"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~17
Sesampainya di Apartemennya Kaizar langsung menyerang Elle tanpa jeda, entah kenapa ia selalu tak bisa menahan diri saat berada di dekat wanita itu. Gairahnya selalu bergejolak dan ingin segera menerkamnya setiap saat.
Lelah bermain di setiap sudut ruang tamunya, pria itu membawa Elle masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang lumayan luas bernuansa maskulin itu menjadi saksi bisu betapa panasnya percintaan mereka malam ini.
Kaizar seperti tak mengenal lelah menggauli wanita itu, membiarkannya tak berdaya di bawah kungkungannya.
"Terima kasih, kamu yang terbaik." Ucap Kaizar sembari mengecup kening wanita itu setelah hasratnya terpuaskan, lalu pria itu segera berlalu ke kamar mandi.
Sementara Elle masih tidur di atas ranjang dengan sisa-sisa keringat membasahi tubuhnya, setelah beberapa kali berhubungan dengan bosnya wanita itu sudah mulai terbiasa. Apalagi pria itu tak memperlakukannya layaknya ja lang di luar sana, setiap melakukannya atasannya selalu memanjakan tubuhnya. Menghujaninya dengan berbagai pujian dan selalu memikirkan kepuasannya juga, apalagi ucapan terima kasih yang selalu pria itu katakan setelah sesi percintaan mereka membuatnya merasa sangat di hargai.
"Mau kemana ?" Kaizar yang baru keluar dari kamar mandi nampak melihat Elle beranjak dari tidurnya dengan melilitkan selimut di tubuhnya.
"Aku harus pulang." Terang Elle, jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan untuk pertama kalinya ia pulang selambat ini. Anak-anaknya pasti sedang mengkhawatirkannya.
"Tidur di sini saja, besok pagi ku antar pulang." Tegas Kaizar, ia masih ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan wanita itu.
"Tapi....."
"Aku tidak suka di bantah." Tegas Kaizar lagi, lalu membawa wanita itu kembali ke ranjangnya. Membawanya ke dalam pelukannya dan mulai memejamkan matanya.
"Dasar pemaksa." Gerutu Elle.
"Aku mendengarnya dan segera tidurlah jangan memancingku lagi untuk menerkammu, karena yang kedua biasanya lebih tahan lama." Potong Kaizar yang langsung membuat Elle menelan ludahnya, baru bermain sekali saja tubuhnya sudah remuk apalagi mereka melakukannya lagi.
Namun bagaimana pun juga Elle tak bisa tidur karena pikirannya berkelana kemana-mana, memikirkan bagaimana keadaan putranya. Apa mereka baik-baik saja? Apa mereka makan dengan benar? Minum obat tepat waktu dan ia juga tak sabar mendengar celotehan mereka.
"Kenapa belum tidur juga ?" Kaizar melirik ke arah wanita itu yang belum juga memejamkan matanya.
"Aku tidak bisa tidur jika bukan di kamarku." Dusta Elle.
"Memang di kamarmu ada apa? Apa kamu masih tidur di pelukan ibumu ?' Tanya Kaizar lagi dengan suara lirih karena sudah teramat mengantuk.
Elle seketika mengingat sang ibu, sebelum kedua orang tuanya tiada ia memang kerap tidur di pelukan sang ibu. Sebelumnya ia adalah sosok gadis manja yang selalu di hujani banyak kasih sayang, namun saat mereka tiada dunianya benar-benar hancur.
"Apa ibumu memelukmu seperti ini ?" Kaizar semakin mengeratkan pelukannya dan tak jarang pria itu mengecupi puncak kepala wanita itu.
Elle tertegun, kenapa pria itu begitu lembut memperlakukannya? Hatinya yang sepi pun seketika menghangat karena perlakuan pria itu.
"Tolong jangan seperti ini, aku takut terlalu nyaman."
"Kenapa kamu tidak mengenalkan nona Shela pada keluargamu? Sepertinya mereka sangat mengharapkan mu segera menikah, lagipula nona Shela sepertinya wanita yang baik." Ucap Elle ingin tahu, lagipula jika pria itu menikah maka ada wanita yang akan memuaskan hasratnya.
"Diam dan segeralah tidur !!" Kaizar nampak enggan membahas hal itu.
"Tapi....." Ucapan Elle langsung terjeda saat pria itu tiba-tiba membungkam bibirnya dengan luma tan kasar dan menuntut hingga wanita itu nampak mengerang tertahan.
