"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Strategi: Meninggalkan kesan baik
Sementara itu, di rumah keluarga Doori. Aida sibuk menghubungi para karyawannya dan kenalan-kenalannya yang memiliki toko maupun sebuah restoran yang sekiranya ada melihat Fairy memasuki toko mereka atau hanya sekedar melewatinya.
Tapi hasilnya nihil, tidak ada yang mengaku dapat melihat Fairy melewati toko mereka. Aida yang kecewa pun terus berusaha mencari ide, bagaimana caranya agar bisa menemukan Fairy.
Tak berselang lama, Angelo datang tanpa membawa hasil apapun. Dia mengaku sudah mengelilingi daerah kota itu tanpa terkecuali, tapi dia masih tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Fairy.
"Bagaimana?" Tanya Aida menghampiri suaminya yang baru saja datang dari berkeliling.
"Aku tidak menemukannya." Kata Angelo sembari menggelengkan kepalanya.
"Papa gimana sih? Kenapa adik bisa pergi? Adik pasti melihatmu selingkuh dengan perempuan lain kan? Makanya papa tuh harusnya hati-hati!" Kata Aida yang menyalahkan Angelo atas kepergian Fairy, padahal yang duluan ketahuan selingkuh adalah dirinya.
"Ya papa kira adik sudah tidur, bukankah adik datang dari luar? Jangan-jangan mama lah yang duluan ketahuan olehnya?" Kata Angelo balik menyalahkan Aida.
"Huh bagaimana bisa? Jika mama duluan ketahuan, lalu kenapa adik berlarinya dari dalam? Bukankah papa yang sedang di dalam tadi?" Sahut Aida membenarkan dirinya.
Mereka malah lanjut berdebat tanpa melanjutkan pencariannya untuk menemukan Fairy. Mereka terus saling mencari-cari kesalahan masing-masing agar mereka merasa lebih unggul satu sama lain.
...----------------...
Di sisi lain, Hiden yang kepalanya terasa pusing pun terus mencoba untuk menahannya agar cepat menemukan adiknya yang merepotkan itu.
Hiden semakin kesal saat mengetahui nomornya di blokir oleh Kirie. Tapi saat itu, yang utama bukanlah Kirie, jadi dia bisa mengabaikannya untuk sementara waktu.
Banyak orang sudah Hiden tanyai, dia bahkan sempat berfikir untuk melaporkannya ke polisi. Tapi itu tidak akan di tangani jika Fairy belum menghilang lebih dari 24 jam.
Jadi tidak ada gunanya jika Hiden melaporkan nya, dia lebih berusaha lagi agar adik kesayangannya itu tetap aman.
Di sebuah jalan menuju pertigaan dekat jalan menuju rumahnya, Hiden menghentikan mobilnya, karena ia melihat wajah Fairy yang sedang terduduk di depan sebuah toko serba ada di sebrang jalan.
Tapi dia terkejut saat melihat wajah Yigon yang baru saja keluar dari dalam toko itu. Yigon dan Fairy terlihat sangat akrab hingga membuat Hiden merasa marah dan kesal.
Dengan cepat Hiden memutar balik mobilnya menuju toko serba ada yang ada di sebrang jalan. Dia sangat ingin membawa pulang adiknya itu sekalian menjauhkan Fairy dari jangkauan Yigon.
...----------------...
Seperti yang dilihat oleh Hiden, saat itu Yigon baru saja keluar dari dalam toko dengan membawa sebuah salep dan plaster. Tidak lupa, dia juga membelikan Fairy sebuah minuman dingin untuk menghilangkan dahaganya.
"Apa kau lapar? Bagaimana jika kita makan dulu?" Tanya Yigon yang kembali berjongkok untuk mengobati luka lecet di kaki Fairy.
Fairy menggelengkan kepalanya.
"Riri sudah makan, paman." Sahutnya.
"Hmm, oke." Kata Yigon tenang.
Dengan lembut dan perlahan Yigon mengoleskan krim salep di kaki Fairy agar gadis itu tidak merasa kesakitan. Hal itu Yigon lakukan sebagai salah satu strategi untuk memikat hati gadis kecil itu, yaitu dengan 'meninggalkan kesan baik' agar selalu di ingat oleh Fairy.
"Terimakasih paman." Kata Fairy yang mencoba memulai obrolan, karena suasana di antara mereka begitu kaku dan sunyi.
"Tidak masalah." Jawab Yigon
"Apakah nama paman adalah Yigon Moera? Kak Hiden yang memberitahukannya kepada Riri, tapi Riri tidak di ijinkan dekat-dekat dengan paman. Katanya paman itu orangnya berbahaya, padahal aslinya paman orang baik kan?" Tanya Fairy polos.
"Padahal kau sudah mengetahui banyak hal tentangku, tapi kau tetap menanyakan nya langsung kepadaku. Apa kau tidak mempercayai apa yang kakakmu katakan?" Tanya Yigon meledek Fairy.
