Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan kedua dan perwujudan Reno sebenarnya.
Pada pagi hari yang cerah, Aku, Alaina dan Reno sudah berkemas dan bersiap-siap untuk pergi meninggalkan desa Mills, para anak-anak dengan berat hati untuk merelakan kepergian kami, tampak raut wajah mereka terlihat sangat sedih melihat kami yang sedang bersiap-siap untuk pergi meninggalkan desa.
"Reg, Kayle, Melissa jaga desa ini dan para adik-adikmu, jangan biarkan mereka menangis, oke!" Ujar Alaina kepada Reg, kayle dan Melissa.
"Kak Alaina, boleh kah aku ikut denganmu?" Ucap Melissa dengan berlinang Air mata.
"Maaf Melissa, teman-teman dan adik-adikmu membutuhkanmu disini, mungkin kamu bisa menyusul kakak nanti jika kamu sudah sedikit lebih dewasa." Ujar Alaina.
"Ini aku beri kenang-kenangan untuk mu." Ujar Alaina sambil memasangkan jepit rambut kepada Melissa.
"Terimakasih kak." Jawab Melissa.
"Buat kami mana kak?" Seru Reg dan yang lainnya.
"Tenang saja, kakak udah persiapkan di dalam kotak, sebuah pakaian yang telah kakak rajut untuk kalian semua." Ujar Alaina.
"Asiikkk!" Seru anak-anak.
"Reg, Usiamu sekarang berapa?" Tanyaku kepada Reg.
"Aku kayle dan Melissa, sama-sama berumur dua belas tahun kak." Jawab Reg.
"Oke, Aku beri petuah untuk kalian bertiga, Apapun yang terjadi nantinya, tetap lah bersama-sama, kalian adalah yang paling besar diantara yang lainnya, jadi lebih sedikit mengalah lah kepada adik-adikmu." Ujar ku kepada Reg.
"Baik, kak!" Jawab Reg dengan tegas.
"Tumben bijak kata-katamu!" Celetuk Reno.
"Tau nih!" Saut Anak-anak.
"Heii kaliaan!"
"Ahahahaha...." Sorak tawa kami semua.
Setelah beberapa waktu berlalu, Kami pun pergi meninggalkan desa dengan perasaan yang tenang, karena meninggalkan anak-anak dan desa dengan kondisi yang baik.
Perjalanan kami berikutnya menuju desa Dent menurut peta yang kami ambil di gudang harta tempo lalu, perkiraan perjalanan kami tiba di desa Dent di perkirakan akan memakan waktu satu minggu perjalanan, karena Desa Mills merupakan desa paling ujung, dan Desa Dent adalah tanah kelahiran Ibunya Rosella. meskipun seharusnya kami tiba di sana lebih cepat, tapi karena kami telah menemui Aurora yang merupakan utusan dari Vanessa jadi tidak berpengaruh apa-apa.
Dalam perjalanan aku terus memperhatikan mahkota yang diambil oleh Alaina, mahkota yang terbuat dari emas murni, mahkota itu terukir oleh ukiran melingkar seperti batang pohon merambat yang dibentuk menjadi sebuah mahkota, dan bagian depan mahkota tersebut di hiasi satu permata berwarna putih, dan di sisinya ada empat bagian yang kosong, yang seharusnya di isi dengan permata yang bentuknya berbeda-beda.
"Sepertinya ada bagian yang hilang dari mahkota ini." Celetukku.
"Iya aku juga menyadari itu." Saut Alaina.
"Sepertinya itu diisi oleh permata lainnya, aku sempat melihat bentuk yang sama pada dinding yang terukir di tempat saat kita ambil buku dan mahkota itu." Ujar Reno.
"Iya benar, aku juga melihatnya, Apa kita harus mencari permata yang cocok?" Tanya ku.
"Entahlah, aku juga masih bingung maksud dibalik semua ini." Ujar Alaina.
Tak terasa sudah tiga hari kami menempuh perjalanan menuju desa Dent, entah sudah berapa bukit dan hutan kecil berawa yang sudah kami lewati. Kami pun memutuskan untuk kembali beristirahat di pinggiran sungai, dan mendirikan tenda.
"Aku akan berburu ikan untuk tambahan makanan." Ucapku setelah mendirikan tenda.
"Baiklah aku akan berjaga disini." Ucap Alaina.
"Aku ikut denganmu Ali." Celetuk Reno.
"Oke Guru mari kita berburu ikan yang banyak!" Gurau ku.
lalu akupun memasuki sungai untuk menangkap ikan, akan tetapi setelah sekian lama, tidak ada satupun ikan yang berhasil aku tangkap, tubuh ikan sangat licin hingga aku sulit untuk menggenggamnya.
"Hah, dari tadi diliatin, nangkep ikan satu aja tidak mampu, sini lihat aku, biar aku ajarin bagaimana cara menangkap ikan!" Celoteh Reno yang geran melihatku tidak mendapatkan ikan satupun. Ia pun melesat terbang menungkik tajam ke arah seekor ikan yang ia incar, ia pun menangkap ikan tersebut dengan cakarnya.
"Nah begini lihat, hanya butuh sekali percobaan! ahahaha dasar payah!" Celoteh Reno.
