NovelToon NovelToon
Sumpah 100 Hari

Sumpah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: RatihShinbe

Lihat saja, aku bersumpah, aku akan membuatnya memohon untuk menikah dengan ku kurang dari 100 hari ini.

Luna mengucapkan sumpah di depan sahabatnya, Vera yang hanya menganga menatap ke arahnya, merasa sumpahnya itu konyol dan takkan pernah terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatihShinbe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33

Liana menangis di hadapan Novel yang datang ke rumahnya.

"Sudah bu.... jangan menangis, aku.... " Novel kesal melihat ibunya terus menangis.

"Bagaimana ibu tidak menangis, putra bungsu ku akan bercerai" Liana menangis lagi.

"Apa yang terjadi, kenapa sampai ada gugatan cerai? " tanya Suryo.

Novel menghela, mengalihkan pandangan nya menghindari tatapan ayahnya.

"Kau tahu, kakak mu begitu sulit menikah, sekarang kau yang sudah punya Mikaela malah ingin bercerai" ucap Liana sambil menarik tisu lagi dari kotaknya.

"Berhenti bicarakan dia, aku tidak suka padanya" ucap Novel kesal.

Suryo dan Liana terkejut melihat reaksinya.

"Kenapa? Ada apa dengan Abel? " tanya Suryo.

Novel memejamkan matanya sejenak.

"Aku benar-benar tidak suka ini" gumamnya.

"Kenapa kau bicara seperti itu? Kenapa tiba-tiba benci? " Liana menatapnya.

Novel mengambil nafas dalam.

"Abel juga tidak suka padamu" ucap Suryo mendelik.

"Ya, dan sekarang aku tahu alasan dia begitu tidak suka padaku" seru Novel sambil berdiri.

Suryo dan Liana saling menatap kemudian beralih menatapnya.

"Dia mantan pacar Clara! " Novel mendengus tak suka mengungkapkannya.

Mata Suryo dan Liana membulat.

#

"Cepat datang, ibu ingin bicara" ucap Liana di telpon pada Abel.

"Aku masih bekerja bu, tidak bisa langsung ke sana" jawab Abel.

Kemudian Luna masuk membawa berkas yang dia minta.

Abel mengulurkan tangannya meminta. Luna memberikan berkasnya tanpa bicara, tahu dia sedang bicara di telpon.

Bukannya berkas yang dia ambil, malah tangan Luna yang dia raih.

"Baiklah, datang ke rumah setelah bekerja, jangan terlalu lama" ucap Liana kemudian menutup telponnya.

Abel mengerutkan dahinya lalu menaruh ponselnya.

"Kenapa? " tanya Luna dengan tangan masih dipegangi Abel.

Abel menatapnya.

"Ibu bilang aku harus pulang ke rumah sebentar" ucap Abel kemudian tersenyum.

"Ohh, kalau begitu, aku mau pergi dengan Vera boleh? " tanya Luna meminta izin darinya.

Meminta izin dari Abel sudah sangat lumrah dia lakukan. Tapi kali ini Abel merasa dia sedang meminta izin darinya sebagai kekasih.

"Kau meminta izin dari bos atau pacar mu? " tanya Abel kemudian tersenyum menatapnya.

Luna tersipu.

"Apa maksud mu, tentu saja dari bos ku" ucap Luna dengan kaki menendang kecil ke meja.

Abel merubah raut wajahnya.

"Oh iya, kita belum pacaran ya" ucap Abel berpikir.

Luna menatapnya.

'Lalu ciuman semalam? ' hati Luna mempertanyakan tindakannya semalam.

Luna merengut.

"Tidak kita tidak pacaran" ucap Abel lagi kemudian berdiri.

Luna menghela merasa sedang dipermainkan.

"Kita menikah saja langsung" ucap Abel sedikit membungkuk untuk mensejajarkan wajahnya.

Luna tersipu, kemudian mendorong nya pelan. Perasaan nya berbunga-bunga mendapatkan perlakuan manis Abel.

Tapi kemudian menatap ke luar jendela. Melihat mejanya. Ya, meja kerjanya, sebagai sekretaris.

"Saya mau kembali ke meja saya Pak" ucap Luna.

Abel terheran, dia berubah begitu cepat.

"Tapi.... "

"Sebentar lagi ada meeting dengan departemen produksi, di ruang meeting lantai 12 ya Pak" Luna terbalik kemudian sedikit membungkuk dan keluar dari ruangannya.

"Ada apa dengannya? " gumam Abel.

Dia terus menatap Luna yang duduk di mejanya.

Sementara itu Luna di meja terus berguman.

"Apa apaan aku ini? Kenapa berharap sekali dia mewujudkan ucapannya itu? Aku ini cuma sekretaris, mungkin dia hanya sedang bosan dan hanya ingin sedikit perubahan suasana setelah beberapa tahun sendiri" ucap Luna merasa tak percaya diri untuk punya hubungan lebih dengan Abel.

"Bertahun-tahun sendiri, mungkin dia bosan" gumam nya lagi.

