NovelToon NovelToon
3M's True Love

3M's True Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:454
Nilai: 5
Nama Author: Phine Femelia

Cerita ini berkisah tentang perjalanan ketiga saudara kembar...Miko, Mike, dan Miki dalam menemukan cinta sejati. Bisakah mereka bertemu di usianya yang sangat muda?
Ikuti kisah mereka bertiga ^^



Harap bijak dalam membaca...
Plagiat dilarang mendekat...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phine Femelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Winda sampai di taman dan membaca chat dari Mike yang sudah dikirim lima menit yang lalu.

Mike : Gue sudah sampai. Gue tunggu di gazebo

Winda memarkir mobilnya dan berhenti menyetir lalu keluar dari mobil dan berjalan menuju gazebo dari bambu itu. Winda sudah bisa melihat Mike yang duduk. Dia memakai kaos dan jaket. Winda berjalan menghampiri Mike dan Mike melihat.

"Hai" panggil Mike.

Winda duduk dan Mike mengambil lalu memberikan segelas minuman hangat kepada Winda dan Winda mengambil dengan pelan.

"Thanks" kata Winda pelan.

Mike melihat terus Winda.

"Kenapa lo melihat gue? Mau cek gue menangis atau gak? Tenang. Gue gak sampai menangis"

"Walaupun lo menangis gak masalah. Wajar" kata Mike pelan.

Mike melihat ke depan dan Winda memeluk tubuhnya.

"Dingin juga" kata Winda pelan.

Winda terkejut karena merasakan jaket yang terpasang di tubuhnya sehingga dirinya melepaskan.

"Lo gak perlu memakaikan kepada gue. Gue ada jaket di mobil"

"Pakai dulu. Kalau sama gue gak perlu basa-basi"

"Maksud lo?"

Entah kenapa Winda melihat tatapan Mike begitu dalam sehingga Winda segera berhenti melihat. Winda jadi merasa aneh melihat Mike yang begitu.

"Maksud gue..."

Mike berpikir.

"Gimana lo?" tanya Mike pelan.

"Maksud lo apa?"

"Lo tahu arah pembicaraan gue"

"Gue gak mau mengingat lagi"

"Gak perlu sok kuat. Ini masalah hati" kata Mike pelan.

"Memangnya lo tahu yang gue rasakan?"

Mike terdiam sejenak.

"Gue pernah pacaran jadi tentu saja tahu"

"Jadi lo berakhir karena apa?"

"Kenapa jadi fokus kepada gue? Di sini gue ingin tahu tentang lo. Menemani lo"

Winda menggeleng pelan.

"Sudahlah lupakan" kata Winda pelan.

Agak lama saling diam akhinya terdengar Mike bicara.

"Gue tahu gak mudah mengikhlaskan tapi..."

Mike melihat terus Winda.

"...gak salah gue menilai lo adalah perempuan baik" lanjut Mike pelan.

Winda melihat Mike dengan pelan.

"Lo bisa membantu mereka untuk kembali bersama. Meskipun gue memberi saran untuk ikhlas tapi kalau lo gak berniat begitu ya gak akan terjadi"

"Lo terlalu berlebihan menilai gue" kata Winda pelan.

"Lo kuat. Lo pasti bisa" kata Mike pelan.

"Gak, Mike" kata Winda akhirnya mencurahkan isi hatinya.

Winda merasa sedih.

"Sebenarnya hati gue...hancur" lanjut Winda sedih.

Mike melihat terus Winda dan Winda menepuk atas dadanya.

"Hati gue sangat sedih. Gak segampang itu tapi gue bingung. Antara menolak keinginan hati gue atau gak. Hati gue mengatakan gak perlu mengikhlaskan tapi pikiran gue..."

Mike menggeser tubuhnya mendekat kepada Winda.

"...gue harus ikhlas demi...kakak gue" lanjut Winda pelan dan mengeluh.

Winda berhenti menepuk.

"Itu bukti kalau...lo sesayang itu dengan kakak lo. Kalau gak lo membiarkan saja dia putus dengan cowok itu" kata Mike pelan.

Winda berpikir dengan merasa sedih.

"Makanya gue bicara memang gak mudah tapi lo lebih memilih mengikhlaskan"

"Jadi sesakit itu, Mike" kata Winda sedikit merengek karena merasa hatinya pedih.

Mike melihat terus Winda dan akhirnya mengambil lalu memegang tangan kanan Winda dan berpikir dengan melihatnya sebentar.

"Lo kuat" kata Mike pelan memberi semangat Winda.

Winda melihat terus Mike.

"...tapi gak ada salahnya lo menangis"

"Gue memang gak mau"

"Kenapa?" tanya Mike pelan.

