"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"
"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.
"Apa yang saya tidak tau?"
"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.
"Besok besok gak usah temui Leya!"
"Kalau saya mau ketemu?"
"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"
"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Erick!
Hari ini Damian terasa tidak tenang melihat pesan dari Leya, dengan cepat dia bergegas ke lokasi yang Leya berikan.
"LEYA!"
Damian langsung menarik Leya, dan memutar tubuh gadis itu."Bagaimana keadaan mu?" tanya nya terlihat panik.
"Baik, untung ada Arion." ucap Leya tersenyum manis
"Kalau gak bisa jaga gak usah deketin." ucap Arion menarik Leya.
Damian menatap nya sinis."Saya antar pulang." tekan nya menarik pergelangan tangan Leya dan masuk ke dalam mobil
Arion hanya terkekeh geli."Gila sih, sepupu gue tercuek itu akhirnya kembali membuka hati." ucap nya tertawa geli
Leya tidak berani melawan perkataan Damian, jadi dia hanya menurut saja apa yang di katakan pria itu. Leya melihat wajah marah priaa itu membuat nya takut
"Seperti nya mereka selalu mencari masalah." tekan Damian.
"Em kenal ya sama dia?" tanya Leya pelan
"Gak"
"Terus?"
"Dah ya, besok besok saya gak akan izinkan Kamu keluar."
"Loh gak bisa gitu dong!" kesal Leya.
"Demi kamu sendiri." tekan Damian menatap gadis itu tajam, Leya terdiam merasa takut. Dia tau Damian melakukan ini hanya untuk dirinya sendiri tapi Leya tidak bisa di atur atur begitu saja.
"Kalau gitu Leya pulang ke desa aja."
"Bagus, besok saya antar kamu pulang. Kebetulan saya lagi tidak ada kerjaan yang begitu penting jadi saya akan menemani mu di sana." jelas Damian menatap gadis itu, Damian tersenyum kecil ke arah Leya membuat Leya meneguk saliva nya kasar.
"Eee, tapi apa kata ibu nanti."
"Saya akan atur semua nya."
Mereka berdua kembali diam, Leya menatap pria itu membuat Damian menyadari nya."Saya tampan?" goda nya
"Apaaansii, wajah pas pas an juga." ketus Leya.
Dring...
"Halo, Tuan. Saya sudah menemui keberadaan Erick." ucap seseorang dari telpon
"Bagus, dua hari kedepan hentikan beberapa keberangkatan barang."
"Tapi tuan, kita akan rugi banyak."
"Kau kira saya tidak memiliki uang, selain dari sana?!" tekan Damian kesal.
"Maaf tuan, saya mengerti. Lalu bagaimana rencana selanjutnya"
"Saya akan memberikan umpan." ucap Damian tersenyum smirk langsung mematikan telpon sepihak.
"Kamu serem banget." cicit Leya.
"Saya lagi lelah." ucap Damian memijat dahinya pelan.
Leya melihat itu menjadi tak enak, apa yang harus ia lakukan. Apa kah dia sebodoh itu membuat dia selalu dalam bahaya sehingga Damian harus menjaga nya terus terusan?
Leya tidak mengerti ini semua, dia juga tidak mengerti mengapa Damian berbaik hati padanya, padahal Damian hanya orang asing yang dia temui berapa bulan belakangan ini.
Leya menatap lekat pria itu, mungkin pertemuan nya sangat tidak di sengaja, tapi entah mengapa dia merasa dia begitu dekat dengan Damian sejak lama.
"Damian, apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Leya pelan.
"Maybe."
"Hum, Leya merasa kita pernah bertemu sebelumnya."
"Mungkin saja"
Setelah beberapa waktu di jalan, akhirnya mereka sampai di apartemen Leya. Sejujurnya Damian berat hati meninggalkan Leya di apartemen nya sendirian, tapi tidak mungkin jika dia bermalam dengan gadis itu.
"Leya, saya akan bermalam di sini. kamu tidurla di kamar saya akan tidur di ruang tamu." ucap Damian langsung melangkah ke arah dapur.
"Um, kamu mau kemana?" tanya Leya
"Memasak."
