Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02
“Apa yang harus aku lakukan?” gumam Silvia melihat dua garis pada benda pipih yang berada di tangannya.
Kembali Silvia mengingat ucapan James yang mengancam akan mengakhiri hubungan bila dia melibatkan cinta di dalamnya. Akan tetapi, bisa saja James berubah pikiran bila mengetahui kehamilannya.
“Haruskah aku memberitahukan, James? Aku takut dia mengakhiri hubungan ini. Aku mencintainya.”
Tanpa sadar, Silvia mencintai James. Perlakuan James yang dingin tidak membuat Silvia kesal. Dia justru sangat mengerti kalau James tidak mungkin memberikan cinta padanya.
Silvia sadar dengan sepenuhnya, dia tidak pantas berada di samping James. Pria itu membutuhkan wanita yang sepadan dengannya. Pikirannya melalang buana pada pertemuannya dengan Sonia —Mama James— yang tidak menyukai kehadirannya. Berkali-kali perempuan paruh baya itu membuat Silvia kewalahan hingga James turun tangan.
“Andai saja aku masih menjadi bagian dari kalangan atas. Tidak mungkin aku kesulitan seperti ini,” ujar Silvia.
Silvia mengelus perutnya dengan lembut. “Mama akan memperjuangkanmu, Sayang. Semoga saja kehadiranmu akan membuat papamu mencintai Mama,” gumam Silvia.
Silvia terus menggulirkan ponsel, dia sudah menghubungi James yang seminggu ini menghilang tanpa kabar. Biasanya, pria itu akan menanyakan kabarnya. Minimal menghubunginya sekali dalam sehari. Akan tetapi, sikap James berubah ketika dia mengatakan cinta.
Tidak ada kabar sama sekali semenjak terakhir kali mereka bertemu. Saat itu, Silvia tidak menyadari bila pernyataan cinta pada James membuat pria itu berubah. Akankah dia tetap menjadi wanita simpanan James sedangkan pria itu tidak menginginkan sebuah ikatan.
"Apa yang harus aku lakukan?" Silvia menggenggam hasil test pack yang telah dilakukannya.
***
"Kamu dengar tidak? Bos kita akhirnya setuju bertunangan dengan Nona Wilona. Aku melihat di sosial media Nona Wilona, seringkali mereka menghabiskan waktu berdua. Mereka memang pasangan serasi," ucap Luna salah seorang teman kantor Silvia.
"Kamu pasti tahu hal itu, kan, Via? Tuan James membatalkan semua kegiatannya Minggu lalu untuk berlibur bersama Nona Wilona. Mereka romantis sekali, ya?" ujar salah satu perempuan yang ikut bergabung dengannya saat jam makan siang.
"Tuan James sama sekali tidak mengatakan hal itu padaku. Dia hanya berpesan agar mengosongkan jadwalnya karena ada urusan keluarga," jawab Silvia kalem.
Padahal, dalam harinya bergemuruh karena mendengar ucapan teman-temannya. Bahkan, ada yang memperlihatkan foto yang dipost oleh Wilona pada Silvia. Seketika Silvia terpaku, inilah alasan James berubah dingin padanya?
Apakah benar James berniat membuangnya begitu saja? Memang tidak ada yang menjamin James akan terus menginginkan hubungan rahasianya dengan Silvia. Namun, perempuan itu terlanjur berharap lebih pada James hingga tidak sengaja mengandung benih James.
Silvia melihat foto James dan Wilona di sebuah restoran mewah. Tampak wajah James menikmati kebersamaan keduanya. Mendadak Silvia mual karena melihat hal tersebut. Perempuan itu mendekap mulutnya, kemudian berlari menuju toilet.
"Huek... huek..."
Beruntung keadaan toilet saat itu sedang sepi, tidak ada satu orang pun yang melihat Silvia memuntahkan semua makan siangnya. Perempuan itu memejamkan mata mengingat semua perkataan James.
"Tidak boleh ada cinta di antara kita, Via. Kamu hanya akan menjadi simpananku," ujar James pada Silvia kala itu.
"Bagaimana bila suatu saat Anda jatuh cinta padaku?" tanya Silvia penasaran dengan jawaban yang akan diberikan oleh James.
"Itu tidak akan pernah terjadi, aku dapat menjamin bila hal itu hanya omong kosong karena perasaanku telah mati!" jawab James.
Silvia menangis ketika mengingat perkataan James, kenyataannya pria itu membuka hati untuk wanita lain. Wanita yang sangat jauh dibandingkan dirinya. Tentu, Silvia tidak dapat membandingkan dirinya sendiri dengan Wilona.
Seluruh penjuru kota tahu siapa Wilona. Model cantik yang tengah naik daun. Selain itu, perempuan cantik tersebut berasal dari kalangan atas yang membuat Silvia semakin rendah diri. Bila memang benar James menjalin hubungan dengan perempuan itu dapat dipastikan Silvia harus menelan semua kekecewaan yang dirasakannya saat ini.
Seketika dia memegang perutnya yang masih rata. Membayangkan nasib anaknya yang tidak akan merasakan kasih sayang seorang Ayah. Ingin memperjuangkan anak dalam kandungannya, tetapi dirinya sendiri penuh keraguan.
Tiba-tiba ponsel yang dia taruh di saku roknya berbunyi. Dia melihat ada panggilan dari James. Senyum mengembang di wajah cantiknya. Sudah dia duga kalau pria yang merupakan Presiden Direktur tempatnya bekerja akan menghubunginya kembali.
Silvia mengangkat panggilan dari pujaan hatinya dengan gembira berharap ada pernyataan rindu dari James. "Halo, James kamu sudah..."
"Perhatikan panggilanmu padaku, Silvia!" balas James memotong sapaan Silvia.
"Maafkan saya, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" ujar Silvia memperbaiki panggilannya.
Silvia telah terbiasa memanggil James dengan nama, hingga dia sedikit terkejut ketika James menegurnya karena panggilan tersebut. Debaran jantungnya begitu terasa ketika James kembali bersuara dengan nada datarnya.
"Di mana kamu? Sekarang juga kamu ke ruanganku. Ada hal yang perlu kita bahas!" ujar James menuntut kehadiran Silvia.
"Baiklah, Pak. Saya akan segera ke ruangan Anda," balas Silvia yang tidak mengetahui alasan dipanggil dirinya.
Dengan tergesa, perempuan hamil itu ke ruangan James. Perasaan senang bercampur dengan kegelisahan menjadi satu. Dia senang James telah kembali datang ke kantor. Namun, kegelisahan menyergapnya ketika mendengar nada bicara James tidak bersahabat.
Sesampainya di depan ruangan James, perempuan itu mengetuk pintu dengan pelan. Setelah terdengar suara dari dalam yang memperbolehkannya masuk. Silvia membuka pintu dan tersenyum mendekati James. Namun, senyum di wajahnya langsung lenyap melihat James yang menatapnya tajam.
"Ada apa, Pak?" tanya Silvia berusaha tenang.
"Aku pergi sementara dan memintamu mengambil alih beberapa pekerjaanku. Akan tetapi, aku tidak menyangka kamu dapat mengkhianatiku seperti ini!" jawab James sambil melempar beberapa lembar foto tepat di hadapan Silvia.
Silvia terkejut dengan fotonya bersama Tristan terpampang nyata. Namun, tidak ada yang salah dari foto itu hanya ada sebuah foto yang mungkin disalah pahami oleh James.
"Aku tidak melakukan apa pun, James," ucap Silvia hendak membela diri.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.