Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebahagiaan Revina
Hari-hari begitu cepat berlalu. Tak terasa sudah satu minggu Revina berhenti bekerja dan hanya duduk di rumah. Mengerjakan pekerjaan rumah.
Revina mulai berpikir tentang masa depannya. Apakah dia akan mencari pekerjaan lain atau ia akan membuka usaha seperti yang ia impikan sejak lama. Jika untuk kembali ke perusahaan papanya rasanya Revina sudah malas. Lalu bagai mana dengan Felix ? apa selamanya ia akan hidup bersama pria itu. Bahkan setelah enam bulan menikah, hubungannya dengan Felix masih begitu-begitu saja. Tidak ada perkembangan.
Di tengah lamunannya, Revina dikejutkan dengan suara dering dari ponselnya. Ternyata Felix yang menelpon.
"Ada apa ?" tanya Revina.
"Hari ini tidak usah masak. Aku mau mengajak mu makan malam di luar." ucap Felix.
"Hari ini bukan tanggal gajian mu." balas Revina yang memegang mengetahui tanggal gajian Felix. Biasanya Felix akan mengajak Revina makan di luar hanya pada hari gajiannya.
"Benar. Nanti akan aku ceritakan." ucap Felix sebelum memutuskan panggilan teleponnya.
Menjelang sore, selesai mandi Revina memilih pakaian yang akan di kenakan nya. Revina telah mencoba beberapa potong pakaian, tapi sepertinya tidak ada yang sesuai untuknya. Ia kembali mengobrak abrik lemari mencari pakaian yang cocok.
"Astaga, ada apa dengan ku." Revina memegang kepalanya yang tidak pusing.
Semua pakaian sudah ia coba, tapi kenapa tidak ada yang bagus untuknya. Revina ingin tampil sempurna di depan Felix. Sebab itu lah ia mencari pakaian yang bagus.
Karena sibuk memilih pakaian, Revina tidak menyadari jika sejak tadi Felix memperhatikannya yang tengah bingung.
"Astaga, Felix !" Revina terkejut ketika memutar tubuhnya melihat Felix yang sedang bersandar di pintu kamar.
"Sejak kapan kau di sana ?" tanya Revina sambil memasukkan kembali pakaiannya ke dalam lemari.
"Sejak kau membongkar seluruh isi lemari mu." jawab Felix sambil berjalan masuk ke kamar. Meletakkan kunci mobil di nakas.
"Pakai ini saja." Felix mengambil sebuah dress berwarna peach dan memberikannya kepada Revina. Kemudian dia pergi keluar kamar untuk mandi.
Saat ini Felix dan Revina sedang menikmati makanan malam di sebuah restoran yang berada di tepi pantai. Hembusan angin sepoi-sepoi menjelang malam. Juga cahaya jingga yang ditimbulkan dari mata hari terbenam menambah indah pemandangan di sana.
"Katanya tadi kau mau bercerita. Cerita apa ?" tanya Revina di sela-sela menikmati makanannya.
"Aku naik jabatan hari ini dan juga mendapatkan bonus dari perusahaan." jawab Felix.
"Benarkah ?" Revina terkejut dan turut merasa bahagia atas pencapaian Felix.
Melihat Revina yang begitu bahagia membuat perasaan Felix menghangat. Hanya begini saja sudah membuat istrinya itu senang. Padahal ini bukanlah apa-apa baginya. Felix bahkan pernah mengakuisisi sebuah perusahaan dan memenangkan tender proyek miliaran dolar saat ia memimpin perusahaan keluarganya di luar negeri.
Felix mengangguk membenarkan perkataanya.
"Kau senang ?" tanya Felix.
"Tentu saja." Revina langsung menjawab.
"Kenapa ?" Felix menatap wajah Revina.
Revina langsung menghentikan makannya mendengar pertanyaan Felix. Iya, kenapa aku jadi senang ya ? Revina bertanya dalam hatinya.
"Kenapa, hmm ?" Felix mengulangi pertanyaannya sambil menatap istrinya dengan tatapan berbeda.
"Em, senang saja. Biasanya aku juga gitu jika teman ku naik jabatan." jawab Revina jadi salah tingkah.
"Tapi aku bukan teman mu." balas Felix.
"Iya. Aku tau itu." jawab Revina sambil menunduk.
"Ini untuk mu." Felix mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah kotak kecil berwarna biru.
"Apa ini ?" Revina terkejut karena ini kali pertama Felix memberikan sesuatu untuknya.
Felix tidak menjawab pertanyaan Revina. Ia membuka kotak itu, mengambil sebuah cincin di dalamnya. Felix meraih tangan Revina yang berada di atas meja. Kemudian memakaikan cincin itu di jari manis istrinya. Felix memberanikan diri untuk mengecup tangan Revina. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
"Terima kasih sudah jadi penyemangat ku." ucap Felix masih menggenggam tangan Revina.
Melihat Revina yang begitu bekerja keras meskipun di perusahaan papanya sendiri, hanya untuk mewujudkan impiannya memiliki usaha sendiri. Padahal bisa saja Revina meminta modal usaha dari orang tuanya. Menjadi sebuah inspirasi. Itu lah yang mendorong Felix untuk lebih giat bekerja.
Sebelumnya Felix memang pernah memimpin perusahaan besar milik orang tuanya. Tapi Felix hanya meneruskan, tanpa bekerja keras untuk membangunnya dari awal.
Revina bersemu malu mendapat perlakuan manis dari Felix. Sebelumnya baik Felix maupun mantan kekasihnya tidak pernah melakukan hal romantis semacam ini.
