NovelToon NovelToon
Cinta Dan Pengkhianatan

Cinta Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jhulie

Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.

Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.

warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Godaan CEO Baru

Pagi itu, Vherolla bersemangat berangkat kerja. Entah kenapa, semenjak perusahaan tempatnya bekerja berganti CEO, suasana kantor terasa lebih hidup. Semua karyawan diperhatikan dengan baik, termasuk dirinya. CEO baru, Bapak Aldino, dikenal sebagai sosok yang ramah namun tegas. Setiap kali Vherolla bekerja keras, ada saja apresiasi kecil yang diberikan. Mulai dari ucapan terima kasih, hingga bonus yang tak pernah dia sangka.

Sore itu, Vherolla sedang asyik bekerja di mejanya saat tiba-tiba Aldino muncul, tersenyum hangat ke arahnya.

"Vhe, sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" tanyanya.

"Oh, hampir tiga tahun, Pak," jawab Vherolla sedikit gugup, tak terbiasa ditanya langsung oleh CEO.

Aldino mengangguk pelan. "Saya sangat menghargai kerja keras kamu. Saya perhatikan, kamu selalu datang tepat waktu dan hampir tidak pernah absen. Jarang sekali menemukan karyawan se-dedikatif kamu."

Vherolla tersipu, "Terima kasih, Pak. Saya hanya berusaha melakukan yang terbaik."

Aldino tersenyum lagi, lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah amplop kecil. "Ini bonus tambahan untuk bulan ini. Jangan dianggap sebagai suap atau apapun, ya. Anggap saja sebagai apresiasi atas kerja keras kamu."

Vherolla menatap amplop itu dengan mata membulat. "Terima kasih banyak, Pak Al. Tapi... sebenarnya, saya sudah mendapatkan bonus dari perusahaan. Saya merasa ini terlalu berlebihan."

"Ah, jangan terlalu merendah, Vhe," Aldino tersenyum penuh arti. "Kamu pantas mendapatkannya."

Merasa tak enak menolak, Vherolla akhirnya menerima amplop tersebut. Dengan bonus tambahan ini, dia merasa lebih lega karena bisa mencicil hutang dari bang mingguan yang sempat dia ambil demi Romi.

Hari-hari berikutnya, Aldino semakin sering mengajaknya berbincang di luar jam kerja, bahkan sempat mentraktir makan siang di sebuah restoran mewah.

"Sebenarnya, kenapa Bapak baik sekali sama saya?" tanya Vherolla dengan nada bercanda saat mereka duduk di restoran itu.

Aldino tertawa kecil, "Apa salahnya menghargai karyawan yang rajin dan berprestasi?"

"Tapi, saya merasa ini sudah lebih dari sekadar penghargaan biasa, Pak. Kadang saya bingung," kata Vherolla jujur, meskipun wajahnya tersenyum.

Aldino menatapnya dalam-dalam, kemudian menghela napas. "Kalau saya jujur, sebenarnya saya tertarik pada kamu, Vhe. Saya suka melihat kamu bekerja dengan penuh semangat. Kamu berbeda dari orang lain."

Vherolla terkejut. Hatinya berdesir, campuran antara senang dan bingung. "Tapi... saya sudah punya pacar, Pak."

"Romi, kan?" Aldino mengangguk pelan. "Saya tahu. Tapi saya hanya ingin kamu tahu, saya serius. Jika kamu mengizinkan, saya rela menjadi yang kedua."

Aldino, atau Pak Al, bisa mengetahui nama pacar Vherolla, yaitu Romi, melalui berbagai cara yang alami dalam konteks hubungan kerja mereka. Sebagai CEO yang cukup perhatian dan tertarik pada Vherolla, wajar jika Pak Al mengamati hal-hal kecil dan mencoba mengenal lebih dekat orang-orang yang penting bagi Vherolla. Berikut beberapa skenario yang mungkin menjelaskan bagaimana Pak Al mengetahui tentang Romi:

Percakapan Langsung atau Tidak Langsung dengan Vherolla: Mungkin dalam percakapan santai di kantor, Vherolla pernah menyebut nama Romi tanpa sadar, seperti saat ia cerita atau bercanda ringan dengan teman kerja lain, yang kemudian terdengar oleh Pak Al.

Pak Al sering memperhatikan saat Vherolla menelpon atau mengirim pesan dengan Romi saat jam istirahat. Misalnya, jika Vherolla menyebut nama Romi dalam percakapan telepon, Pak Aldino yang secara tidak sengaja mendengar. Itulah mengapa beliau tahu nama pacar Vherolla.

"Pak Al... itu tidak mungkin. Saya mencintai Romi," ujar Vherolla, meskipun hatinya mulai bimbang.

"Saya bisa menunggu, Vhe. Tidak perlu sekarang. Kalau kamu ingin tetap profesional, saya mengerti. Tapi, ketahuilah, perasaan saya untuk kamu tidak main-main," balas Aldino menatapnya serius.

Sepulangnya dari makan siang itu, Vherolla merasa pikirannya penuh. Aldino adalah pria yang dewasa, mapan, dan sepertinya tulus menyukai dirinya. Di sisi lain, ada Romi yang selama ini selalu membuat hatinya jungkir balik dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Keesokan harinya di kantor, Aldino kembali menghampiri meja Vherolla dengan senyuman khasnya.

"Bagaimana, Vhe? Sudah dipikirkan lagi?" tanyanya pelan.

"Apa maksud Bapak?" Vherolla mencoba menghindari tatapannya.

