Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 Kamu Bukan Suamiku
Saat Danu memasuki ruangannya terlihat Mayang tengah menyapu lantai ruangan Danu. Tanpa menghiraukan Danu, Mayang terus dengan kegiatan bersih-bersihnya. Melihat Mayang yang tidak menghiraukan kedatangannya, Danu hanya bisa menatap sendu Mayang tanpa ada kata yang bisa keluar dari mulutnya.
'' Tuan mau saya buatkan minum apa?'' Mayang mendekat ke arah depan meja Danu. Bukannya menjawab, Danu malah fokus dengan perut Mayang yang menonjol di balik baju tunik sepaha dengan motif bunga-bunga pink. Meski demikian, Mayang tetap menggunakan celana panjang khusus ibu hamil.
'' Maaf Tuan, seragam saya sudah tidak muat. Jadi untuk sementara saya pakai ini dulu sampai baju ukuran besarnya ready lagi.'' Ujar Mayang yang tidak nyaman dengan tatapan Danu.
'' May, apa sebaiknya kamu ga usah bekerja saja May. Mas takut kamu kecapean, Mas ga tega liat kamu kerja berat kayak gini May.'' Danu berdiri dan mendekati Mayang yang tengah berdiri.
'' Maaf, apa Tuan mau memecat saya?'' Ucap May yang tidak paham.
'' Bu bukan gitu, maksud Mas---.'' Ucapan Danu disela Mayang.
'' Maaf Tuan, saya merasa tidak nyaman jika Tuan memanggil diri anda kepada saya dengan sebutan ''Mas'', tidak enak didengar yang lain. Saya hanya CS di sini.'' Ucap Mayang menunduk.
'' Sayang, Mas adalah suamimu dan kamu adalah istri pemilik perusahaan ini. Mana mungkin istri seorang Danu Rangga Baragajasa bekerja dikantor suaminya bahkan sebagi CS.'' Jelas Danu.
'' Sejak awal mereka hanya tahu saya Mayang seorang CS, dan suami saya Rangga bukan Tuan Danu Rangga Baragajasa pemilik perusahaan ini. Tetaplah bersikap seperti awal saat anda menjadikan saya orang lain.'' Ucap Mayang dengan suara bergetar.
'' May, maafkan Mas. Mas tidak bermaksud melupakanmu, sampai kapanpun kamu adalah istriku hanya milikku. Dan Mas tidak akan pernah membiarkan kamu sendiri lagi. Mas sangat merindukanmu May.'' Danu langsung memeluk erat Mayang sambil menangis.
Untuk sesaat Mayang diam membeku dalam pelukan Danu, ada rasa rindu yang begitu besar yang tidak dapat Mayang bendung lagi. Ada kehangatan yang Mayang rasakan saat berada dalam dekapan Danu, rasa yang dulu pernah dia dapatkan dari suami yang sangat dia cintai.
'' Tetap di samping Mas, jangan pernah tinggalkan Mas. Mas tidak akan sanggup lagi jika harus berpisah darimu dan calon anak kita.'' Gumam Danu sambil mencium puncak kepala Mayang. Mayang terlihat menutup mata sebelum melerai pelukan Danu.
'' Tetaplah diposisi Anda, dan biarkan saya tetap di posisi saya sekarang. Saya tidak ingin siapapun tau hubungan diantara kita. Jangan lakukan apapun untuk saya, karena bagi saya Anda hanyalah atasan saya saja tidak lebih. Kalo sampai ada yang tau, maka kami akan pergi sejauh-jauhnya dari hidup Anda.'' Ucap Mayang sambil menghapus pipinya yang sudah basah.
'' Baiklah, tapi Mas mohon biarkan Mas tetap dekat dengan calon anak kita. Dan...May, boleh kah Mas mencium perutmu?'' Ujar Danu ragu-ragu, takut May akan marah padanya. Diluar dugaan, Mayang terlihat mengangguk.
Tanpa aba-aba Danu berjongkok dan mulai mencium setiap sisi perut Mayang sambil bebicara,'' Anak Ayah sayang, ini Ayah Nak. Ayah sangat menyayangimu dan bundamu. Jangan nakal ya nak didalam, jangan menyusahkan Bunda. Ayah sangat menyayangimu dan Bunda.'' Kata Danu yang bahkan sudah memeluk pinggang Mayang dengan kedua tangannya. Ada sedikit getaran dalam diri Mayang saat apa yang tengah dilakukan oleh Danu padanya.
