Pertarungan, pertumpahan darah, air mata, itu adalah peristiwa yang biasa terjadi di dunia kultivator.
Dunia kacau oleh perang setelah Kaisar Manusia menghilang dalam waktu yang sangat lama.
Suatu waktu, sebuah meteor melesat ke arah sebuah dunia di sudut Alam Semesta.
Lin Yan, bayi yang terjatuh dari langit dan ditemukan oleh pasangan tua yang sedang mengembara.
Takdir apa yang akan membawanya?
Dari mana asalnya?
Siapa yang mengirimnya?
Semua itu adalah misteri untuk sosok Lin Yan.
Dengan tombak ditangannya, Lin Yan akan memulai jalannya mencapai puncak, mencari identitas sejatinya serta mengukir namanya dengan gelar, Raja Naga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaLova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 - Jamur Bumi
Lin Yan menaikkan sudut bibirnya. Ia sama sekali tidak akan takut kepada tiga pemuda yang tampaknya berusaha mengejarnya dan membalaskan dendam kepadanya. Ia tidak menunggu mereka dan terus bergerak ke dalam hutan. Jika mereka berhasil mengejarnya, ia akan membunuh mereka bertiga di tempat tanpa belas kasihan sama sekali.
“Hm? Apa itu?” Lin Yan melihat ke arah bawah dan menemukan sebuah jamur yang tampak bergerak di permukaan tanah.
“Bukankah itu Jamur Bumi?” Lin Yan sedikit bersemangat karena telah membaca tentang tumbuhan yang mampu bergerak layaknya hewan.
Juga, sumber daya yang berasal dari sekte Naga Langit untuk murid pelantara luar adalah 5 Jamur Bumi setiap bulan untuk satu murid.
Jamur Bumi adalah sejenis tumbuhan yang memiliki qi berlimpah di dalamnya. Untuk kultivator Yayasan Qi tahap keempat, mengkonsumsi 5 Jamur Bumi akan meningkatkan kultivasinya satu tahap penuh.
Tanpa membuang waktu, Lin Yan langsung melesat ke bawah untuk menangkap Jamur Bumi. Jika Jamur Bumi dicabut, itu pasti akan langsung mati tetapi qi murni yang ada di tubuh tumbuhan itu tidak akan pudar.
Kecepatan bergerak Jamur Bumi juga sangat tinggi. Tetapi Lin Yan tidak merasa masalah untuk mengatasi kecepatan seperti itu.
Lin Yan melapisi kakinya dengan qi dan langsung melesat ke arah Jamur Bumi.
Jamur Bumi terlihat panik karena merasakan ada yang mendekat kepadanya. Tetapi sudah terlambat untuk kabur karena Lin Yan langsung menangkap dan mencabutnya dari tanah.
“Panen kali ini lumayan.” Lin Yan memegang Jamur Bumi di tangannya dan tersenyum kecil. Ia pun langsung menyimpannya ke dalam cincin ruangnya.
Ketika Lin Yan ingin bergerak, suara seseorang terdengar di telinganya.
“Kita bertemu lagi bocah!”
Lin Yan menoleh ke arah atas dan menemukan tiga pemuda yang tampak sedikit terengah-engah karena memaksakan diri mengejar Lin Yan.
Ketiga pemuda itu sangat marah karena Lin Yan membuat mereka membutuhkan usaha besar agar bisa mengejar Lin Yan.
Jika saja Lin Yan tidak berhenti saat memburu Jamur Bumi, sudah dipastikan bahwa mereka tidak akan mampu mengejar karena keterbatasan tenaga.
“Apa yang kalian inginkan?” tanya Lin Yan penasaran.
“Apa yang kami inginkan? Sungguh lucu kau bertanya seperti itu bocah!” salah satu dari mereka melompat ke bawah sambil memasang wajah gelap. Kedua lainnya pun ikut turun ke bawah untuk bersiap-siap membunuh Lin Yan di tempat.
Jarak tempat mereka berada saat ini sudah sangat jauh dari gerbang masuk dan mereka tidak khawatir bahwa seseorang akan mengetahui bahwa mereka membunuh Lin Yan. Adalah hal biasa bagi para murid terbunuh di hutan sehingga sekte tidak akan mencari tau apa yang terjadi.
“Apakah kalian ingin membunuhku?” tanya Lin Yan.
“Kau sudah tau dan kau masih bertanya? Kau akan menyesal karena telah mempermalukan kami sebelumnya!” salah satu pemuda berkata dengan nada dingin sambil perlahan berjalan ke arah Lin Yan.
“Apakah kalian yakin? Aku akan melepaskan kalian jika kalian pergi dari hadapanku.” ucap Lin Yan bermurah hati.
Ketiganya mematung di tempat lalu tertawa terbahak-bahak.
“Apa kau tidak tau posisimu saat ini? Kau ingin mengampuni kami? Bagaimana jika begini? Jilat sepatu kami bertiga sambil memohon pengampunan agar kami melepaskanmu.” salah satu dari mereka menyeringai kejam.
“Tampaknya tidak ada diskusi lagi. Jika begitu, matilah.” ucap Lin Yan datar.
Zhep!
