Sebuah pengkhianatan seorang suami, dan balas dendam seorang istri tersakiti. Perselingkuhan sang suami serta cinta yang belum selesai di masa lalu datang bersamaan dalam hidup Gladis.
Balas dendam adalah jalan Gladis ambil di bandingkan perceraian. Lantas, balas dendam seperti apa yang akan di lakukan oleh Gladis? Yuk di baca langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu benar-benar
"Tapi aku sangat merindukanmu, mas. Aku tidak bisa diam dan menunggumu memberi kabar. Kamu tahu, aku sangat membutuhkanmu saat ini. Aku ingin kamu berada di sampingku, aku takut mas Rio datang kesini, mas." Amelia berkata dengan sendu. Wanita yang sebentar lagi akan menjanda itu, memang tidak pernah kehabisan akal untuk membuat Evan merasa kasihan kepada dirinya. Tidak perduli Evan sudah menikah dan memiliki seorang putri, wanita itu tetap mengejar Evan.
Dari awalnya kasihan, namun lama kelamaan tumbuh setitik perasaan, setitik demi setitik perasaan itu malah bertambah besar. Di tambah lagi, mereka berdua sering bertemu tanpa sepengetahuan Gladis, tentu saja waktu itu di gunakan dengan sebaik-baiknya oleh Amelia untuk membuat Evan semakin perduli dan mencintainya.
Cerita demi cerita menyedihkan, Amelia ungkapkan kepada Evan, dari yang dia di pukuli, di khianati, lalu dia yang hampir di jual oleh suaminya, semuanya ia ceritakan pada Evan. Air mata selalu mengiringi setiap kata yang terlontar dari mulutnya, membuat Evan merasa sangat kasihan juga menimbulkan benih cinta dalam diri laki-laki itu. Membuat Evan ingin melindungi wanita itu dari pria brengsek seperti Rio.
Setiap kali bertemu, Amelia akan mengenakan mini dress se atas lutut dengan belahan dada yang rendah. Sehingga menampakan dua gundukan besar miliknya. Bukan tanpa alasan Amelia memakai pakaian seperti itu, tetapi ia memang sengaja ingin menggoda Evan, agar laki-laki itu tergoda dengan tubuhnya yang seksi dan berisi. Dengan begitu, dia bisa melampiaskan hasratnya yang sudah lama terkubur dan belum mendapat pelampiasan sama sekali.
Ya, semenjak suaminya berkhianat beberapa bulan yang lalu, Amelia memang sudah tidak pernah lagi di sentuh oleh suaminya. Jadi wajar saja bukan, jika dia butuh pelampiasan seksnya? Dan pertemuan dirinya dengan Evan dua bulan yang lalu, adalah sebuah anugerah bagi Amelia. Ya meskipun laki-laki ini sudah memiliki seorang istri, namun Amelia sama sekali tidak perduli.
Lagi, Evan menghembuskan nafasnya, ia lantas duduk di sisi ranjang, menatap langit-langit kamarnya. "Nanti mas akan datang kesana. Jadi, untuk sekarang, sebelum mas beri kabar, kamu jangan mengirimkan mas pesan, ya. Mas takut Gladis akan mengetahuinya. Mengerti ya." Ucap Evan lembut. Tentu saja laki-laki ini tidak ingin istrinya mengetahui hubungannya dengan Amelia. Dia masih sangat mencintai istrinya. Namun, dia juga mencintai Amelia yang menurut Evan sangat menyedihkan.
"Emm baiklah, aku tunggu ya, mas. Pokoknya besok kamu harus datang kesini. Nanti aku kasih kamu service memuaskan deh." Goda Amelia dengan suaranya yang manja dan mendesah, membuat Evan merasa sedikit terangsang. Amelia memang selalu berbicara seperti itu, ia sudah tidak tahan ingin di sentuh oleh Evan. Namun, sampai saat ini pun Evan masih belum menyentuhnya.
"Jangan menggoda mas, mas tidak mau melakukan itu. Atau mas akan merasa sangat bersalah sama istri mas." Kata Evan dengan nada bicaranya yang mulai berat. Selama tiga minggu berhubungan dengan Amelia, dia memang belum pernah melakukan hal di luar batasnya, sekalipun Amelia selalu menggodanya dengan pakaian minim, tetapi Evan masih bisa mengendalikan dirinya.
"Hmmm, yakin tidak mau? Enak loh mas servicenya aku. Aku yakin, kamu pasti akan ketagihan nanti. Kita coba yuk, nanti." Amelia terus menggoda Evan dengan ucapannya yang vulgar, bahkan kadang wanita itu mendesah, membuat Evan kembali terangsang.
