Kehidupan rumah tangga Mika dan Tomi sangatlah romantis walaupun pernikahan mereka belum di karuniai anak. Namun di tahun ke tiga krikil-krikil kecil mulai berdatangan.
Suami yang selama ini di percaya, di sayangi dan di cintai ternyata menusuk mika dari belakang.
" Maafkan aku, aku khilaf "
Dunia mika seakan runtuh ketika mendengar kata maaf dari suaminya. Hati mika seakan di tusuk dengan ribuan pisau belati bahkan dadanya berdeguk lebih cepat dari sebelumnya.
Air mata yang selama ini tidak pernah membasahi wajah mika, kini luntur juga. Tidak hanya di khianati oleh sang suami tapi mika juga di khianati oleh sahabat yang selama ini selalu menampung curahan isi hati mika.
Nasi sudah menjadi bubur, waktu tidak bisa di putar, kini mika hanya bisa menelan pahit kisah rumah tangganya.
Mampukah mika bertahan dan satu atap dengan sahabat yang kini telah menjadi madunya? Atau mika mundur mencari kebahagiaan yang baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 DIMAS SETIA PUTRA
Mika sangat menjaga perasaan suaminya sehingga ia rela meninggalkan apa yang ia punya demi tomi, mika juga selalu merendah dan tidak pernah menyinggung soal keluarganya yang berada di hadapan tomi karena mika tau jika suaminya akan sangat terhina karena tomi berasal dari keluarga yang sederhana.
Siang ini mika ingin mengunjungi kantor sang kakak karena ia sudah lama tidak bertemu dengan sang kakak.
" Mbak, apa Bapak erik ada? " Tanya Mika
" Nona mika " Sapa resepsionis itu sopan. Siapa yanh tidak mengenal mika, semua karyawan di perusahaan kakak dan juga ayah nya sangat mengenal mika.
" Halo mbak " Sapa mika.
" Bapak erik ada di ruangannya nona " Kata mbak resepsionis.
" Baiklah kalo begitu saya ke atas dulu ya. Oh iya, nanti jika ada ob tolong bawakan makan siang untuk saya dan kakak saya " Pinta Mika.
" Baik Nona " Jawabnya.
Mika langsung naik ke lantai dimana ruangan sang kakak berada, mika melihat kakak nya yang sedang berbincang dengan seseorang. mungkin itu rekan bisnisnya.
Ruangan erik di kelilingi kaca besar jadi dari luar bisa terlihat kedalam.
Tok.. Tok.. Tok..
" Masuk "
Mika menimbulkan kepalanya sedikit dengan menunjukan gigi rapihnya " Selamat siang kak "
" Oh ternyata adik kakak yang bodoh, kiran siapa " Ledek Erik
Mika langsung memanyunkan bibirnya, kakak nya itu sangat suka sekali meledek dirinya dengan sebutan adik bodoh.
" Siapa ini erik? " Tanya seorang pria.
Erik tersenyum tipis " Apa kau sudah lupa dengan adikku yang bodoh ini? apa karena terlalu lama di luar negri sehingga kau tidak mengenalinya, secara wanita di sana pasti banyak yang pintar tidak seperti adikku yang bodoh ini "
" Kakak " Keluh mika menghentakkan kakinya lalu berjalan kearah sang kakak " Aku gak bodoh ya kak, bahkan aku dapat nilai paling tinggi di kampusku "
" Kalo kamu tidak bodoh mana mungkin kamu mau di bawa sengsara oleh suamimu itu. Cinta boleh bodoh jangan "
Mika langsung menundukan kepalanya, memang ia sih dirinya rela meninggalkan semuanya demi tomi.
" Oh aku baru ingat, ini adikmu yang suka mengekor jika aku sedang main ke rumah kamu " Pria itu baru ingat dengan anak gadis yang suka mengikutinya ketika sedang main kerumah erik.
Mika melirik pria yang sedang duduk di dekat kakaknya itu " Kakak siapa? " tanya mika.
Erik menggelengkan kepalanya " Dia dimas teman kakak.. Apa kamu lupa jika dulu kamu suka mencegahnya untuk tidak pulang " kata Erik.
Dimas tersenyum " Ternyata adik kamu sudah besar ya rik.. Tapi kenapa kamu bilang dia bodoh? "
Erik mengangkat kedua bahunya " Kamu ada apa kesini? " Tanya erik kepada adiknya.
" Hanya rindu dan ingin makan siang bersama kakak " Jawab Mika memeluk lengan sang kakak.
" Ternyata kamu masih manja ya seperti dulu " kata Dimas
" Biarin wekkk.. " Balas mika sambil menjulurkan lidahnya.
" Dek " Tegur erik.
" Iya maaf " Ucap mika " Oh ya, tadi aku sudah menyuruh ob untuk membawakan makan siang untuk kita " Ujar mika
" Apa kamu yakin hanya ingin makan siang dengan kakak? Tapi ko kakak merasa ada yang aneh dari kamu "
" Apaan sih kak, aku tu benar-benar rindu sama kakak. Jangan asal tebak "
Dimas ikut menimpali ucapan adik kakak itu apa lagi dimas sudah lama tidak bertemu dengan erik dan juga mika.