Lin Yan langsung melesat dengan kecepatan tinggi setelah melapisi telapak kakinya dengan qi. Ia muncul di depan pemuda yang memiliki jarak paling dekat dengannya.
Pemuda tersebut terkejut dengan kecepatan Lin Yan. Ia pun langsung mengeluarkan pedangnya dari sarungnya untuk membunuh Lin Yan.
“Mati!” teriak pemuda tersebut sambil menebas ke arah Lin Yan yang baru tiba di depannya.
Lin Yan yang sudah mengaktifkan Mata Raja, tersenyum kecil. Ia langsung melihat arah lintasan serangan tersebut dan memiringkan tubuhnya.
Pedang pemuda itu tidak berhasil menebas Lin Yan. Ia ingin melancarkan serangan lainnya tetapi sudah terlambat.
“Tinju Kejut!”
Tangan kanan Lin Yan dilapisi oleh qi terkuatnya. Ia mengayunkan tinjunya sekuat tenaga ke arah kepala pemuda tersebut.
Buak!
Tinju Lin Yan mengenai tepat kepala pemuda itu dan menghancurkannya seperti semangka. Itu adalah teknik yang ia pelajari dari kakeknya dengan cara merubah qi menjadi bentuk kejutan yang dapat memukul lawan di jarak satu meter tanpa menyentuh lawan.
“Bajingan!” kedua pemuda lainnya langsung bereaksi setelah melihat rekan mereka tewas di tempat.
“Terlalu lambat..” Lin Yan mengeluarkan dua pedang dari cincin ruangnya lalu mengangkatnya ke atas setelah dilapisi dengan qi.
Tring! Tring!
“Apa?” kedua pemuda itu terkejut. Bukan hanya karena Lin Yan mampu menahan tebasan mereka, kemunculan dua pedang di tangan Lin Yan pun membuat mereka terkejut.
“Cincin ruang!” seru kedua pemuda tersebut. Tentu mereka tau tentang tempat penyimpanan seperti itu. Para murid pelantara dalam sebagian besar memilikinya.
Tetapi untuk murid pelantara luar sangat jarang memilikinya. Jika ada yang memiliki cincin ruang diantara murid pelantara luar, sudah pasti bahwa mereka berasal dari kekuatan berpengaruh.
Tanpa menghiraukan teriakan kedua pemuda tersebut, Lin Yan langsung menarik salah satu pedang di tangannya dan memiringkan tubuhnya kembali.
Salah satu serangan terjatuh dan menancap ke arah tanah karena musuh Lin Yan kehilangan keseimbangan.
Dengan reaksi yang sangat tinggi, Lin Yan langsung menusuk kepala pemuda tersebut yang telah kehilangan keseimbangannya.
Jleb!
Satu lagi dari mereka telah mati. Pemuda terakhir gemetaran karena kedua rekannya telah tewas. Karena perasaan takut, ia pun langsung berbalik untuk melarikan diri.
“Ingin kabur? Tidak semudah itu!” Lin Yan langsung mengejarnya dengan kecepatan penuhnya.
Saat Lin Yan mendekat pemuda itu menoleh ke belakang sambil berteriak. “Tinggalkan aku sendiri. Aku minta maaf karena mencoba memburumu! Juga, apa kau tidak tau apa hukuman jika membunuh sesama murid?”
Lin Yan tidak merespon dan hanya mengejar. Ketika sudah mendekat, ia langsung mengayunkan pedangnya lagi.
“Sial!” pemuda itu tau bahwa Lin Yan tidak akan melepaskannya. Ia pun langsung mengangkat pedangnya untuk menahannya.
Tring!
Bruk!
Kaki pemuda itu sedikit tenggelam di tanah karena beban yang ia tahan terlalu tinggi.
“Sangat kuat!” batin pemuda itu ketakutan. Ia sadar saat ini bahwa mereka telah memprovokasi monster.
Buak!
Lin Yan langsung menendang perut pemuda itu yang membuatnya terpental lalu menabrak pohon dengan tubuhnya.
“Tolong ampuni aku..” pemuda itu memohon dengan tubuh gemetaran saat mencoba untuk berdiri.
“Mengampunimu? Maaf saja, aku sudah memberi kalian kesempatan sebelumnya. Aku tidak akan memberi kesempatan lainnya.” balas Lin Yan acuh tak acuh.
Pemuda itu gemetaran. Ia tau bahwa dirinya tidak akan bisa kabur. Sebelum Lin Yan bergerak, pemuda itu melihat ke arah lain karena ada beberapa kultivator yang lewat juga.
“Tolong aku! Anak ini mencoba membunuh sesa-”
Jleb!
“Sungguh berisik!” Lin Yan langsung menikamnya. Ia tidak takut sama sekali walaupun orang lain melihatnya membunuh sesama murid sekte karena sedari awal mereka lebih dulu yang ingin membunuhnya.
Dua kultivator yang sedang lewat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Lin Yan.
Lin Yan menatap kedua kultivator tersebut dengan wajah datar. Ia mengibaskan pedangnya untuk menjatuhkan darah lalu menyimpan kembali pedangnya ke cincin ruang.
“Apakah kalian berdua ingin ikut campur?”