Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Syarat untuk pulang
Jhon sudah tiba di salah satu Apartemen mewah yang berada di kota New York yang menjadi tempat tinggalnya selama ini. Apartemen mewah itu dikelilingi oleh jendela dari lantai hingga langit-langit. Bangunan apartemen itu seluruhnya dibuat menggunakan dengan material kaca kantilever. Dengan luas 483 m2, apartemen itu dilengkapi dengan kolam renang pribadi yang akan membuat penghuninya merasa nyaman dan tenang.
Jhon berjalan menuju sofa, kemudian ia menjatuhkan tubuhnya di iringi dengan helaan nafas beratnya. Jhon kembali teringat ucapan sang papa beberapa hari lalu yang meminta dirinya untuk segera kembali ke negara asalnya, Indonesia.
Drttt... Drtt....
Ponsel Jhon bergetar menandakan bahwa adanya panggilan masuk untuk dirinya. Dengan malas, Jhon pun merogoh benda pipih itu dari dalam saku celananya. Jhon segera menggeser tombol berwarna hijau ketika melihat nama sang papa yang terpampang di layar ponselnya.
"Ada apa, pah?" Tanya Jhon sedikit malas karena ia sangat yakin jika sang papa akan mendesaknya lagi untuk kembali ke Indonesia.
"Jhon apa kamu sudah memikirkan permintaan papa?"
"Pah, sampai kapan pun aku tidak akan pulang, aku sudah nyaman tinggal di sini. Lagian aku juga dapat menghandle semuanya di sini, pah. Jangan paksa aku untuk pulang lagi."
"Jhon, papa ini sudah tua, papa tahu kalau kamu dapat menghandle semuanya di sana. Tapi kamu tetap harus pulang, kamu Satu-satunya anak papa. Kamu harus menunjukkan dirimu di depan semua orang." Pak Calvin menghela nafas beratnya, selama ini ia sudah berusaha untuk meminta putra semata wayangnya untuk pulang, namun ia selalu saja gagal.
"Jhon kamu tahu mamamu selalu merindukanmu setiap malam? Jangan hanya karena seorang perempuan, kamu sampai tidak mau kembali dan berkumpul dengan keluargamu sendiri. Lupakan dia, Jhon. Dia bukan jodohmu." Ucap pak Calvin berharap putranya itu sadar dan kembali ke rumahnya.
"Sekarang kamu sudah bertunangan dengan Lisa, dan bulan depan kamu akan segera menikah dengan Lisa. Jadi papa harap kamu segera pulang.... " Ucapan pak Calvin tercekat di tenggorokkan.
"Menikah? Papa jangan becanda, sampai kapanpun aku tidak akan menikah dengannya, pah. Cukup dulu papa memaksaku untuk bertunangan dengannya karena penyakit mama. Tapi sekarang mama sudah sembuh, jadi tidak ada pernikahan."
"Jhon, apa kamu ingin membuat papa dan mama malu? Pernikahaan ini tidak bisa di batalkan, papa dan mama sudah membicarakannya dengan kedua orangtua Lisa. Kamu harus tetap menikah dengannya meskipun kamu tidak mau. Dan papa harap kamu segera pulang ke Indonesia untuk menggantikan jabatan papa di perusahaan." Tegas pak Calvin membuat Jhon mendengus kesal.
Jhon memikirkan cara agar pernikahannya dengan Lisa dapat di batalkan. Ia benar-benar tidak ingin menikah dengan sahabat dari kekasihnya itu. Ia sangat tidak menyukainya, meskipun Lisa memiliki wajah yang cukup cantik.
"Pah, aku akan pulang tapi dengan satu syarat." Ucap Jhon setelah ia menemukan cara untuk membatalkan pernikahannya dengan Lisa.
"Katakanlah." Jawab Pak Calvin dengan tidak sabaran.
"Aku akan pulang, tapi aku mau pernikahanku dengan Lisa di batalkan." Tegas Jhon membuat pak Calvin mendengus kesal di seberang telpon sana.
"Pernikahanmu tidak bisa di batalkan, Jhon. Kalau papa membatalkannya, papa harus bilang apa sama orangtua Lisa? Kamu tahu mereka itu sahabat mama dan papa. Jika pernikahan ini di batalkan, hubungan kami pasti akan buruk." Ucap pak Calvin berharap putranya itu mengganti persyaratannya.
"Papa tidak perlu khawatir, biar aku nanti yang berbicara sama orangtua Lisa. Yang terpenting sekarang persetujuan dari papa."
Pak Calvin terdiam sejenak, ia memikirkan persyaratan yang cukup berat dari putranya itu. Jika dirinya tidak menyetujui persyaratannya itu, Jhon pasti tidak akan kembali, namun jika dia menyetujui persyaratan itu, maka hubungan dirinya dengan sahabat lamanya akan rusak.
Bersambung.