Ini kisah tentang Lydia Maura , seorang janda yang memiliki satu anak, yang harus terpaksa menerima pinangan dari seorang pria yang sudah beristri ... Lydia menolak kerasa , sebab , diri nya tau bagaimana sakit nya di duakan .. walaupun kenyataannya masa lalu nya tidak lah seperti itu , tapi Lydia tetap tidak mau . Lydia tidak akan sanggup harus berbagi .. Namun kedua orang tua nya sudah menerima pinangan dari pria itu , mau tidak mau Lydia menerima pernikahan nya ... Pria yang bernama Muhammad Arsyad Zayn , pria tampan dengan segala kesempurnaan nya . Entah mengapa malah menikahi Lydia , padahal yang Lydia tau istri nya jauh lebih baik dari Lydia ... Yuk ikuti kisah nya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Farel menghembuskan nafas nya kasar , berjalan mondar-mandir di depan ruangan kelas yang ada di salah satu pondok pasantren, menunggu selesai nya mengaji seseorang .. rasa gugup terus menelusup di dalam diri nya , Ck seharusnya , Farel tidak segugup ini . Padahal pagi tadi juga sudah bertemu dan bertegur sapa ... Namun kenyataannya , rasa gugup masih saja ada di dalam diri Farel .
Langkah kaki Farel terhenti , ketika diri nya sayup-sayup mendengar suara perdebatan ... Farel melongok ke sebuah jendela yang terbuka , di sana diri nya bisa melihat wajah putra nya dan seorang anak perempuan ....
Dan tampak anak nya tengah marah ....
"Aku emang mau Nerima kamu jadi saudara aku , tapi aku tetap enggak mau ya kalau kasih sayang Abi di bagi - bagi " ucap Rayyan sambil bersedekap dada , menatap tajam ke arah Zahra yang duduk di samping nya , dengan tangan yang sibuk membuka lembar perlembar sebuah kitab ... Bukan Zahra yang duduk bersama dengan Rayyan tapi melainkan Rayyan yang menghampiri Zahra , dan duduk di samping kiri Zahra. Sedangkan sebelah kanan nya ada anak seumuran Zahra juga , teman baru Zahra ...
Ini hari pertama Zahra menimba ilmu di pondok pasantren , pagi nya bersekolah , soreh ini Zahra sudah ikut mengaji bersama teman-teman nya.
Zahra memutar bola mata nya jengah . "Husst diem , nanti pak Ahmad denger mampus lu , di keluarin " celetuk nya lalu fokus kembali pada kitab yang di hafal oleh nya .
Rayyan menggeram , tangan nya terkepal .. "aku ngomong sama kamu ya , aku bilang sekali lagi , jangan sok caper sama Abi aku " ketus Rayyan .
Farel yang mendengar nya langsung membulat kan kedua bola mata nya... Tidak menyangka jika putra nya bisa berbicara selancang itu. Padahal usia nya masih 4 tahun , baru akan masuk ke 5 tahun pada 5 bulan kemudian .....
Zahra menghela nafas nya kasar , lalu meletakkan kita itu di atas meja nya , dan menoleh ke arah Rayyan , menatap nya dengan alis yang terangkat , dan jangan lupa senyuman tipis hadir di kedua sudut bibir nya .
"Terus , kalau aku enggak mau turutin apa yang kamu bilang ? Kamu mau apa hm ?" Tanya Zahra .
Rayyan semakin menggeram ... "Aku bakalan ---"
"Aku enggak takut sama ancaman kamu Rayyan !" Desis Zahra ...
"Kamu berani sama aku ?"
Zahra menaikkan sebelah alis nya . "Terus ? Aku harus apa ? Aku harus takut hm sama kamu ? Bocah i-ngu-san " ucap Zahra menekan kata terakhir nya .
"Zahra !!" Pekik Rayyan , tangan mungil nya terangkat ingin menampar Zahra , namun suara dari belakang membuat nya terdiam ...
"Rayyan ! Apa-apaan ini ha ? Kamu berulah lagi ? Baru kemarin kamu mukul anak orang , sekarang kamu mau mukul lagi . ? Terlebih ini anak perempuan lagi . Rayyan , bapak tau kamu cucu dari pemilik pondok pasantren ini . Tapi jika kelakuan kamu seperti ini terus-menerus , bapak akan mengajukan surat agar kamu tidak di perbolehkan mengaji di sini lagi!" Ucap pak Ahmad .