"Leya ikut." kejar Leya.
Mereka mulai menyiapkan makan malam, Leya yang sibuk memperhatikan Damian yang sedang memasak, awalnya Leya ingin membantu namun Damian melarang nya. Alhasil Leya hanya menonton Damian memasak
Leya mulai mengantuk, dia beranjak pergi ke ruang tamu dan menghidupkan televisi, Leya berbaring sambil menyemil makanan yang Damian siap kan.
"Enak banget ya hidup gini." ucap nya tersenyum geli
"Apa lagi kalau Leya sama Damian tinggal serumah terus, tapi Damian yang ngurusin makan Leya dan lain lain." ucap Leya terkikik geli
"Ingin menjadikan saya babu mu hm?" ucap Damian yang tiba tiba datang, dengan membawa dua nampan piring makanan yang dia masak.
"Ihh kok gak bilang kalau datang, ih keknyaa ini enak untuk Leya dong." ucap Leya mengalihkan pembicaraan, jujur dia takut melihat tatapan Damian. Dengan cepat Leya mengambil satu piring dan langsung duduk menyantap makanan itu.
Damian menatap Leya lekat.'Leya, kamu benar seperti dia' batin Damian pelan, dia tersenyum melihat tingkah lucu Leya.
"Damian, kamu punyaa pacar ya?" tanya Leya hampir terbatuk karna makanan penuh di mulutnya
Damian menyodorkan segelas air minum."Jangan berbicara jika sedang makan."
"Iya maaap."
"Habiskan makananmu." ucap Damian lalu duduk di sebelah Leya, dia mulai menyuapi makanan ke mulut nya sendiri dengan telaten.
"Makan pun harus aesthetic gitu ya?" tanya Leya
"Kamu begitu memperhatikan saya?" goda Damian.
"Apa siii, Leya cuma bilang aja." ketus Leya.
"Sebentar lagi saya akan pergi keluar, kamu jangan kemana mana. Kalau ada yang aneh kabari saya secepatnya."
"Okeeeee." ucap Leya tersenyum manis
"Tumben nurut."
"Tapi belikan jajanan yang banyak ya." ucap Leya
"Haha, baiklah." ucap Damian tertawa kecil.
Tawa pria itu berhasil membuat Leya terpaku, Damian benar benar tampan jika tersenyum dan tertawa namun sayangnya pria itu selalu memasang muka datar nya dimana pun dan kapan pun.
Selang beberapa menit, Damian pergi keluar dari apartemen. Leya merasakan bosan karna tidak ada teman mengobrol, dia mulai mengspam chat ke pada Damian agar pria itu tidak lupa membelikan cemilan untuk nya.
"Besok kan Leya mau pulang, siapin baju aja deh." ucap Leya beranjak menuju kamar dan menyiapkan beberapa baju nya.
Ting.
"Leya, handphone saya mati. Saya chat di handphone bawahan saya, keluar saya menunggu di depan."
Leya mengerut kan dahinya bingung, jarang sekali Damian ngechat seperti ini. Biasanya pria itu menelpon langsung jika ada masalah.
Leya mulai mengirim pesan untuk membalas nya."Aku capek, kamu masuk aja ke sini."
"Leya!"
Chat terakhir pria itu membuat Leya bergidik ngeri, pria itu memang selalu begitu. Leya mulai beranjak menuju pintu, namun dia teringat ucapan Damian jika ada yang aneh maka hubungi pria itu.
Tanpa basa basi Leya mencoba menelpon pria itu, namun sial handphone pria itu tidak aktif. Mungkin saja ben
ar yang di sana adalah Damian.
Leya beranjak keluar, dia melihat jalan begitu ramai sehingga membuat nya bingung mencari di mana Damian.
"Aduh dimana si." kesal Leya, dia terus menatap sekeliling tapi tidak ada mobil Damian. Dia sangat tau mobil Damian seperti apa.
Leya ke jalanan mencoba melihat lebih dekat, namun dia tidak menemukan mobil Damian.
"Mencari saya?"
Leya merasa ada yang memanggil nya, akhirnya dia menoleh dan melihat pria itu.