Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.33
Reihan," guman Dirga tiba-tiba melihat mantan pengawal nya berada di rumah sakit yang sama.
" Ada apa, pak?" tanya Rahes melihat perubahan wajah atasannya.
" Bukankah itu, Reihan ?" tunjuk Dirga pada seseorang.
" Iya, pak, benar dia adalah Reihan. Saya sering melihat Reihan ke rumah sakit ini. Dia sedang mengantar seorang wanita untuk b3r0bat di tempat ini.
Dirga menoleh pada Rahes meminta penjelasan yang lebih detil.
" Siapa orang itu?" tanyanya ingin tahu.
"Saya juga kurang tahu, pak. Rupanya saja Rahes tak pernah lihat. " Jelas Rahes.
Dirga mengangguk lalu melihat kembali Reihan dari kejauhan.
" Seorang wanita," Batin Dirga.
Ada rasa ingin tahu dalam hati. Namun dia berusaha menepis perasaan itu.
" Siapa dia ?" Lirihnya.
" Mungkin sanak saudara Reihan dari jauh, pak. " Tukas Rahes menambahkan.
" Ya, mungkin saja. " Ujarnya lalu pergi menemui dokter pribadinya.
Hari ini adalah hari di mana Dirga pergi memeriksa kesehatannya. Semenjak ditinggal oleh istrinya, Dirga selalu s4kit-s4kitan sehingga tiap bulan dirinya konsultasi oleh dokter ahli.
" Silahkan duduk pak, Dirga?" Ujar seorang dokter yang selalu menanganinya.
" Terimakasih, dok." Jawabnya.
Dirga diperiksa dengan teliti oleh dokter tersebut.
" Kesehatan anda tidak separah dari biasanya pak, Dirga. Namun, anda tetap harus rutin konsultasi. Yang ditakutkan jika penyakit yang anda derita, kembali seperti semula sehingga sulit untuk ditangani." Jelas dokter tersebut.
" Baik, dokter. Terimakasih penjelasannya.
" Sama-sama pak, Dirga. Semoga anda kembali sehat seperti sediakala.
Lalu dokter tersebut memberikan resep obat untuk Dirga, sebenarnya ia mulai bosan menkonsumsi obat, namun penyakit yang
dideritanya belum kunjung sembuh.
Kini Dirga nampak asyik berbincang-bincang dengan salah satu petugas pada bagian administrasi.
Sementara seorang wanita yang tengah duduk di kursi r0da di temani oleh seorang pria, sedang menunggu antrian pengambilan obat berdasarkan resep dokter.
"Ibu Putri"panggil salah satu pelayan bagian farmasi.
Sebagian mata tertuju pada wanita dengan wajah tertutupi niqab itu. Orang-orang memandangnya dengan kasihan dengan kondisinya yang m3mprih4tink4n termasuk Dirga. Tatapan wanita itu k0s0ng membuat orang ibah padanya.
" Atas nama ibu Putri," ucap Fazha maju ke depan untuk mengambil obat tersebut.
" Ini, pak !" Ujar petugas tersebut, lalu Fazha memperhatikan dengan seksama arahan yang diberikan dari petugas tersebut, bagaimana cara mengkonsumsi obat itu dengan baik.
Mata Dirga tertuju pada sosok pria tersebut, membuat hatinya sakit ketika mengingat p3ristiw4 di m4sa lalu.
" Wanita itu sakit apa, ya ?Kasihan sekali. "Ujar salah satu pasien yang sedang ikut antrian.
" Kurang tahu juga, Bu. " Jawab seseorang acuh tak acuh.
Dirga a kembali memperhatikan wanita berniqab itu yang tengah di d0r0ng oleh Fazha. Matanya masih memperhatikan mareka walau sudah jauh.
" Kenapa jantungku berdetak kencang ketika melihat wanita tadi ?"
" Siapa dia ?" Batinnya.
Dirga hanya menerka-nerka namun tak bisa menebak siapa wanita itu. Perasaannya terasa aneh ketika menatap wanita berniqab itu.
Ingatannya kembali di masa lalu, rasa sesak kembali menyelimutinya.
***
Disepanjang rumah sakit, Dirga memikirkan wanita yang tengah diantar Adryan.
" Apakah dia wanita yang sama ditemani Reihan?"
"Bagaimana mungkin ?" Lagian Reihan tidak mengenal Fazha. " Pikirnya.
" Apakah kamu sempat melihat wajah wanita berniqab tadi ?"
" Tidak, pak. Hanya pria yang bersamanya sering kita jumpai.
Dirg hanya menyimak dengan penuturan Rahes.
Di tengah teriknya matahari Rahes bersama Dirga kembali menuju kantor.
Rahes memperhatikan jika atasannya saat ini lebih banyak diam setelah pulang dari rumah sakit.
" Kapan kita akan menemui pak Aryo klien baru bapak?" Tanya Rahes mencairkan suasana.
" Kamu saja yang temui dia, aku masih punya urusan lain. " Ujarnya tidak mampu berpikir lagi.