"Sial! Baiklah aku tidak akan kalah darimu Guru!" Seru ku.
"Asura kai, Teknik bela diri, Tarian menangkap ikan!"
Aku menangkap ikan dengan gerakan tarian pedang, alhasil aku mendapatkan banyak ikan dengan cepat.
"Ahahaha... lihat ini guru, dapat banyak kan aku!" Celoteh ku.
"Oiii, itu curang namanya!" Saut Reno.
"Tidak ada aturannya, tidak boleh menggunakan teknik atau jurus guru! akulah pemenangnya, ahahaha!" Seru ku.
Beberapa saat kemudian setelah aku berhasil menangkap ikan yang banyak, aku pun kembali ke tenda untuk mengelola ikan-ikan ini menjadi sebuah makanan.
"Wah kau menangkap ikan banyak sekali!" Ucap Alaina.
"Hehe hebat kan!" Saut ku.
"heleh segitu aja sudah jumawa kau!" Celoteh Reno.
Aku pun segera membakar ikan-ikan tersebut, sedangkan Alaina menyiapkan makanan yang lain, setelah beberapa saat kemudian, makanan pun tersaji dan kami menyantapnya dengan nikmat. Setelah makan, kamipun bercerita hal-hal sederhana dan hal-hal lucu di depan api unggun, menghabiskan waktu bersama-sama dalam malam yang dingin, setelah itu kamipun pergi tidur di tempat yang terpisah.
Saat tengah malam, aku terbangun karena ingin membuang air kecil, namun saat aku berjalan untuk buang air kecil di balik pohon, aku mendengar suara gumaman nada dan gemericik air dari sungai. Karena penasaran aku pun pergi mengendap-endap untuk melihat apa yang ada di sungai, saat sudah dekat sungai, aku melihat siluet seseorang yang sedang membersihkan dirinya di sungai, aku pun berjalan perlahan-lahan semakin mendekatinya untuk melihat siapakah sosok tersebut, karena pandanganku terbatas sebab malam yang gelap karena cahaya bulan sedang tertutup awan.
Setelah aku tepat di dekat sosok itu, dan cahaya bulan kembali menerangi, aku terkejut melihat sosok itu yang ternyata ialah seorang wanita yang sedang membersihkan tubuhnya tanpa busana. seorang wanita berambut hitam pekat dengan warna kulitnya yang kecoklatan dengan tubuh molek yang indah sedang menggumamkan nada sambil membersihkan tubuhnya, namun mukanya tidak nampak terlihat, aku pun hendak semakin mendekatinya karena penasaran akan wajahnya, akan tetapi aku malah tersandung akar pohon, yang membuatnya menyadari keberadaan ku.
"Braakk!!"
"Aaaaa... dasar pria mesum!" Teriak wanita itu.
"BOLA API"
"Heh dia bisa menggunakan sihir? gawat!" Gumam ku saat di waktu yang bersamaan ketika gadis itu mengeluarkan sihirnya kearah ku.
"Dwarrr!"
"Aaaaa panassss!" Teriakku, aku pun langsung lari masuk kedalam sungai untuk meredam kan api yang membakar ku.
"Rasakan itu pria mesum, tukang ngintip! Dasar Ali tongtong!" Celoteh gadis itu.
"Hah? kok dia bisa tahu namaku? memang dia sebenarnya siapa?" Gumam ku.
"anu.. maaf aku tidak tahu ada seseorang disini kecuali kelompok aku, memangnya dirimu siapa, kok kamu bisa mengetahui namaku?" Tanya ku.
"Hah.. alasan bilang saja kau mau mengintip aku kan!" Cetusnya.
"Ada apa ini, ribut-ribut, suara kalian terdengar begitu keras." Ujar Alaina yang tiba-tiba datang.
"Ini nih si Ali, tukang ngintip." Ucap gadis itu.
"Ehh?..bukan-bukan Alaina, aku hanya penasaran, ada orang selain kita disini." Ujar ku.
"Memang tidak ada lagi, gadis itu adalah Reno!" Ucap Alaina.
"Ehhh???..." mendengar itu sontak aku pun terkejut sejadi-jadinya aku tidak tahu bahwa selama ini Reno adalah seorang gadis dewasa.
"Aku baru tahu soal itu!" Celetukku.
"Aku lupa untuk memberitahumu, yasudah nanti saja lagi, ini sudah terlalu larut, cepat kembali untuk tidur." Ujar Alaina, ia pun pergi kembali ke tenda bersama dengan Reno.
"Pletaaak!"
"aduuhhh!!"
Reno melempari ku dengan batu, dan kembali ke wujud burung gagaknya dan pergi ke tenda bersama Alaina.
Aku benar-benar tidak menyangka akan kenyataan yang sebenarnya, tapi semua cukup masuk akal, mengingat setelah semua yang telah terjadi diantara kita, akan tetapi hal ini yang tidak pernah aku duga selama ini, lagi pula mengapa dia tidak memberitahuku, dan berubah saja ke wujud manusia nya, kenapa jadi burung terus coba? jadi bikin salah faham aja kan.
mampir di novelku juga ya thor jika berkenan/Smile//Pray/