"Saya akan tetap seperti ini, Vhe. Kalau kamu butuh seseorang untuk mendengarkan atau mendukung kamu, saya ada di sini. Romi tak perlu tahu. Saya hanya ingin membuat kamu bahagia."

Vherolla menghela napas panjang, mencoba menjelaskan dengan hati-hati. "Pak, hubungan saya dengan Romi mungkin tidak sempurna. Tapi saya serius dengan dia. Saya tak mau menyakiti dia."

Aldino tersenyum lembut. "Saya tidak memaksa, Vhe. Tapi, kalau suatu saat kamu berubah pikiran, saya di sini."

Hati Vherolla semakin goyah, tak dapat dipungkiri perhatian Aldino membuatnya merasa dihargai. Namun, dia tak ingin tergelincir dalam hubungan yang membingungkan ini. Dengan perasaan tak menentu, dia pun memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya dan tidak terlalu banyak memikirkan Aldino.

Malam itu selesai lembur saat pulang ke kosan, Vherolla menerima pesan dari Romi.

"Vhe, aku tunggu di depan kos kamu. Mau ngomong."

Degup jantungnya tak beraturan. Apakah Romi merasakan sesuatu? Dia bergegas turun menemui Romi yang sudah berdiri di depan pintu kosnya.

"Kenapa nggak bilang dari tadi?" sapa Vherolla dengan nada lembut.

"Aku kangen, Vhe," Romi memandangnya lekat. "Ada hal yang mau aku omongin."

Tanpa basa-basi, Romi mengajak Vherolla duduk di bangku kecil di dekat kos. Mereka pun mengobrol dengan suasana santai. Sepanjang obrolan itu, pikiran Vherolla sesekali melayang pada Aldino, dan perasaannya bercampur aduk.

Sambil duduk bersebelahan di taman, Vherolla dan Romi menikmati keheningan malam yang sejuk. Romi menatapnya dalam, matanya seakan mencari sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata. Vherolla menyadari tatapan itu, tapi hanya membalasnya dengan senyuman hangat. Meski pikirannya sedikit terganggu oleh perhatian dari Aldino, ia tak ingin Romi merasakan keraguannya.

"Vhe, aku sadar kalau aku bukan orang yang sempurna," ucap Romi, suaranya rendah namun penuh kejujuran. "Aku tahu, mungkin aku ini sering bikin kamu pusing. Tapi aku benar-benar sayang sama kamu."

Vherolla hanya tersenyum, meski dalam hatinya berbagai perasaan campur aduk. "Aku tahu, Romi. Aku juga sayang sama kamu. Kalau nggak, aku nggak akan sampai sejauh ini sama kamu."

Romi mendesah lega, kemudian menggenggam tangan Vherolla erat. "Aku mau kita tetap sama-sama, Vhe. Aku nggak akan pernah biarin kamu jauh dari aku."

Seketika, hati Vherolla terasa hangat mendengar kata-kata Romi yang tulus. Dalam sekejap, pikirannya tentang Aldino menghilang, tergantikan oleh kehadiran Romi di sisinya. Meskipun ada banyak kekurangan dalam hubungan mereka, Vherolla merasa bahwa perasaannya kepada Romi begitu kuat.

Tanpa disadari, Romi memeluk Vherolla dengan erat, kepalanya bersandar di pundaknya. Vherolla membalas pelukan itu, merasakan detak jantung Romi yang tenang, seolah mengisyaratkan bahwa dirinya adalah rumah bagi pria itu.

"Vhe, kamu tahu kan, aku nggak punya apa-apa selain kamu sekarang," bisik Romi pelan, namun penuh arti. "Makasih karena sudah sabar sama aku, dan selalu ada di sampingku."

Vherolla mengusap punggung Romi dengan lembut, menenangkan dirinya. "Aku nggak peduli kamu punya apa atau enggak, Rom. Yang aku peduli, kita bisa saling dukung dan saling sayang."

Romi menatap Vherolla dengan mata yang penuh kasih sayang. "Kamu tahu, setiap kali aku lihat kamu kerja keras buat bantu aku, aku jadi makin semangat buat cari kerjaan baru. Aku janji, aku akan lebih baik, Vhe. Demi kamu."

Perasaan haru menyelimuti Vherolla, dan senyum manisnya muncul tanpa disadari. "Aku percaya kamu, Rom. Pelan-pelan saja, yang penting kita berusaha sama-sama."

Romi mengangguk, seolah mendapatkan kekuatan baru dari kata-kata Vherolla. Dalam hati, Vherolla merasa semua yang dilakukannya untuk Romi selama ini tidak sia-sia. Meski berat dan penuh rintangan, ia yakin dengan cinta dan komitmen yang mereka bangun bersama.

"Jadi, masih mau lanjut jalan-jalan?" tanya Romi, mencoba mengubah suasana menjadi lebih ringan.

Vherolla tertawa kecil, mengangguk. "Ayo, kita lanjutkan jalan-jalan yang tadi sempat tertunda."

Mereka pun berjalan bersama, menikmati malam sambil berbincang santai dan bercanda. Vherolla merasa lega karena bisa melepas semua keraguan dan fokus pada Romi. Dalam kebersamaan itu, dia merasa kembali mendapatkan alasan untuk terus bertahan.

1
kenkenzouyou Hiatus 🖤
dh mampir thor semangat🔥
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
🔮⃝⃝🤎➳ᴹᴿˢAguca🔰π¹¹🥑⃟ kancil
lanjuttt kaaaa ku suka ceritanya
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!