Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Hukuman sudah selesai, kini Zanna, Elenio dan Alfino berjalan bersama menuju kelas mereka. Zanna memandang punggung Alfino dengan pikiran berkecamuk. Ingin sekali dia mengajak ngobrol cowo itu, tapi rasanya terlalu canggung.
Elenio di samping Zanna, menatap penasaran cewe itu yang begitu intens menatap punggung cowo di depannya.
"kenapa ni cewe?" batin Elenio
Elenio sedikit maju, dia menepuk bahu Alfino sekilas, membuat sang empu menoleh
"Kenapa?" tanya Alfino penasaran
Elenio tersenyum akrab. "Siapa nama lo? Bisa-bisanya kita sekelas tapi gak saling kenal," candanya
Alfino terkekeh mendengarnya, sampai Zanna dibuat terpana melihatnya. "Eummm ternyata gue cukup acuh juga di kelas. Kenalin, Alfino," ucap Alfino menyodorkan tangannya
Kini ganti Elenio yang terkekeh, dia menyambut uluran tangan itu. "Elenio, salam kenal," balasnya
Alfino mengangguk. "Udah tau sih sebenernya, tapi salam kenal juga," ucapnya sembari menyunggingkan senyuman
Elenio tersenyum sembari sedikit membuang muka, lalu dia menatap Alfino kembali. "it's oke, lo gak seacuh itu ternyata, haha," balasnya diakhiri tawa kecil
Alfino terkekeh sembari melepas genggaman tangan mereka. "Dan lo cukup asik juga ternyata,"
Elenio mengangguk saja dengan senyuman yang juga belum luntur. "Udah ada guru masuk?" tanyanya mencari topik, padahal dia agak bodo amat mau ada guru apa engga. Syukur-syukur jamkos.
"Ada tadi," jawab Alfino
Elenio mengernyit. "Kalau ada guru, kok bisa lo yang ngawasin kita?"
Alfino tampak berfikir. "Tadi gue dari koperasi pas-pasan sama Pak Bayu, terus dia nyuruh gue ngawasin kalian, nah kebetulan guru yang mau masuk ke kelas kita lewat gitu, jadi ya sekalian diizinin," jelasnya panjang lebar
Elenio mengangguk-angguk mengerti, dia menatap Alfino. "Kalau gitu, ini udah habis 1 jam pelajaran, 'kan? Nanggung banget gak sih tinggal satu jam pelajaran lagi ganti guru," ucapnya
Alfino sontak menatap Elenio dengan mata memicing. "Lo gak bisa bolos ya, gue awasin," peringkatnya
Elenio sontak terkekeh. "Ah, gak asik lo!" candanya
"Lagian masih murid baru," ucap Alfino
"Oh, kalau udah agak lama gak papa dong?" ledek Elenio
Alfino terkekeh sembari menggeleng kecil. "Boleh kalau lo mau berurusan sama OSIS," balasnya menatap Elenio menantang
Sontak Elenio tertawa. "Hahaha! Boleh juga lo!" balasnya
Zanna yang merasa perkataan Elenio makin merembet tidak jelas, sontak menyenggol lengannya pelan, memperingati.
Elenio yang merasa menoleh, mendapati Zanna yang sedikit melotot ke arahnya. Bukannya mengerti, Elenio malah merasa gemas melihat mata belo itu yang cukup lucu.
Dia pun merangkul bahu Zanna dengan tersenyum lebar.
"Duh, maaf ya Zanna gue cuekin dari tadi. Lo mau makan apa? Entar gue beliin deh!" rayu Elenio yang membuat Zanna semakin melotot sampai Elenio tidak sanggup menahan kekehannya merasa gemas
Alfino menatap keduanya dengan penasaran. "Kalian?" tanyanya
Zanna dan Elenio sontak menoleh. Elenio yang hendak menjawab, langsung diserobot Zanna
"Kita-
"SEPUPU!" teriak Zanna membuat Elenio dan Alfino agak kaget, "ya sepupu, kita sepupu," lanjut Zanna agak kikuk. "Bisa-bisanya gue langsung teriak tadi," batinnya
Tersadar dari kekagetannya, Alfino tersenyum kecil. "Oh gitu yaaa," balasnya
"Iya," balas Zanna masih merasa kikuk
Lain dengan Alfino yang tampak tak mempermasalahkan teriakan Zanna, Elenio malah menatap cewe itu aneh.
"Emang dia pikir gue mau jawab apa? Panik banget kayanya," batin Elenio penasaran.