Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Maaf
****
Demi menghilangkan rasa penat, Velicia memutuskan untuk pergi ke sebuah kafe yang seringkali ia datangi. Jaraknya sedikit dekat dengan gedung kantor Jericho. Meski perasaannya sangat merindukan sosok suaminya tersebut, Velicia tidak berharap banyak jika ia akan bertemu dengan Jericho.
Velicia memesan sepotong cake red velvet kesukaannya bersama matcha latte. Duduk di dekat jendela besar yang memperlihatkan jalanan besar. Sebagian orang sibuk bekerja, sementara dirinya sibuk melamunkan seseorang yang sejujurnya sangat ia harapkan kedatangannya.
"Velicia ...."
Panggilan dari seorang pria berhasil membuyarkan lamunannya. Velicia sontak menoleh pada sumber suara tersebut di mana ia sedikit familiar meskipun tidak begitu sering mendengarnya.
Di hadapannya sekarang Jeremy sedang berdiri dengan menenteng dua cup kopi panas yang baru saja ia beli di kafe tersebut. Velicia lupa jika Jericho terkadang memesan minuman ke kafe itu.
"Selamat pagi, Jeremy," ujar Velicia sedikit menundukkan kepalanya.
Raut wajah Jeremy sangat terlihat sumringah ketika ia tidak sengaja bertemu dengan Velicia di sana. Sayangnya, ia tidak bersama Jericho sekarang. Pria itu sedang sibuk di ruangannya dengan berkas-berkas yang tidak bisa ia tinggalkan.
"Apa kabar? Sudah lama tidak bertemu denganmu."
"Kabarku baik."
"Kau tidak berniat menemui Jericho? Dia sedang sibuk di ruangannya. Jika kau ingin bertemu dengannya, aku bisa mengantarmu ke sana sekarang."
Velicia dengan segera menggelengkan kepalanya. "Tidak perlu, Jeremy. Aku datang ke sini untuk menemui temanku. Bukan untuk menemui Jericho."
"Oh, begitu rupanya. Em, kalau begitu aku pamit dulu."
Setelah memberikan senyum ramahnya, Jeremy bergegas pergi meninggalkan Velicia di sana. Perempuan itu sangat yakin jika kopi panas yang dibawakan Jeremy di tangannya adalah milik Jericho. Terkadang, ketika sangat sibuk dengan pekerjaannya Jericho akan meminta Jeremy membelikan sesuatu untuknya.
Velicia sudah sangat sering mengunjungi kantor Jericho. Ia juga mengenal beberapa karyawan di sana termasuk Jeremy. Meski begitu, Velicia berharap tidak bertemu dengan karyawan Jericho di dalam kafe. Ia tidak ingin mendengar pertanyaan mengapa ia tidak masuk ke dalam gedung tinggi yang berjarak tak jauh dari kafe yang ia tempati.
****
"Woah, aku benar-benar tidak menyangka." Jeremy meletakkan cup kopi panas di atas meja dengan sumringah dan berjalan mendekat pada Jericho yang kini tengah menatapnya dengan tatapan aneh.
"Ada apa? Kau menemukan gadis yang baru saja turun dari surga? Setiap kali kau seperti ini, sudah pasti kau baru saja bertemu dengan seseorang yang selalu kau lebih-lebihkan."
Jeremy berdecak, kemudian menyandarkan tubuhnya pada tembok yang berada tak jauh dari meja kerja Jericho. Sekarang, tatapan pria itu kembali pada layar monitornya. Berpura-pura kembali sibuk dengan pekerjaannya beberapa menit yang lalu.
"Tebak aku bertemu dengan siapa?"
"Aku tidak memiliki waktu untuk main tebak-tebakan denganmu, Jeremy. Kau tidak lihat sebanyak apa pekerjaanku sekarang? Kau bahkan tidak bisa membantuku, kan?"
"Aku bertemu dengan Velicia. Dia berada di kafe seberang gedung ini sekarang. Aku dengar, dia akan bertemu dengan seorang teman."
Tangan Jericho berhenti berkutat. Tatapannya datar, kemudian tak lama ia menoleh ke arah Jeremy. Dari raut wajahnya, jelas sekali jika Jericho sudah menantikan kabar baik yang Jeremy berikan padanya. Bohong jika pria itu tidak merindukan Velicia.
"Kapan?"
"Dia masih ada di sana. Jika kau ingin me—"
Belum sempat Jeremy menyelesaikan pembicaraannya, Jericho dengan cepat berdiri dari kursi kerjanya. Meraih jas, kemudian bergegas pergi meninggalkan ruangannya.