"Cukup Amelia. Jangan bicara seperti itu lagi... "
"Kenapa, mas? Mas terangsang ya? Aaah aku ingin melakukannya gimana dong? Nanti aku kirimkan gambar telanjang aku ya, kamu lihat aku baik-baik, kamu pasti akan sangat-sangat menginginkanku." Ucap Amelia memotong ucapan Evan yang belum selesai. Sungguh, wanita ini benar-benar tidak kehabisan akal untuk mendapatkan apa yang dia inginkan dari Evan.
"Jangan becanda, Amelia. Mas..."
"Aku serius loh, mas. Kenapa mas bilang becanda? Mas tahu, selama beberapa bulan ini, tubuhku tidak pernah di sentuh lagi oleh Rio. Ah lagian kalau pun Rio ingin menyentuh tubuhku, aku sudah tidak sudi lagi. Jangankan menyentuhku, bertemu dengan dia saja, aku tidak mau, kecuali saat kita di pengadilan nanti." Jelas Amelia yang kembali memotong ucapan Evan.
"Mas, besok kita nginap di hotel, yuk. Kamu kasih alasan ke istrimu, apa gitu, biar kita puas berduaan." Kata Amelia lagi dengan nada bicaranya yang terdengar memohon. Wanita ini benar-benar tidak tahu malu, dia ingin mendapatkan sentuhan dari suami orang. Padahal, dia adalah korban pengkhianatan suaminya, seharusnya dia tahu bagaimana rasanya di khianati oleh pasangannya sendiri. Itu pasti akan terasa sangat menyakitkan.
"Tidak bisa, Amelia. Mas tidak mungkin menginap di hotel bersamamu. Selama ini, mas tidak pernah tidur di luar, sekalipun mas harus lembur kerja, mas tetap akan pulang ke rumah. Jadi, lebih baik kita hanya bertemu saja, tidak perlu sampai menginap di hotel, ok." Ucap Evan membuat Amelia merasa sedikit kecewa.
"Kalau begitu mas tutup dulu telponnya, ya. Kamu istirahatlah, jangan lupa untuk makan dan jaga kesehatanmu, mengerti." Sambung Evan lagi dengan nada bicaranya yang masih sama, lembut.
"Mas, jangan di tutup dulu, ih. Aku masih kangen tahu." Rengek Amelia dengan manja. "Gimana kalau kita video call aja. Aku.... "
"Tidak Amelia. Lebih baik aku tutup dulu telponnya. Sampai bertemu besok." Telak Evan dengan tegas. Setelah itu, Evan pun langsung memutuskan sambungannya tanpa menunggu jawaban dari Amelia.
Evan menghembuskan nafasnya kasar, sesuatu di bawah sana sudah berdiri sejak Amelia berkata vulgar tadi. Dia butuh pelampiasan untuk menenangkan belalainya yang panjang nan besar itu. "Amelia.... Kamu benar-benar sudah membangunkan milikku. Aaarghhh, aku harus menenangkannya sekarang juga." Batin Evan seraya beranjak dari sisi ranjang itu. Ia berniat untuk meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Namun, urung ketika ia mendapat sebuah pesan yang di kirimkan oleh Amelia. Bukan hanya pesan saja, tetapi Amelia mengirimkan sebuah photo dirinya yang hanya mengenakan bra dengan celana dalamnya saja.
"Oh sial! Dia benar-benar mengirimkan photonya. Meskipun bukan photo telanjang, tapi ini sudah membuatku semakin sesak." Gumam Evan sembari memperhatikan photo Amelia dengan lekat.
Badannya putih mulus, dua gundukan yang cukup besar terhalang oleh bra berwarna merah, juga kain segita yang menutupi area sensitif Amelia, membuat Evan benar-benar menegang sempurna.
"Amelia.... Kamu benar-benar.... "
"Mas, kamu sedang apa? Kenapa kamu menatap ponselmu seperti itu?" Suara seorang wanita yang begitu Evan kenal, terdengar di telinganya. Jantung Evan serasa mau lepas dari tubuhnya, tangannya bergetar, menggenggam ponsel yang kini masih menampilkan photo tubuh seksi Amelia.
Tidak mendapat jawaban dari sang suami, Gladis pun lantas berjalan menghampiri sang suami, ia begitu penasaran dengan apa yang di lihat oleh suaminya, sehingga membuat sang suami diam dengan penuh ketegangan.
Gladis juga melirik ke arah bawah suaminya, ia terkejut ketika ia melihat sesuatu menyembul dari balik celana suaminya itu. Pikiran Gladis mulai buruk, ia sangat yakin, jika sang suami sedang melihat sesuatu yang mampu membangkitkan pusakanya.
Rasa sakit, tiba-tiba saja menjalar di hati Gladis, jantungnya berdegup cepat, nafasnya memburu tak beraturan. Langkah kaki Gladis semakin cepat, ingin segera melihat apa yang ada di dalam ponsel suaminya itu.
makasih Thor🙏💪