"Kalau menangis artinya gue kalah"

"Gak. Lo cuma mau mencurahkan isi hati lo karena kalau cuma bicara gak lega" kata Mike pelan.

Winda terdiam dan akhirnya menghela napas pelan.

"Memangnya gue sekuat itu?" tanya Winda pelan.

"Ya"

"Lo salah" kata Winda pelan.

"Lo kuat, Win" kata Mike meyakinkan Winda.

Mereka saling melihat dan Mike melepaskan tangan Winda lalu mereka berhenti saling melihat dan sekian lama Mike harus melihat ke arah Winda karena merasa kepala Winda bersandar di bahunya.

"Gue pinjam bahu lo" kata Winda pelan.

"Ya. Selama yang lo inginkan" pikir Mike pelan.

Agak lama handphone Winda berbunyi. Hal itu membuyarkan kesunyian yang ada di sekitar mereka. Winda menjauh dari bahu Mike dan mengambil handphone dari dalam tasnya lalu mengambil handphone dan melihat layar handphone.

"Kenapa cuma dilihat?"

Winda melihat Mike dengan pelan.

"Kak Devie" kata Winda pelan.

"Kenapa gak diterima?"

Winda berpikir sebentar dan menerima dengan pelan.

"Win, kamu di mana? Kenapa belum pulang? Kamu baik saja, bukan?"

"Sebentar lagi aku pulang"

"Jam berapa sekarang? Papa dan mama juga mencari kamu"

"Maaf. Aku masih di rumah teman. Sebentar lagi aku akan pulang. Kak Devie sudah pulang?"

"Aku juga baru sampai rumah"

"Ya. Aku akan pulang"

"Hati-hati"

"Ya, Kak"

Winda mengakhiri telepon.

"Maaf. Gue harus pulang"

"Ya. Sudah malam. Orang rumah pasti khawatir lo belum pulang"

Mike berdiri.

"Gue antar ke mobil lo"

"Gak perlu. Gue bisa sendiri"

"Sudah malam. Lo gadis. Beda dengan gue. Gue cowok"

"Meskipun cowok tetap bisa digoda. Kalau lo digoda banci gimana?"

Mike tersenyum.

"Lo bantu gue, donk"

Winda berpikir. Mike sungguh jadi teman yang bisa diandalkan. Mereka berjalan menuju tempat parkir dan sampai di mobil Winda lalu Winda melepaskan jaket Mike dari tubuhnya dan mengembalikan.

"Terima kasih"

Mike mengambil dan menjinjing di belakang punggungnya.

"Lo hati-hati"

Winda mengangguk pelan.

"Lo bisa sendiri?" tanya Mike pelan.

Winda berpikir sebentar.

"Mike"

"Hmm?"

"Terima kasih banyak. Lo mau menemani gue yang kalut begini. Lo juga gak mencaci maki gue"

Mike merasa heran.

"Lo sedang kalut. Masa iya gue mencaci maki lo?"

"Pokoknya terima kasih"

"Jangan lupa. Lo memang kuat tapi kalau lo menangis itu wajar"

Winda tersenyum tipis dan masuk ke dalam mobil lalu Mike berjalan pergi dan Winda menyetir. Sekian lama akhirnya Winda memikirkan Mike.

"Gue gak menyangka Mike bisa jadi teman yang membantu gue. Entah kenapa gue merasa hari ini dia beda. Dia bisa jadi teman yang memahami perasaan gue" pikir Winda pelan.

Fandi melihat Devie.

"Jangan terlalu khawatir. Winda dengan mobil, bukan?"

"Memang tapi aku tetap kepikiran. Gak apa apa kamu pulang saja"

"Salam untuk Winda. Sebenarnya aku mau menunggu Winda sampai di sini untuk mengucapkan terima kasih"

"Kamu masih bisa telepon dia"

"Lebih enak bicara langsung"

"Kamu bisa sewaktu-waktu bertemu Winda"

Fandi tersenyum.

"Benar juga. Sekarang Winda sudah tahu hubungan kita. Kita gak perlu sembunyi lagi" kata Fandi dengan merasa senang.

Devie tersenyum senang.

"Amour, terima kasih masih mau bertemu aku. Aku tahu kalau kamu masih kecewa tapi aku janji gak akan mengulang kesalahanku di kemudian hari"

"Tunggu sebentar"

Devie merasa ingin tahu dan melihat Fandi yang berjalan menuju mobil lalu membuka pintu dan mengambil sesuatu. Fandi menutup pintu mobil dan berjalan menghampiri Devie lalu berdiri di hadapannya dan memberikan sebuah kotak. Devie melihat Fandi dengan merasa heran dan mengambil dengan pelan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!