Jeremy tersenyum menang di sana. Meskipun ia sempat melihat bukti lewat poto-poto yang Jericho berikan, tetap saja di dalam hati yang paling dalam, Jeremy tidak mempercayainya. Meski begitu, Jeremy mencoba mencari tahu secara diam-diam. Apakah Velicia benar-benar berselingkuh? Atau semua ini hanya jebakan semata yang dipasang oleh seseorang?
****
Jericho berjalan gontai meninggalkan gedung kantornya. Berulang kali ia menepis dirinya sendiri jika ia sangat merindukan sosok perempuan yang selalu menemaninya. Jericho berusaha dengan keras untuk membenci Velicia, tetapi saat mendengar perempuan itu berada di tempat yang tidak jauh dari gedung kantornya, Jericho ingin sekali berlari ke arah Velicia.
Langkahnya terhenti ketika Jericho berhasil keluar dari dalam gedung kantornya. Jauh di dalam benak pria itu, ia berharap jika Velicia masih berada di sana. Meskipun ia hanya bisa melihat punggungnya saja, Jericho tidak masalah.
Setelah berhasil menyebrang, langkah Jericho mendadak berhenti. Jantungnya berdegup dengan kencang sekarang ketika kedua matanya melihat dengan jelas Velicia sedang asyik menyantap makanannya di dekat jendela. Saat perempuan itu mengangkat kepalanya, mereka saling memandang satu sama lain. Tatapan mereka saling bertemu.
"Jericho ...."
"Velicia ...."
Mereka sama-sama memanggil. Akan tetapi, Velicia tetap memilih diam dalam posisinya. Ia tidak ingin jika ia berlari sekarang ke arah Jericho, pria itu justru akan menjauh darinya.
"Aku mungkin harus segera pergi sebelum dia menghampiriku. Ini pasti sangat menyebalkan untuknya. Dia pasti sudah mati-matian untuk tidak bertemu denganku, tetapi aku justru datang padanya dengan begitu saja."
Velicia belum sempat menghabiskan potongan red velvet yang sangat ia inginkan. Melihat Jericho sudah mulai berjalan ke arahnya, perempuan itu dengan segera meninggalkan kafe. Bertemu dengan Jericho secara langsung hanya akan membuat perasaan pria itu semakin hancur.
Velicia berjalan dengan sedikit gontai meninggalkan kafe tersebut, tetapi ia sangat yakin jika sekarang Jericho tengah berjalan setengah berlari mengejarnya. Sampai-sampai, Velicia kehabisan akal untuk menjauh dari pria itu sebab taksi pun mendadak tidak ada satu pun yang melewati jalan di sampingnya.
"Kau akan terus kabur dariku? Kenapa kau terlihat sangat ketakutan saat melihatku? Apakah karena kau benar-benar telah berselingkuh dariku?"
Mendengar perkataan Jericho membuat langkah Velicia terhenti. Demi apa pun, awalnya Velicia tidak ingin berbicara bahkan menatap wajah Jericho. Akan tetapi, saat pria itu kembali membahas soal perselingkuhan tidak benarnya, membuat dada Velicia terada sesak. Perlahan Velicia memutar balik tubuhnya. Menghadap pada wajah Jericho di hadapannya sekarang.
"Bukankah kau yang memintaku untuk tidak memperlihatkan wajahku lagi di hadapanmu? Terakhir kali kau mengatakannya padaku sebelum kau mengusirku."
"Lalu, kenapa kau melakukannya? Kenapa kau datang ke tempat yang sering kali aku datangi? Di dunia ini kafe yang menjual minuman dan makanan tidak hanya kafe yang ada di depan gedung kantorku. Kenapa harus memilih tempat yang sudah jelas akan bertemu denganku? Kau bodoh?"
Bodoh.
Perasaan Velicia semakin terasa sakit. Seumur hidup mengenal Jericho, pria itu sama sekali tidak pernah mengatainya. Akan tetapi sekarang? Jericho melakukannya seakan Velicia benar-benar perempuan hina.
Velicia mengeratkan genggaman tangannya, sementara kedua matanya perlahan terasa memanas dan ingin menumpahkan air matanya saat itu juga. Tepat di hadapan Jericho yang selalu berkata jika ia tidak pernah ingin membiarkan Velicia menangis karena kesedihan.
"Aku minta maaf. Aku memang sangat bodoh. Aku perempuan yang sangat bodoh. Aku minta maaf."
****
kau masuk dalam jerat wanita siluman itu 😏🤨
bahkan kau tak memikirkan perasaan orang tua mu yg ingin sekali bertemu Velicia disaat terakhir nya 😡😡
jika bertemu Valencia dalam keadaan yang lebih baik dan begitu bahagia 🙂