Jalan hidup ini bagaikan roda. Kadang di atas kadang di bawah. itulah yang terjadi pada seorang wanita yang tidak muda lagi.
Namun demi buah hatinya ia berusaha bertahan. yang dipikirkan bagaimana supaya anaknya bisa sekolah dan bertahan hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husnel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setuju
Suasana yang tegang tadi pun mencair dengan kemunculan Nabil di ruangan tersebut.
"Bagaimana nak. Apakah kamu bersedia di pinang si pengelana ini.!" Tanya Pak Hendra pada anaknya yang duduk di antara dirinya dan istrinya.
Nabil melihat ayah dan juga Bundanya bergantian. Dan akhirnya mengangguk.
"HM. Ternyata anak saya menerima pinangan Tuan." Ujar Pak Hendra.
"Alhamdulillah.Terimakasih.. Kami sangat bahagia sekali mendengarnya. Sebagai tanda pinangan kami di terima. Kami memberikan seserahan yang merupakan pengikat dari kami. Dan kami juga memberikan cincin kalau. Nabil telah jadi milik anak kami Beni." Buk Tania memberikan sepasang cincin pada anaknya.
"Baiklah. Kalau begitu silahkan nak. Berdirilah." Kedua sahabat Nabil membantu Nabil untuk berdiri di tempat yang telah di sediakan. Begitu juga Ben di bantu ibunya.
Kini calon pasangan pengantin tersebut jadi pusat perhatian. Ben mengambil tangan Nabil dan memasangkan cincin Kejari gadis tersebut.
"Makasih telah menerima Abang dek." Bisik Ben saat sedang memasangkan cincin.
"HM!" Nabil pun memasangkan cincin pada Ben. Tangannya sangat dingin, Ben tersenyum melihat kegugupan gadis yang ada di depannya.
"Santai saja dek. Nggak Abang terkam sekarang juga kok." Goda Ben membuat tawa semua orang.
Karena tangan Nabil yang gemetar memasangkan cincin pada jari Ben. Akhirnya Nabil merasa lega setelah ia berhasil memasangkannya.Mereka foto bersama untuk kenang-kenangan.
Acara meminang di tutup dengan makan-makan yang telah di sediakan Tuan rumah. Dengan suasana santai. mereka saling bercanda satu sama lain.
"Oh ya Pak Hendra. Tujuan kami sudah dapat, perut kami juga sudah kenyang. Hari pun sudah malam. Jadi kami izin pamit pulang dulu." Ujar Pak Andre pamit.
"Ya silahkan Pak. Selamat jalan moga selamat sampai tujuan." Pak Hendra pun mengantar tamunya keluar.
Biasalah para tetangga tentu saja penasaran dengan adanya keramaian di rumah mereka. Karena Mei tidak semuanya di kabarkan dan diminta tolong untuk hadir ke rumahnya.
Karena, ia hanya ingin buat acara sederhana saja untuk acara anaknya. Nanti di saat pernikahan baru Mei mengundang mereka semuanya.
"Eh. Buk Mei kok diam-diam saja buat acara.?" Tanah Seorang Ibu-ibu.
Mei tersenyum ramah pada ibu tersebut "Maaf Buk..Hanya acara keluarga saja." Jawabnya santai namun mampu membuat julit itu terdiam. Karena ia bukan keluarga Mei, jadi tentu saja ia tidak di ajak.
*****
Nabil di kamarnya sedang di goda sahabatnya. " Cie calon ibu kapten." Goda Cindy sambil tertawa.
Nabil menutup mukanya." Udah Teh candanya." Ujarnya malu.
"Sepertinya Bang Ben tidak bertepuk sebelah tangan. Karena sudah ada cinta di mata gadis nya yang cuek ini." Tria memperhatikan Nabil yang malu-malu.
"Iya juga Teh... Eh rencananya kapan sih kalian nikah. Kok nggak di bahas tadi." Bingung Cindy.
"Kepo. Udah yuk istirahat, nanti kesiangan." Jawab Nabil jengkel. Karena dari tadi di goda terus.
Mereka pun akhirnya istirahat. Ben yang sudah sampai rumah. Rasanya ingin mengirim pesan pada tunangannya. Namun karena sudah larut, apalagi Nabil tidak sendirian. Jadinya ia menahan diri untuk mengirimnya besok.
Tapi ia tak tahan. ingin mendengar kabarnya. Karena tadi mereka hanya sebentar berbicara pas pasang cincin. Ben akhirnya mengirim pesan.
Ben: Selamat malam dek. Moga mimpikan Abang ya."
Nabil yang belum tidur walau matanya terpejam tapi hatinya masih berkelana ke mana-mana. Sedangkan sahabatnya sudah masuk kedalam mimpi.
Segera Nabil membalas pesan Ben dengan hati berbunga.
Nabil: HM. Malam bang."
mendapatkan balasan dari gadisnya.Ben pun akhirnya duduk menatap layar.
Ben: Belum tidur dek".
Nabil: Tadinya sudah, tapi ada pengganggu akhirnya terbangun lagi."
Ben: He.he..Maaf. ganggu adek tidur. Habis kangen."
Nabil: Gimbal."
Ben: Ha. Ha.. gombal sama calon istri kan nggak apa. Latihan. Agar nanti tidak kaku."
Nabil: Oh."
Ben: Dek. Besok kita jalan berdua yuk. Abang pengen ajak adek ke suatu tempat."
Nabil: Minta izin sama Ayah Bunda.
Ben: Itu pasti. Kalau nggak Abang nanti di gorok Ayah."
Nabil: Ha.ha.."
Percakapan melalui chat tersebut berjalan cukup lama. hingga mereka akhirnya memutuskan tidur. Dan Ben yang memutuskan. Karena Nabil besok masih kuliah pagi.