Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shelina
"Sepertinya matanya sudah buta, dan hatinya jadi batu. Dia tidak bisa melihat dirimu yang memberi warna terbaik untuknya, aku benar?" Jelasnya membuat Shera masih diam setelah mendengar nya.
"Penawaran sebelum pernikahan mu, masih ku buka. Kau ingin memulai usaha mu sendiri atau melanjutkan usahanya keluarga kita?"
"Lalu rumah? Bagaimana?" Pancing Shera terus menerus.
Dan justru tawaan kecil yang Shera dapatkan. "Jangan khawatir, rumah itu akan tetap terjaga. Aku yakin kau sudah kesana. Rumah itu ada yang menjaganya, jika kau ingin tinggal disana, tidak masalah. Artinya kau memilih melanjutkan usaha Papa dan mama."
"Apa kakak..."
"Ayolah Shera, aku menikmati kehidupan ku tanpa mengurus resort itu. Aku lebih senang menjadi fotografer dan menjelajah karena nya. Lagipula aku sudah memiliki Max, dia yang mencari uang untukku? Bukan begitu?" Ucapnya sambil terkekeh dan mengecupi Leo beberapa kali.
"Pikirkan dulu, kalau kau ingin disini, maka kita menemui paman Ron untuk mengenalkan mu pada resort dan apapun itu."
"Selina!" Panggilan itu langsung membuat wanita cantik yang menggendong Leo langsung berbalik seketika.
"Paman, bibi. Apa kabar?"
"Kau datang? Apa ini kejutan untuk Shera?" Ucap Joseph membuat Shelina mengangguk.
"Ya, aku sudah rindu dengan adikku ini. Dan lihat, dia memiliki pangeran tampan ini."
"Kami baik, bagaimana denganmu? Suamimu tidak ikut?"
"Tidak, awalnya dia ingin. Tapi aku melarang, mengingat dia sedang sibuk-sibuknya saat ini. Lagipula aku tidak akan lama disini." Jelas Shelina.
"Kau baru datang?" Giliran Viola yang bertanya.
"Ya, aku tidak terlalu suka dengan pesta."
"Kau tidak berubah."
"Memang, aku berpegang teguh pada prinsip ku. Selama aku senang dan tidak menganggu orang lain, kenapa harus merubahnya untuk orang lain? Bukan begitu Paman?"
"Ya, kau benar."
"Karena kau sudah disini, maka menginap lah di rumah. Bukan rumah papa mama mu, mengerti?" Shelina langsung tertawa kecil mendengar nya.
"Tentu, siapa yang menolak penawaran menarik."
"Ayo kita pulang. Shera... Abra dimana?"
"Papa, tadi aku kembali karena mengambil jaket Leo. Abra sudah di mobil sepertinya."
"Baiklah, kita langsung saja."
"Aku lupa, aku pergi dengan temanku. Dia mengantarkan ku. Aku kesana sebentar untuk mengatakan aku ikut kalian."
"Langsung saja, di depan kan?" Ajak Joseph
"Iya, tapi dia memilih pintu samping. Lebih dekat dari sini."
"Baiklah." Shera mengambil alih Leo dan Shelina perlahan menuju pintu timur.
"Ayo Shera."
"Iya pa." Sembari menuju pintu keluar, mereka berbincang-bincang dari pesta hingga kedatangan Shelina.
"Papa merasa senang reaksi mu pada kakakmu."
"Reaksi ku?" Ulang Shera yang tidak mengerti ucapan Joseph.
"Ya, dulunya kau selalu berdebat dengan kehadiran kakak mu." Perlahan Shera tidak fokus dengan ucapan Joseph, kepalanya dihadiri oleh ingatan.
'Kenapa kau selalu menganggu kebahagiaan ku?' Sentak Shera tidak suka.
'Kebahagiaan apa yang kau maksud? Menikah dengan Abraham?'
'Tentu saja! Aku mencintai nya! Kenapa kau mengatakan hal buruk tentang nya!'
"Shera.... Bagaimana dia akan membahagiakan mu. Aku bisa melihat wajah ketidaksukaan nya padamu. Dia tidak mencintai mu, jangankan mencintai. Dia tidak menghormati mu, dia tidak akan menyayangimu mu. Apa yang kau harapkan? Umurmu masih muda, pria lain begitu banyak. Pasti ada yang mencintai mu, untuk apa berjuang sendiri Shera?'
'Abra akan berubah! Itu biasa dalam pernikahan karena perjodohan. Kami akan saling mengenal dan jatuh cinta perlahan. Dan hidup bahagia.'
'Hidup tidak seperti film romantis yang kau lihat Shera.'
'Sudahlah! Kakak bilang saja iri padaku! Aku benci kakak! Jangan datangi aku lagi, pergi saja dan tinggal di New Zealand, meskipun Papa dan Mama tiada nantinya!' Shera meninggalkan Shelina dengan amarah yang besar.
Shelina yang terpaku dengan ucapan adiknya, tiba-tiba merasakan kehangatan di punggung nya. 'Max.... Apa aku salah?'
'Tidak, biarkan dia. Doakan saja, jika mereka berjodoh. Mereka akan baik-baik saja, tapi jika tidak, dia akan sadar akan itu. Shera hanya butuh waktu, biarkan waktu yang menjawab nya.'
'Tapi, Abraham itu.... Aku sudah mengatakan, tapi papa dan mama terlalu memanjakan nya. Aku hanya takut, dia menyadari semuanya tidak sesuai dengan ekspektasi nya, dia bisa salah langkah.'
'Kita akan mengawasi nya.'
"Abra? Abraham!" Panggilan dengan suara keras itu langsung menyadarkan Shera dan terlihat Joseph memeriksa mobil dan tidak menemukan putranya.
"Kemana anak itu?"
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.