'' Maaf Tuan, saya harus bekerja dulu. Permisi.'' Ujar Mayang melepaskan pelukan Danu lalu pergi keluar dari ruangan Danu.
Danu hanya bisa menatap dengan senyum punggung wanita yang sangat dicintainya. Hatinya begitu bahagia karena Mayang sudah mulai mau berdekatan dengannya. Dan niatnya untuk menghapus bekas jejak tangan Tama berhasil sudah.
'' Tidak ada yang boleh menyentuhmu selain aku.'' Gumam Danu.
Ceklek.. Suara pintu terbuka.
'' Sayang ada yang ke....''. Danu langsung terdiam saat melihat siapa yang muncul dari balik pintu.
'' Pagii sayaaang, kok kamu tau sih aku yang datang? Udah kangen banget pasti ya sama aku.'' Ujar Viona dan langsung berhambur memeluk Danu.
'' Vio, jangan gini. Takut nanti ada yang masuk.'' Tolak Danu sambil merusaha melepas pelukan Viona. Namun naas sebelum pelukan mereka terlerai, Mayang sudah masuk sambil membawa nampan berisi segelas air putih dan secangkir teh hangat untuk Danu.
Wajah Danu langsung pucat, tangannya reflek mendorong keras tubuh Viona hingga Viona terdorong keras kebelakang.
''Maaf Tuan, saya mau meletakan minuman Tuan.'' Kata Mayang cuek bahkan terlihat tidak peduli dengan apa yang baru saja dilihatnya dan kemudian langsung meletekan minuman untuk Danu di atas meja.
'' Pergi sana, dasar babu tidak sopan. Main nyelonong masuk aja. Lain kali ketuk pintu dulu sebelum masuk.'' Tukas Viona yang kesal karena Danu mendorongnya cukup keras.
'' Maafkan saya Nona, saya pikir tadi ga ada tamu. Dan lagian , kalo Nona mau peluk-pelukan tutup dulu pintunya. Jadi bukan salah saya kalo nyelonong masuk aja.'' Jawab Mayang santai.
''Kalo begitu silahkan lanjutkan adegan yang tertunda nya Nona Tuan, saya tutup pintunya dulu.'' Ucap Mayang dengan tatapan menghunus ke arah Danu dan kemudian berlalu tanpa menghiraukan kekesalan Viona.
Degg.. Hampir saja jantung Danu lepas dari gantungannya.
'' Ya Tuhan tolong... Aduh sial banget sih ular berina ini datang, bisa-bisa Mayang malah makin benci. Dasar ular betina.'' Geram Danu dalam hati.
'' Hei..! Kurang ajar kamu ya, sini kamu.'' Viona hendak mengejar Mayang namun langsung ditahan oleh Danu.
'' Kamu apa-apaan sih, biar aku kasih pelajaran babu yang kurang ajar itu.''
'' Kamu yang apaan, yang dia katakan benar. Kita belum mukhrim, jangan sampai kamu kelewat batas.'' Jawab Danu.
'' Dan satu lagi, jangan coba-coba memarahi bawahanku. Kalau itu terjadi, maka jangan pernah datang lagi ke kantor ku.'' Tambah Danu dengan penuh penekanan.
'' Siapa dia? Kenapa Danu seperti sangat membelanya? Kurang ajar... Akan ku cari tau, mana mungkin aku saingan sama babu. Ga level lah.'' Batin Viona penuh kecurigaan.
Diruang pantry terlihat Mayang tengah mencuci gelas di washtafel dengan penuh emosi. Ditandai dengan bunyi gelas dan sendok yang beradu-adu.
'' Dasar laki-laki tidak bisa dipercaya, baru saja dia memohon padaku tapi apa itu tadi. Dia malah pelu-pelukan dengan wanita lain. Dasar pria jahat, dasar tukang tipu...ih..ihs..dasar..dasar..'' Mayang makin kesal.
'' Woi-woi..tenang bumil, jangan sampai kita ganti rugi karena gelas-gelas ini pecah. Sabar..sabaar.., ada apa bumil kok marah-marah ga jelas sih? Kesambet dimana?'' Sergah Imah cepat saat bunyi gelas yang beradu makin kencang.