Yigon kemudian meminum minuman yang baru saja Fairy minum, hal itu sontak membuat Fairy sangat terkejut.
"Tidak seperti itu... Ehh?? A-apa paman meminumnya? Itu, itu bekas bibir dan mulut Riri!" Kata Fairy begitu Yigon meminum minuman bekas dirinya.
Wajah dan telinga Fairy memerah, karena dia menganggap apa yang dilakukan Yigon sudah termasuk sebagai ciuman tidak langsung dengannya.
"Gara-gara dirimu, minumanku terjatuh dan menumpahkan semua isinya. Bukankah kau harus bertanggung jawab untuk itu? Sekarang sudah larut, apa kau tidak pulang? Mau ku antar pulang?" Tanya Yigon sembari melirik jam tangan mahalnya.
"Aku tidak mau pulang paman! Bolehkah aku menginap di rumah mu?" Tanya Fairy yang membuat Yigon mengernyitkan dahinya dan menaikkan sebelah alisnya.
"Apa kau sadar dengan apa yang kau katakan barusan?" Tanya Yigon meyakinkan.
Dengan cepat Fairy menganggukkan kepalanya, sebagai tanda kalau apa yang barusan ia ucapkan itu serius. Yigon terdiam, lalu menatap seseorang yang berjalan setengah berlari mendekati mereka berdua.
"Aku sangat ingin mengajakmu pulang, tidur denganku dan hidup bersamaku selamanya, walau tanpa kau minta sekalipun. Tapi sepertinya momen itu bukanlah hari ini. Seseorang telah datang untuk membawamu kembali" Kata Yigon tanpa menoleh ke arah Fairy, dia tetap berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Hiden yang datang dengan ekspresi marah.
"Kakak?" Kata Fairy terkejut, Hiden menemukannya lebih cepat dari yang Fairy kira.
"Riri, kita pulang sekarang! Terlebih lagi, kenapa kau bersama pria ini? Kakak kan sudah melarang mu agar tidak dekat-dekat dengan pria ini! Dia pria yang berbahaya untukmu!" Kata Hiden memarahi Fairy yang cemberut dengan mata bengkak akibat menangis.
"Tunggu dulu, anda tidak bisa melarang adik anda agar tidak mendekati seseorang tanpa alasan yang jelas. Dia harus tau, dimana letak bahayanya jika bersama dengan seseorang yang anda larang. Jika tadi saya tidak menyelamatkan adik anda, mungkin sekarang adik anda tidak akan berada di sini, pak dokter." Kata Yigon yang membuat Hiden terdiam.
"Benar! Paman ini sangat baik! Dia bahkan mengobati lukaku setelah berhasil menyelamatkan ku!" Sahut Fairy yang polos membenarkan apa yang Yigon katakan kepada kakaknya.
Hiden melirik kaki adiknya yang sudah diobati dengan cukup baik. Dia tidak mau mengakuinya, kalau Yigon adalah pria yang benar-benar memperlakukan adiknya dengan sangat baik.
Itu hanyalah sifat egoisnya Hiden saja, dia tidak ingin Fairy dekat dengan pria manapun. Fairy hanya boleh selalu dekat dengan dirinya, satu-satunya pria yang bisa menjaganya dengan baik.
"Terimakasih karena telah menyelamatkan adikku." Kata Hiden dengan sedikit membungkukkan badannya ke Yigon.
Yigon membalas ucapan terimakasih dari Hiden dengan sebuah senyuman. Karena hari sudah larut, Fairy harus segera dibawa pulang agar kedua orang tua mereka berdua tidak panik dan terus mencari-cari keberadaan nya.
SRETT!
Hiden merangkul tubuh Fairy yang ringan layaknya seorang bayi. Tanpa berpamitan Hiden membawa Fairy menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.
"Paman! Kemarilah!" Teriak Fairy dari dalam mobil.
Yigon berjalan mendekati Fairy, tangannya tiba-tiba ditarik dan Fairy menuliskan nomor teleponnya di tangan Yigon. Hiden dan Yigon terkejut melihat aksi tak terduga dari Fairy.
"Aku ingin kita menjadi semakin akrab paman! Jangan lupa untuk sering-sering menghubungi ku! Hehee" Fairy tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya.
Mobil pun melaju meninggalkan Yigon yang masih berdiri di tempat, dia meraba tangannya yang Fairy genggam barusan. Apa strategi awalnya sudah berhasil memikat hati wanita pujaannya?
Begini contoh narasinya:
Suara dering telpon di pagi itu nyaring terdengar di telinga seorang Tuan Muda yang membuatnya berdecak kesal lantaran mimpi indahnya terganggu, namun panggilan yang berulang kali dilakukan itu membuatnya dengan terpaksa bangung untuk melihat siapa gerangan yang cukup berani membangunkan tidur nyenyaknya.
Itu cuma contohnya ya, tidak ada maksd apa2/Joyful/