NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Mommy

Istri Pilihan Mommy

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Menikah Karena Anak
Popularitas:11M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

#TURUN RANJANG

Tiga tahun pasca sang istri meregang nyawa saat melahirkan putranya, Zeshan tetap betah menduda dan membulatkan tekad untuk merawat Nadeo sendirian tanpa berpikir sedikitpun untuk menikah lagi.

Namun, hal itu seketika berubah setelah Mommy-nya datang dan berusaha meluluhkan hati Zeshan yang telah berubah sebegitu dinginnya. Berdalih demi Nadeo, Amara menjanjikan akan mencarikan wanita yang pantas untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung Nadeo.

Zeshan yang memang terlalu sibuk dan tidak punya kandidat calon istri pasrah dan iya-iya saja dengan siapapun pilihan Mommy-nya. Tanpa terduga, Mommy Amara ternyata merekrut Devanka, adik ipar Zeshan yang mengaku sudah bosan sekolah itu sebagai calon menantunya.

*****

"Ingat, kita menikah hanya demi Nadeo ... jangan berharap lebih karena aku alergi bocah bau ingus." -Zeshan Abraham

"Sama, aku juga alergi om-om bau tanah sebenarnya." - Devanka Ailenatsia

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

PLAGIAT/MALING = MASUK NERAKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 - Akan Kubuktikan

Zeshan lupa jika istrinya tidak sepeka itu, entah memang tidak atau hanya pura-pura, Zeshan juga tidak mengerti. Yang pasti, kini pria itu mengikis jarak dan dengan cara seperti ini harusnya Devanka mengerti.

"Buktikan integritasmu sebagai seorang istri," ucap Zeshan dari jarak yang begitu dekat hingga embusan napasnya seolah terasa membelai wajah Devanka.

Sementara itu, Devanka mengatupkan bibir, tak bisa dipungkiri untuk kali ini dia lumayan gugup, tangannya sampai dingin. Namun, sebagai pemimpin generasi ABD (anti baper duluan) Devanka berusaha terlihat santai dan membatasi diri agar tidak terjebak perasaan.

Sebagaimana yang dia ketahui, Zeshan adalah pria yang teramat mencintai kakaknya. Hingga maut memisahkan, Zeshan masih begitu setia dengan kesendirian. Karena itulah, Devanka menanamkan prinsip untuk tidak terlalu bermain perasaan dalam menghadapi Zeshan.

Santai, dia mengikuti permainan Zeshan bahkan tidak lari tatkala pria itu terus mengikis jarak hingga Devanka terduduk di tepian tempat tidur. Jika gadis yang lain mungkin akan panas dingin dihadapkan dengan situasi semacam ini, Devanka justru mengimbangi Zeshan dan mengalungkan tangan ke leher sang suami.

"Integritas istri yang dimana Kakak butuhkan?" Tanpa sedikitpun rasa takut, Devanka melontarkan pertanyaan yang justru mendekatkan dirinya ke dasar jurang. "Ranjang?" lanjut Devanka lagi.

Zeshan tersenyum tipis, berani juga kelinci kecilnya mematik percikan api. Tatapan keduanya terkunci untuk beberapa saat. Semakin lama seolah menunggu waktu dimana Devanka salah tingkah, sayangnya sampai akhir tidak ada tanda-tanda istrinya akan kalah.

"Kamu sadar dengan ucapanmu, Devanka?" tanya Zeshan penuh penekanan.

"Tentu saja, bukankah memang itu yang Kakak mau?" Devanka balik bertanya, kali ini caranya bicara sedikit serius, begitu juga dengan tatapan matanya.

"Tahu dari mana?"

"Otak kaum Adam biasanya tidak jauh dari sesuatu yang iya-iya kalau sudah berdua, Kakak juga pasti begitu, 'kan?" terka Devanka secara terang-terangan hingga Zeshan terkekeh pelan.

"Otakmu tidak sekosong yang kukira ternyata." Itu adalah pujian, hanya saja secara tidak langsung Zeshan sampaikan.

"Tentu saja, ada beberapa hal yang dapat dipahami orang-orang bodoh sepertiku tanpa harus belajar keras," ungkapnya dengan makna tersirat.

"Ehm contohnya?" Zeshan kembali memancing sang istri untuk terus menyelam lebih dalam.

"Ya ini, urusan ranjang."

"Berarti pacarmu juga begitu?" selidik Zeshan seketika membuat gurat wajah Devanka berubah.

"Maksudnya gimana?"

"Tidak bermaksud apa-apa, cuma tanya saja ... lama pacarannya?" Tanpa ada kecemburuan atau nada kekesalan, Zeshan bertanya begitu lembut, mana tahu yang nanti dia dengar adalah sebuah kejujuran.

"Lumayan," jawab Devanka mengangguk pelan.

"Sejauh apa hubungannya? Sampai di ranjang kah?"

Zeshan bermaksud melontarkan pertanyaan, tapi bagi Devanka kalimat itu adalah sebuah tuduhan yang membuatnya merasa perlu memberikan pembelaan.

"Kakak menuduhku tidak suci lagi?"

"Cuma tanya saja, tidak ada kalimatku yang menuduhmu, Deva," jelas Zeshan masih setia memerhatikan bibir tipis Devanka yang terus berceloteh sejak tadi.

"Tanya apaan yang begitu? Dari kalimatnya sudah jelas, Kakak meragukan kesucianku," kesal Devanka yang kini tak lagi bisa ditutup-tutupi.

Jauh sekali pikirannya, padahal sedikit saja tidak ada dugaan semacam itu yang terbesit di hati Zeshan. Kendati demikian, dia tidak akan membela diri kali ini, Zeshan justru menggunakan kesempatan untuk menjerat Devanka agar masuk ke perangkapnya.

