Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 24 - Sangat Mempesona
"Havana, ini sudah cukup. Ayo di lepas," ucap Aileen, ketika dia sudah puas menatap dirinya sendiri di dalam cermin.
Menatap wajahnya yang begitu mirip dengan sang ibu. Dia tidak ingin menangis karena itulah meminta Havana untuk melepasnya.
"Ohh Aileen, aku butuh waktu 1 jam lebih untuk memasangnya dan kamu minta di lepas begitu saja. Ini tidak adil!" rengek Havana.
"Tunggu-tunggu, aku akan mengambil foto mu." Timpal Havana lagi, dia bahkan langsung mengambil ponselnya di dalam tas.
Membuka kamera dan mengarahkannya pada Aileen, sementara Aileen bergerak cepat menutup wajahnya menggunakan kedua tangan karena malu.
"Aileeeen, jangan begitu!"
"Aku malu!" Aileen menjawab dengan kedua tangan yang masih menutupi wajah.
"Kita foto berdua."
"Foto berdua?" Aileen membuka jari-jarinya, mengintip Havana yang mengangguk.
"Iya, ayo!"
Havana merangkul Aileen, mereka berdua mengambil foto bersamaan. Awalnya Aileen malu-malu, namun melihat senyum lebar Havana membuatnya ikut tersenyum juga. Hingga akhirnya tidak ada lagi kata canggung di depan kamera itu.
Puas mendapatkan beberapa gambar. Havana langsung mengirimkannya pada sang kakak. Tidak hanya 1 foto, namun semua foto itu dia kirim pada Hansel.
Dan seperti kilat, dalam sekejab saja foto-foto itu sampai pada Hansel dan memenuhi galeri ponsel pria dingin ini.
Bunyi Ting Ting Ting! terus terdengar dari ponsel Hansel, sebanyak foto yang dikirimkan oleh Havana.
Membuat suasana rapat yang sedang berlangsung sedikit terganggu.
"Banyak vendor baru yang bisa kita ajak kerja sama Tuan, kita bisa memeriksanya satu per satu untuk menyesuaikan antara kualitas dan Harga ... bla bla bla."
Suasana rapat itu terus berlanjut, sementara Hansel mengambil ponselnya untuk dimatikan agar tidak menganggu.
Namun urung dia lakukan saat melihat ternyata itu adalah pemberitahuan chat dari sang adik.
Tanpa pikir panjang Hansel membukanya, melihat foto-foto Aileen yang membuatnya terpana.
"Kita juga bisa membuat Tim untuk_"
"Stop!" ucap Hansel, menginterupsi untuk semua orang diam.
"Beri jeda 5 menit," tambah Hansel lagi, setelah itu dia mengugulir ponselnya. Menatap lekat satu per satu foto yang dikirimkan oleh Havana.
Hansel tidak lagi melihat bocah laki-laki di dalam diri Aileen, kini nona muda keluarga Clarke itu terlihat sangat cantik.
Benar kata Clint, Aileen sangat mempesona.
Senyum Aileen yang lebar, membuat Hansel pun ikut tersenyum pula.
Sampai tidak sadar jika semua orang di ruang rapat ini menatapnya bingung. Seorang pria yang dikenal begitu dingin, kini tiba-tiba tersenyum hanya karena menatap layar ponselnya.
Denis yang duduk di samping Hansel pun ikut menatap bingung pada sang Tuan.
"Lanjutkan," titah Hansel setelah dia puas menatap semua foto itu. Bukan 5 menit waktu yang dia butuhkan, ternyata lebih dari 10 menit.
Namun tidak ada yang berani menginterupsi. Sampai akhirnya Hansel sendiri yang meminta rapat kembali dilanjut.
Dan sepanjang rapat itu berlangsung, Hansel terus tersenyum kecil. Tapi semua orang masih mampu melihat senyum itu.
Rapat yang awalnya terasa begitu mencekam kini mulai terasa nyaman. Hansel yang berniat marah-marah pun tak jadi dia lakukan.
Semuanya berjalan dengan baik hingga selesai.
"Denis." panggil Hansel diantara langkah kaki mereka yang kembali ke ruang kerja.
"Ya Tuan."
"Nanti malam datang lah ke apartemen. Bantu Aileen untuk mendaftar ke universitas yang dia mau dan mengurus Havana agar kembali melanjutkan kuliahnya."
"Baik Tuan." jawab Denis patuh, meski setelahnya dia membuang nafasnya pelan.
Selama ini sudah cukup kewalahan mengurus Havana dan kini ditambah 1 lagi Aileen.