Kemudian dia menatap ke arah ruangan Abel.

"Bertahun-tahun...

'sendirian...

'apa selama ini dia memang mengincar ku? '

Luna mengerutkan dahinya.

'jelas kami sudah pernah bertemu saat di jembatan, saat aku masih SMA'

Dia mulai berpikir lagi.

'Astaga, selama itu dia berharap padaku? ' tanyanya lagi dalam hati.

Matanya berkedip-kedip menatap Abel yang mengerjakan sesuatu di komputernya.

Kemudian Abel melihatnya dan tersenyum. Luna mengalihkan tatapannya.

#

Sampai di rumah ibunya, Abel merasa ragu untuk masuk. Dia malas, dia menghubungi Luna untuk menemaninya.

"Iya Pak! " seru Luna.

"Aku kan sudah katakan tidak usah memanggilku seperti itu jika hanya berdua" ucap Abel.

"Ahhh, sama Vera Pak, ada apa ya?" tanya Luna.

Abel mengerti dia masih bersamanya.

"Aku malas masuk sendiri ke rumah, datang sekarang dan temani aku masuk" ucap Abel.

"Hhm, kenapa? " tanya Luna seperti sedang memakan sesuatu.

"Kau sedang makan ya? Ya sudah, makan saja, biar aku masuk sendiri saja" ucap Abel.

Dia menutup ponselnya. Kemudian menghela karena harus masuk sendiri.

Saat mulai masuk ke ruang tengah, dia melihat ayahnya duduk di meja bar. Ibunya di sofa dan Novel di sofa sisi lainnya. Mereka bertiga menatap ke arahnya.

"Pekerjaan mu banyak sekali ya sampai aku harus menunggu lama" keluh Liana kesal.

"Tentu saja bukan kah kalian tahu kalau project acara baru sedang dibuat, jadi kami sibuk" jawab Abel.

"Iya, duduklah nak! " ucap Suryo dengan lembut seraya menghampiri dan hendak duduk bersamanya.

"Ada apa ini? Kalian tidak bilang akan kumpul keluarga seperti ini" ucap Abel sembari duduk.

"Ini tentang hubungan mu dengan Clara" ucap Liana.

Mata Abel membulat. Dia tak sangka jika akan langsung ditanyakan seperti ini padanya.

Abel menatap ke arah Novel yang melipat tangannya.

"Kenapa kau tidak katakan kalau Clara adalah kekasih mu dulu? " tanya Liana.

Abel diam saja mencengkram kedua tangannya.

"Jika kau katakan sejak awal mungkin ini takkan terjadi, setidaknya takkan pernah ada Mikaela" lanjut Liana kemudian menangis lagi.

"Eehhh, kenapa jadi menyesali kelahiran Mikaela! " Suryo tak setuju dengan ucapan Liana.

"Kenapa menyalahkan aku, Abel yang salah" Liana menunjuknya.

Mereka jadi ribut, sementara Novel malah seolah acuh dan tak merasa diri juga menjadi penyebab pertengkaran orangtuanya.

"Ini alasannya aku tidak pernah bilang" ucap Abel.

Mereka semua terdiam.

"Situasi yang sama, saat anak bodoh ini melakukan kesalahan dan memilih merasa tidak bersalah" tunjuk Abel pada Novel.

Abel berdiri dan menatap kedua orang tuanya.

Mereka saling menatap, mengingat kejadian saat Novel bersalah karena mabuk dan menabrak mobil orang lain sampai menyebabkan kematian.

"Apa kalian pernah mendengarkan aku? Tidak pernah! " Abel kesal.

"Dia malah trauma dan sakit sejak itu, dia pura-pura yah! Apa kalian tidak bisa melihat itu dari matanya? " Abel menunjuk lagi.

Novel tak terima kesalahannya di ungkit dia berdiri dan menantang Abel.

"Kenapa kau jadi membahas masalah itu? Ini tentang hubungan mu dengan Clara, kau malah bicara hal lain! " seru Novel.

"ITU YANG MENYEBABKAN AKU KEHILANGAN CLARA DAN HARUS MENGUBUR IMPIAN KU SEBAGAI PEMBALAP! " teriak Abel.

Suryo dan Liana ikut berdiri, Novel terdiam mereka semua jadi diam.

Luna yang baru datang, berdiri terpaku menatap ke arah Abel yang baru saja berteriak.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>

1
tuteng supratman
semangat bikinnya
Ini cinta
nah loh
Aul soobin
semngt yaa
Shinbe: /Good/
total 1 replies
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
hmmm begitu awalnya....
Ini cinta
🤦‍♀️pingsan terooos
Ini cinta
🤣🤣🤣
Ini cinta
/Facepalm/
Suka Baca
/Smile/
Ini cinta
selamatkan Luna!
Ini cinta
ada aja lucunya
Ini cinta
lanjut
Ini cinta
ini kek romcom yang pernah aku lihat
Ini cinta
Hadir thor, semangat banget bikin banyak novel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!