Rania Anastasya, adalah anak yatim piatu yang diangkat menjadi anak perempuan keluarga konglomerat sejak remaja.
Farhan Ananta Putra, adalah anak laki-laki satu-satunya keluarga angkat Rania. Hubungan mereka cukup dekat semenjak Rania bergabung menjadi keluarga Ananta Putra.
Namun siapa sangka, ternyata saat dewasa, Rania malah dijodohkan dengan Farhan, kakak angkatnya sendiri.
Sejak saat itu, Farhan berubah menjadi laki-laki kejam yang tak lagi dikenal oleh Rania. Bahkan di malam pertama mereka, Rania harus menerima rasa sakit akibat kekejaman Farhan.
Mampukah Rania melepaskan diri dari Farhan?
Baca kisah lengkap nya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melia Andari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Tidak akan Menceraikannya
Farhan kembali ke halaman rumahnya, ia teringat akan paket yang diterimanya untuk Rania tadi sebelum wanita itu tak sadarkan diri. Ia mengambil paket yang masih tergeletak itu dan segera membukanya.
"Obat?" batin Farhan memandangi botol kecil yang berisi beberapa pil di tangannya.
Awalnya ia bingung, mengapa Randi mengirimkan obat untuk Rania? Ia memperhatikan nama obat tersebut lalu mencari nya di media sosial untuk mengetahui jenis obatnya.
Betapa terkejutnya Farhan begitu mengetahui obat apa yang dikirimkan oleh Randi.
"Jadi Randi mengirim obat dan vitamin untuk Ibu hamil agar Rania tidak mual dan menguatkan kandungan?" gumam Farhan dengan hati yang gusar.
Tanpa pikir panjang, Farhan bergegas ke mobil dan menjalankan nya. Sampai saat ini ia belum pernah berbicara empat mata dengan Randi. Kali ini ia tidak tahan lagi, mengapa bahkan Randi mengetahui kondisi Rania sedangkan dia tidak tahu apa-apa?
"Loh, Farhan kok malah pergi pa?" tanya mama Laura ketika melihat mobil putranya keluar dari rumahnya.
"Biarkan saja, mungkin ia tidak bisa menerima kehamilan Rania atau butuh waktu untuk menerimanya," jawab papa menebak.
Mama Laura menarik nafas panjang. "Bagaimana dengan perceraian mereka? Apakah bisa wanita hamil diceraikan?"
"Sebenarnya bisa saja, asalkan kedua belah pihak menerimanya," jawab papa Rangga.
"Artinya kita hanya menunggu keputusan Farhan, jika ia setuju maka Rania tetap bisa berpisah darinya, begitu?" sahut mama Laura.
Papa Rangga hanya menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan pendapat istrinya.
Sementara itu, Farhan baru saja tiba di kediaman Randi. Ia berjalan masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa dan mencari keberadaan sahabatnya itu. Ia berjalan sampai halaman belakang rumah nya, dan menemukan laki-laki sedang berenang di kolam renang miliknya.
"Randi," panggil Farhan dengan suara tegas.
Randi yang terkejut segera menoleh ke sumber suara. Dilihatnya Farhan sedang berjalan dengan tergesa-gesa ke arahnya.
"Ada apa kau datang menemui ku tanpa memberi kabar?" tanya Randi lalu berenang ke tepian.
"Ada yang ingin aku bicarakan," jawab Farhan ketika telah tiba di tepi kolam.
Randi memperhatikan raut wajah sahabatnya itu, sepertinya sedang tidak ramah. Ia pun naik ke tepian kolam lalu berjalan mengambil handuk dan menutupi sebagian tubuhnya.
"Ada apa?" tanya Randi menatap Farhan.
Farhan memberikan obat yang dikirimkan oleh Randi untuk Rania. Randi pun terkejut dengan obat itu, kenapa bisa ada di tangan Farhan?
"Jelaskan padaku kenapa kau mengirimkan obat ini untuk Rania? Apa kau telah menghamilinya?" tanya Farhan.
"Apa kau bilang? Kau serius bertanya seperti itu kepadaku?" ucap Randi bertanya balik.
"Kalau begitu, untuk apa? Apa kau tahu jika Rania sedang hamil?" tanya Farhan lagi.
"Farhan, apakah kau pikir Rania adalah wanita rendah seperti itu?" tanya Randi tak habis pikir.
"Tidak! Aku tidak pernah berpikir dia wanita seperti itu!" jawab Farhan.
"Lalu mengapa kau bertanya apa aku telah menghamilinya?" Randi merasa tak terima dengan pertanyaan Farhan.
"Aku hanya ingin mengetahui alasan apa yang kau miliki hingga kau bisa memberikannya obat dan vitamin itu. Karena yang aku butuhkan adalah alasan yang tepat atas pengiriman obat itu. Jadi, sejak kapan kau mengetahui kehamilannya?" tanya Farhan.
Randi menatap Farhan dengan pandangan yang serius. Ia menghela nafas kecil lalu mulai berbicara.
"Beberapa hari lalu, ketika aku ingin berkunjung ke rumahmu, aku melihat Rania sedang berjalan keluar komplek. Lalu aku mengikutinya, dan ternyata ia pergi ke apotek untuk membeli alat tes kehamilan," jawab Randi.
"Lalu kau tidak memberitahuku tentang hal ini?" tanya Farhan tak sabaran.
Randi menatap sahabatnya itu. "Aku tidak memiliki hak untuk memberitahu hal ini kepada siapapun."
"Tapi Rania itu istriku, dan dia mengandung anak ku Randi!" tukas Farhan.
"Tapi Rania ingin berpisah darimu Farhan. Jangan paksa dia untuk menjadi istrimu jika dia tidak lagi menginginkannya," sahut Randi.
"Dia sedang hamil anak ku!" sanggah Farhan dengan marah.
"Aku bisa membuat kalian bercerai meski Rania tengah hamil Farhan," sahut Randi dengan tatapan dingin.
"Cukup Randi! Mulai saat ini aku tidak mau kau ikut campur mengenai rumah tanggaku. Aku dan Rania akan bercerai atau tidak, itu bukanlah urusanmu," tegas Farhan.
"Tapi melindungi Rania dari penderitaan adalah tugasku, aku telah berjanji kepadanya," sahut Randi dingin.
Farhan menarik sudut bibirnya sedikit, tersenyum menyeringai. Ia merasa sangat kesal dengan pernyataan Randi.
"Persetan dengan janjimu Randi, aku tidak peduli. Aku yang berhak atas dirinya dan juga bayi di dalam kandungannya, kau mengerti?" ucap Farhan kesal.
"Kita lihat saja nanti bagaimana kelanjutan proses perceraian kalian," sahut Randi menantang.
"Aku tidak akan menceraikannya!" sahut Farhan lalu pergi meninggalkan Randi.
kirain ..
malam harinya Rania menemani Farhan tidur..
😀😀😀❤❤❤
jagn sampai mimpimu jadi nyata..
maafkan farhan..
dia juga terluka dan menderita...
ayo bantu satukan ortu kalian..❤❤❤❤❤❤
akankah Rania mau kembali pada farhan?