"Sebenarnya iya, aku sedikit meragukanmu," ucap Zeshan santai yang membuat Devanka naik darah.

Devanka yang tersulut emosi dan memang paling sensitif perkara disinggung kesuciannya sejak dahulu, sontak beranjak berdiri dan balik mendorong tubuh Zeshan hingga pria itu terhempas ke tempat tidur.

Sebuah hal tak terduga yang sama sekali tidak bisa Zeshan tak percaya. Jika Devanka mungkin sempat terkejut dengan Zeshan yang mendadak menciumnya tanpa aba-aba, percayalah kali ini Zeshan lebih terkejut lagi bahkan dia bingung yang kini berada di atasnya benar Devanka atau bukan.

.

.

"Kakak butuh pembuktian, 'kan?" tanya Devanka menatap lurus Zeshan yang sejak tadi masih bergeming. "Akan kubuktikan!!"

Seolah memang sudah berpengalaman, tanpa dirayu dan Devanka buka baju dengan sedikit terburu. Tak lupa dengan dada yang kini naik turun lantaran kesal, Devanka menunduk dan melakukan hal sama seperti yang tadi Zeshan lakukan.

Memang tidak sesempurna Zeshan, hanya bermodalkan teori yang dia resapi dari drama romantis layar kaca, tapi Devanka berhasil membuat sang suami terkesan. Jantung pria itu berdegub tak karu-karuan, mustahil Zeshan tidak memberikan balasan.

Seolah lupa apa yang dia katakan di hotel kala itu, Zeshan terbakar percikan api gairah yang menuntunnya untuk berbuat lebih. Tanpa melepaskan pagutannya, Zeshan bertukar posisi dan menempatkan istrinya di bawah.

Tak begitu lama keduanya bertahan, Devanka yang memang baru pertama jelas saja kesulitan. Dia mencoba melepaskan diri dan menepuk dada Zeshan beberapa kali.

"Lidahmu masih kaku, kamu cupu, Devanka," ucap Zeshan mengusap bibir Devanka yang kini basah dengan ibu jarinya.

Mendengar hal itu, jelas saja Devanka memerah. Dia sudah begitu percaya diri unjuk gigi, nyatanya mengatur napas saja tidak mampu. Devanka yang tadinya berani menatap tajam Zeshan mengalihkan pandangan, berada di bawah kungkungan Zeshan cukup merugikan.

Sementara itu, bagi Zeshan jelas saja menguntungkan. Karena dengan posisi ini dia dapat melihat kecantikan sang istri berkali lipat. Auranya terpancar malam ini, entah karena bercampur hassrat yang tengah berkobar, atau memang karena pesona Devanka yang berhasil membuat mata Zeshan terbuka lebar.

"Kenapa berhenti?" Lama Zeshan pandangi, Devanka pikir pria itu memang berpikir untuk berhenti.

"Memang siap kalau kuteruskan?" tanya Zeshan sembari menopang tubuhnya agar Devanka tidak tersisksa.

Devanka meneguk salivanya pahit, entah salah atau benar keputusannya, tapi dia mengangguk mantap di akhir. "Katanya butuh pembuktian ... dan aku juga ingin membuktikan sesuatu yang kakak ragukan," tegas Devanka kembali mengingat tujuan awalnya.

Bukan sekadar memenuhi keinginan Zeshan yang butuh pembuktian, tapi dari dalam diri Devanka juga merasa perlu membuktikan jika dia tidak senakal yang Zeshan kira.

"Buktikan apa?" tanya Zeshan tersenyum simpul, Devanka yang kini tergerak untuk membuka kancing piyamanya tanpa diminta benar-benar membuat Zeshan seperti akan gila.

"Aku masih per4wan!!" pungkasnya sedikit meninggi sebelum kemudian menarik tubuh hingga kembali menimpa tubuhnya dan keduanya benar-benar tidak berjarak sekarang.

"Ehm kalau sampai terbukti tidak lagi bagaimana?"

"Akan kukembalikan mahar yang sudah kakak berikan, beserta uang jajan dan juga biaya pernikahan," tantang Devanka dengan wajah merah padam dan kembali meraup bibir Zeshan dengan kemampuan seadanya. "Hahaha ... gampang sekali tersulut amarah."

.

.

- To Be Continued -

1
Nuraini Nuraini
Luar biasa
74 Jameela
Luar biasa..kak Pasha pokoke suuuiiiiip👍🥰
Fenny Dhayana
aduhhh.. aku terus senyum baca nya, suami aku disamping ngeliatin terus 🤣🤣
Herlinda rafanda
klo kisah anak-anak sean dewasa udah adakah?
Elfia Yusma
part ini membuatku tertawa2 sendiri🤣🤣🤣
Reni Novitasary
nasibmu azka...
Yus Warkop
mau tanya cerita sean kembarannya zean apa judul bacaannya thor
Yus Warkop
ini di NT gak ada
Badelan
apa judul utk abimanyu thor
Desy Puspita: Belum ada kak
total 1 replies
Towiyah Aqif
Luar biasa
mom gibran
haduh azkara
mom gibran
kocak nih pak dokter😅😅😅😅
mom gibran
itu tuh yg di depan tersangkanya zeshan😀😀😀
mom gibran
astaghfirullah calon suaminya shanum
mom gibran
ampun anaknya pp zean nih kirain beneran kalem
anik purwanti
Luar biasa
Ratna Dewi
Ya ampuuuunnn...bener2 deh
Atoen Bumz Bums
mmg pasangan teRandom🤣🤣🤣🤣🤣
Atoen Bumz Bums
mamaknya kn dokter
Atoen Bumz Bums
sampe kebelet🤣🤣🤣🤣🤣😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!