"Tidur, jika tidak aku akan kembali menerkammu sepanjang malam !!" Ucap Kaizar dengan nada ancaman dan mau tak mau membuat Elle langsung memejamkan matanya.
Tak berapa lama Elle merasakan pelukan pria itu mengendur bersamaan dengan suara halus napasnya, lalu wanita itu segera membuka matanya dan menatap pria yang sedang tidur di sampingnya tersebut.
"Apa kamu sudah tidur ?" Tanyanya, namun tak ada reaksi apapun. Kemudian wanita itu perlahan keluar dari pelukannya dan bergegas beranjak dari sana.
Memunguti pakaiannya yang tercecer di ruang tamu dan segera memakainya, namun sebelum pergi wanita itu merapikan dahulu ruangan yang berantakan dari sisa-sisa percintaan mereka beberapa saat yang lalu.
Elle segera memesan taksi ke apartemennya, sungguh ia takkan nyenyak tidur sebelum melihat wajah-wajah mungil kedua putranya.
Sesampainya di Apartemen wanita itu segera masuk ke dalam kamar mereka dan melihat keduanya telah menjelajahi mimpi-mimpinya.
"Selamat tidur sayang, mimpi yang indah." Gumamnya lalu mengecup mereka satu persatu.
Kini Elle telah berada di kamarnya, wanita itu nampak melepaskan seluruh pakaiannya dan segera berlalu ke dalam kamar mandi. Menyalakan shower untuk mengguyur tubuhnya dari sisa-sisa percintaan mereka tadi.
Wanita itu nampak menyentuh setiap inci tubuhnya dan rasanya bekas sentuhan bosnya masih terasa, bagaimana pria itu memanjakan tubuhnya hingga membuatnya terbang ke awang-awang.
"Tidak, kamu tidak boleh terperdaya pria itu El. Hubungan kalian hanya sebatas pekerjaan tidak lebih." Elle langsung memperingatkan dirinya sendiri, ia harus membangun benteng tinggi agar tidak jatuh cinta pada pria itu. Pria yang akhir-akhir ini mengisi seluruh ruang kosong hatinya.
Keesokan harinya....
"Selamat pagi kesayangan mommy yang tampan." Pagi itu Elle nampak membangunkan kedua putranya karena sebentar lagi harus home schooling.
"Mommy, kapan pulang ?" Austin langsung beranjak bangun.
"Tidak lama setelah kalian tidur, maaf ya semalem mommy ada pekerjaan mendadak." Terang Elle.
"Kenapa bos mommy membiarkan mommy bekerja sampai malam ?" Kali ini Justin ikut menimpali.
"Karena memang ada pekerjaan yang harus di kerjakan, sayang." Terang Elle lagi.
"Pasti bosnya mommy galak." Tebak Austin kemudian.
"Tentu saja tidak sayang, bos mommy sangat baik." Meskipun pekerjaannya salah, tapi Kaizar sosok pria yang baik. Pria itu tidak pernah berlaku kasar padanya, meskipun terkadang tiba-tiba jutek tanpa sebab.
"Apa kami boleh tahu di mana kantor mommy ?" Justin terlihat penasaran.
"Tentu saja boleh sayang, kantor mommy berada tak jauh dari rumah sakit kalian di rawat dan memiliki gedung yang paling tinggi." Terang sang ibu.
"Apa yang ada tulisan Adiguna grup, mommy? Gedung yang paling tinggi itu ?" Sepertinya ingat Justin berfungsi dengan baik untuk menghafalkan tempat-tempat yang pernah ia lewati.
"Benar sayang, tapi mommy tidak bekerja dengan CEOnya tapi bekerja dengan wakil CEO." Tukas Elle yang terlihat gemas menatap kedua putranya.
"Mommy jangan khawatir suatu saat nanti jika aku sudah besar akan menjadi CEO dan mommy tidak usah bekerja lagi." Justin berkata dengan semangat.
"Terima kasih sayang, ayo segera mandi lalu kita pergi sarapan !!" Perintah Elle kemudian.
Beberapa saat kemudian Elle pun berangkat ke kantornya setelah memastikan kedua putranya sudah makan dan minum obat.
"Aus, bagaimana jika kita mencari tahu wakil CEOnya mommy ?" Ucap Justin yang kini sudah kembali ke kamarnya.
"Itu ide bagus Jus, bagaimana jika kita jodohkan mommy dengan pria itu ?" Timpal Austin yang sepertinya menyetujui ide saudara kembarnya tersebut, karena target calon ayahnya memang harus pria kaya dan baik.
kapan Elle akan bahagia dan hidup tenang bersama buah hatinya...