.
Noah kemudian menggendong tubuh Amelia ala bridal style, meletakkan tubuh gadis itu secara perlahan di tempat tidur.
Noah menatap wajah Amelia yang terlihat begitu damai saat tertidur.
"Kau menutupi lukamu dengan baik, Amelia"
Gumam Noah yang mengelus pipi Amelia dengan gerakan lembut.
****************
Keesokan harinya dimana hari ini adalah hari pernikahan Amelia dan Noah, keluarga besar dari pihak Noah terlihat hadir memeriahkan acara pernikahan itu.
Mereka seolah tidak peduli dengan asal usul Amelia, bagi mereka jika gadis itu baik dan cantik itu sudah cukup bagi mereka, untuk kekayaan? Mereka sudah cukup kaya.
Setelah mengucapkan ijab kabul, terlihat sepasang pengantin itu sibuk menyambut para tamu.
Liliana menatap kakaknya dengan penuh kebahagiaan. Dia merasa bahagia melihat kakaknya di perlakukan dengan baik oleh keluarga besar kakak iparnya tanpa peduli asal mereka.
Di tengah rasa bahagia yang menyelimuti hari itu, Amelia tampak mencari sosok yang cukup berarti di hidupnya.
Reyhan? Pria itu belum datang begitupula dengan mama Riana, sedangkan sisil dan nisa sudah datang sejak tadi.
"Kakak menunggu kak Reyhan?"
Itu adalah suara Liliana yang berbisik ke arah Amelia.
"Ya, Ku harap dia datang di pernikahanku, atau mungkin dia sangat sibuk"
Jawab gadis itu yang berusaha mengembangkan senyumnya.
"Kakak lihat siapa yang datang"
Ucap Liliana yang menunjuk ke arah pintu, dimana Reyhan berdiri dengan gaya cool nya, pria itu datang bersama mama Riana yang menggandeng lengan putra tampannya dan berjalan menghampiri sang pengantin.
Amelia mengembangkan senyumnya, ada perasaan aneh yang menjalar di dalam hatinya namun dia tidak bisa menjelaskannya.
"Selamat atas pernikahanmu, nak"
Mama Riana berkata dengan senyum tulus pada gadis itu, kemudian memeluknya dengan hangat.
"Terima kasih Tante"
Mama Riana kemudian bergeser ke arah Noah, pria yang kini telah menjadi suami dari sahabat putranya.
"Selamat atas pernikahan kalian, Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian berdua"
Noah melebarkan senyumnya.
"Terima kasih nyonya"
Mama Riana menganggukkan kepalanya kemudian menjauh dari pengantin.
Kini giliran Reyhan yang mendekati Amelia, dia menatap gadis yang sudah menjadi sahabatnya bertahun tahun lamanya, gadis yang biasanya tanpa polesan makeup, kini begitu cantik menggunakan riasan tipis dengan gaun yang begitu indah sebagai pelengkap kecantikannya.
"Selamat atas pernikahanmu, Amelia"
Ucap Reyhan dengan senyum tipis di bibirnya.
Amelia tampak membisu dia tidak tau harus merespon bagaimana pada saat itu. Rasanya mulutnya terlalu kaku untuk berbicara.
"Boleh aku memelukmu?"
Amelia menganggukkan kepalanya.
Dan detik itu juga, kini tubuh gadis itu berada dalam dekapan tubuh kekar Reyhan.
Amelia berusaha menahan air matanya yang terasa ingin tumpah, rasa di hatinya benar benar seolah mencekiknya, dia memeluk tubuh Reyhan dengan erat. sedangkan di sisi lainnya Reyhan mencium aroma tubuh gadis itu, Aroma vanila yang terasa manis di Indra penciumannya, mungkin dia akan merindukan aroma ini beberapa waktu kedepan.
Noah yang melihat itu merasa sedikit terganggu namun mengingat jika hari ini hari pernikahan mereka, dan mengingat jika pria itu adalah sahabat Amelia, maka dia akan membiarkannya untuk kali ini.