'' Ga ada, tolong lanjutin Mah. Aku mau duduk dulu, capek.'' Ucap Mayang tanpa menghiraukan wajah bingung Imah.
'' Ada apa kamu datang ke sini?'' Tanya Danu saat Viona telah duduk di sofa rungannya.
'' Ya tentu mau ketemu kamu lah sayang, aku kan rindu sama kamu sayang.'' Ucap Viona dengan wajah yang dibuat manja.
'' Oh ya sayang, besok ada acara ulang tahun teman aku. Acaranya di pantai, aku mau kamu ikut dan aku ga mau ada alasan lagi. Pokoknya kamu harus ikut titik.'' Kata Viona dengan wajah yang dibuat semanja mungkin.
'' Nanti aku kabari, kalo jadwalku kosong.'' Tukas Danu sambil terus mengotak-atik laptop di atas meja kerjanya.
Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dari luar..
Tok tok..tok..tok
''Masuk.'' Kata Danu datar.
'' Selamat pagi keponakan Om.'' Tuan Bagas datang sambil tersenyum, namun langsung pudar saat matanya menangkap sosok wanita yang tengah duduk di sofa ruangan Danu.
'' Pagi Om, kapan Om balik dari LA?'' Danu berusaha bersikap senormal mungkin.
'' Hallo Om.'' Ujar Viona tetap santai duduk.
'' Ya, halo juga Vio. Tumben pagi-pagi sudah datang?'' Jawab Tuan Bagas setelah duduk di sofa.
Terlihat tatapan tidak suka Tuan Bagas pada Viona yang malah bersikap tidak peduli. Hal itu tidak luput dari perhatian Danu.
'' *Kenapa? Apa sekarang kalian musuhan karena gagal? Tunggulah sampai kebusukan kalian terbongkar*.'' Sungguh muak Danu berada dalam satu ruangan dengan orang-orang bermuka dua ini.
'' Ya halo, tolong bawakan dua cangkir teh ke ruangan saya.'' Ucap Danu lewat panggilan telepon . Kemudian berlahan Danu ikut bergabung dengan Viona dan Tuan Bagas duduk di sofa.
'' Oh ya Danu, Bagaimana pengbangan hotel kita di Surabaya? Om kapan rapat divisi akan di laksanakan? Karena Kakek Agung tidak bisa menunggu lama lagi.'' Ujar Tuan Bagas memulau percakapan.
'' Kebetulan presentasi antara aku dan Tama akan dilakukan secara bersamaan di rapat divisi itu, jadi mungkin awal minggu depan. Maklumlah Om, ini proyek pertamaku setelah bangkit dari kematian. Jadi aku butuh waktu untuk semaksimal mungkin untuk mendapatkan proyek ini. Dan Tama juga sudah ok dengan pengunduruan waktunya.'' Jawab Danu santai.
Tidak berapa lama terdengar pintu di ketuk. Setelah Danu persilahkan masuk, muncul Mayang membawa nampan berisi dua cangkir teh panas.
'' Silahkan Tuan.'' Ucap Mayang membungkuk, dan langsung keluar.
Sejak Mayang masuk, mata Danu tidak lepas menatap Mayang. Dan itu makin membuat Viona penasaran dengan Mayang.
Selesai dengan niatnya datang, akhirnya Tuan Bagas pamit undur diri dan tak berapa lama Viona pun juga pamit pergi meninggalkan ruangan Danu.
'' Halo Ben, mereka sudah keluar. Lo ikutin sampai lobi. Kabari gue kalo ada yang penting.'' Danu langsung mengakhiri panggilannya.
'' Tuhan memang baik padaku, lihat tak perlu menyusun rencana keduanya langsung datang bersamaan haha..'' Gumam Danu penuh kepuasan.
Sesuai dengan perintah Danu, kini Beni tengah melakukan pengintainya. Melihat ada yang janggal Beni langsung menghubungi Bosnya.
'' *Halo Bos, Viona masuk mobil Tuan Bagas. Ini gue lagi dijalan ikutin mobil Tuan Bagas*.'' Kata Beni melalui sambungan telepon.
'' Ikuti terus jangan sampai kehilangan jejak.'' Jawab Danu.
'' *Siap Bos*.'' Sahut Beni dan panggilan terputus.