" Bagaimana jika tuan Mahendra menanyakan pertemuan anda hari ini, pak ? Apa yang anda katakan?"
" Kamu jangan khawatir! Aku yang akan menjelaskannya. " Ucapnya tak acuh.
" Maaf, pak. Ada pesan dari tuan Mahendra agar bapak menghadiri pesta pak Aryo malam ini.
Dirga menghelah napas berat, dia tahu apa tujuan sang kakek menyuruhnya hadir di pesta itu.
Belakangan ini kakek nya itu, makin gencar memperkenalkan Dirga dengan putri rekan kerjanya. Tapi sampai saat ini Bima sangat malas bertemu dengan mereka semua.
Dia sama sekali tak ada niat untuk berkenalan dengan perempuan mana pun. Namun hal itu, dimanfaatkan oleh Bianca untuk semakin mendekatinya.
***
"Mom,"seorang anak kecil berusia tiga tahun memanggil mommy nya yang baru sampai.
Wanita itu tersenyum lembut menatap bocah kecil yang merengek minta digendong.
" Mommy, Almi mau makan. "Rengeknya.
" Aunty ambilin, yah!"Ujar Nindi pengasuh Almira.
" No, Almi tidak mau, Almi ingin cama mommy. " Ujarnya menatap tajam wajah Nindi, membuat Reihan dan Fazha terkekeh melihat tingkahnya.
" Bagaimana kalau uncle yang ambilin, mau ?" Tanya Reihan membujuk bocah cilik itu.
" Boleh, Almi cuka cama uncle Leih," ujarnya antusias.
" Kalau ayah, bagaimana?" Ucap Fazha ikut menggoda.
"No, Almi ingin cama uncle atau mommy." Ujarnya membuat orang semakin terkekeh.
Fazha sengaja membiasakan Almira memanggilnya ayah, sejak awal dia sudah merencanakan menikahi sahabatnya.
" Mommy, " rengeknya lagi begitu manja.
"Sayang, " ucapnya membuat putri kecilnya tersenyum berbinar mendapati r3spon dari sang mommy. Sungguh pemandangan yang langkah.
" Mommy belum s3hat sayang. Ayah suapin, mau?" Bujuk Fazha.
Bocah cilik itu cemberut lalu menggeleng tanda tak ingin.
" Baiklah, kalau begitu sama uncle Reih aja, yah ! "Ajak Reihan dan mendapatkan sambutan hangat dari bocah itu.
Terkadang Fazha merasa iri melihat kedekatan Almira dengan Reihan. Namun ia cukup mengerti bahwa Reihan selalu ada untuk bocah itu sejak bayi.
Sedangkan Fazha sibuk membawa mommy dari anak itu bolak-balik ber0b4t.
Dia sendiri tidak tahu mengapa sampai sekarang dirinya masih mengharapkan cinta dari wanita itu, sedangkan dia sudah memiliki suami walau tak bert4nggung jawab.
"Putri," panggil seorang pria tampan di balik pintu.
Wanita itu menoleh menatapnya dengan sendu.
Nama baru yang diberikan Fazha yang disepakati bersama Reihan. Sejak itu Kinara memutuskan memakai niqab. Nama baru dan penampilan baru.
" Apa kamu setuju jika aku membawamu keluar negeri untuk berobat?" tanya Fazha hati-hati.
Wanita itu menatapnya sejenak lalu mengangguk.
" Ya, Putri ikut kamu saja. " Ujarnya dan seulas senyum di bibir tipis Fazha mendengar jawaban nya. Ini merupakan kemajuan pesat menurut nya.
" Almi ?" Ujar Zahra lagi.
" Jangan khawatir ! Reihan dan Nindi akan menjaga Almira sebaik mungkin.
Akhir-akhir ini Putri begitu banyak perubahan namun Fazha tetap ingin membawanya keluar negeri untuk berobat. Setelah itu dia akan mengurus surat cerai Putri dengan suaminya lalu menikah dengannya.
Dia harus melepaskan ikatan s4kral itu dari suaminya yang tak bert4nggung jawab. Beberapa tahun ini Fazha hanya fokus pada kesembuhan sahabatnya yang tak lain adalah Kinara.
" Putri, " panggilnya lagi.
Tatapan wanita itu tertuju pada luar jendela membuat hati Fazha berkecamuk.
" Aku pulang dulu, kamu sehat-sehat, ya!" Ujarnya berhenti mengutarakan niatnya.
Ada yang ingin disampaikan Fazha, keraguan timbul tiba-tiba melihat tatapan kosong wanita itu.
Reihan melihat interaksi keduanya dari luar, dia pun ikut sedih. Fazha terlalu baik namun ini bukan haknya untuk membujuk wanita itu. Mengingat Putri masih istri sah dari Dirga.
Ya, sekarang Kinara dipanggil Putri dan itu harus dibiasakan, "pikirnya.
" Kamu jaga dia," ujarnya lalu pergi.
" Tentu tuan, nona Putri adalah tanggung jawabku.