Rayyan membalikkan tubuh nya , menghadap pak Ahmad , dengan dagu yang di naikan , Rayyan tersenyum miring . "Aku enggak takut ! He jangan mengancam ku ! Kakek pasti lebih membela ku dari pada kamu! Kamu pikir kamu itu siapa ha ? Kamu itu cuman guru biasa yang hidup karena belas kasih kakek dan nenek ku !"
Jederrr
Farel yang mendengar nya langsung tersentak , Farel tidak menyangka putra nya bisa mengatakan hal seperti itu . Putra nya yang masih kecil dan belum mengetahui apa pun , nyata nya putra nya lebih dari itu . Putra nya mengetahui kata-kata kasar tersebut ...
Pak Ahmad menghela nafas panjang , lalu mengucapkan istighfar berulang kali ... Mau melawan Rayyan , tidak mungkin .. apa yang di bilang bocah kecil itu memang benar ..
Mengabaikan Rayyan , pak Ahmad lalu menatap para murid yang lain .
"Ayo , siapa yang ingin menyetor hapalan silahkan maju " ucap pak Ahmad .
Sedangkan Farel berlalu pergi dari sana .
____oOo____
"Kak , aku mohon ... Tolong biarkan seperti ini , biarkan aku tetap bersama dengan mas Arsyad ... Aku tidak ingin membuat Rayyan sedih dengan semua yang terjadi , terlebih ketika dia tau kalau Arsyad bukan ayah kandung nya . Jadi aku mohon kak" Dila menangkup kan kedua telapak tangan nya , memohon kepada Farel .
Saat ini kedua nya tengah berada di sebuah tempat , di belakang pondok pasantren Al - Husein ... Tempat yang sangat jarang orang lain kunjungi ....
Tadi Dila yang melihat Farel tengah berjalan , datang menghampiri pria itu , dan mengajak nya untuk berbicara berdua ,
Farel menurut , Farel yang mengira jika Dila mengajak nya untuk melepaskan rindu yang selama ini di tahan oleh nya , nyata nya harapan nya harus pupus ketika kalimat yang keluar dari mulut Dila yang tertutup cadar ....
"Kak , ini bukan hanya untuk aku ... Tapi untuk Rayyan ... Aku mohon , hubungan nya dengan mas Arsyad sudah lumayan ada kemajuan , aku mohon kak ... Kali ini saja . Kamu mau berkorban untuk putra mu" ucap Dila lagi .
Farel diam tidak bergeming , hati nya bagai tersayat oleh ribuan pisau yang tajam . Sungguh sakit . Sakit hati ketika orang yang di harapkan oleh nya , nyata nya tidak mengharapkan nya kembali ....
"Kak , kamu dengar kan apa yang aku katakan ?" Tanya Dila yang melihat Farel hanya diam saja sedari tadi tidak menanggapi sama sekali perkataan nya .
Farel menghembuskan nafas nya kasar . "Dil , aku pasti akan menjelaskan nya kepada Rayyan dengan ---"
"Kak , kamu enggak tau sifat Rayyan itu bagaimana ! Aku yang selama ini membesar kan nya , aku tau jelas bagaimana sifat nya " ucap Dila menyela perkataan Farel .
"Tapi Dila , Arsyad sudah tidak mau Dila."
"Kamu bisa membujuk nya kak ! Aku mohon ini demi anak kita "
"Dila enggak bisa . Sudah cukup beberapa tahun aku membuat Arsyad seperti ini , aku harus bertanggung jawab dengan apa yang aku perbuat Dila ! Aku tidak akan melimpahkan apa yang sudah menjadi tanggung jawab ku kepada orang lain , aku ---"
Dila mengepalkan kedua tangan nya . "Terserah kamu ! Terserah ! " ucap Dila lalu berlalu pergi dari sana .
Farel mengusap wajah nya kasar . "Ya Allah kenapa Dila jadi seperti ini ? Ada apa dengan Dila " gumam Farel menatap punggung Dila .
____oOo___
"Emmm bang , enggak ngajar anak-anak ?" Tanya Lydia yang melihat Arsyad duduk di sofa rumah yang di tempati oleh nya . Lydia meletakkan segelas kopi di atas meja .
Arsyad yang tengah sibuk dengan laptop nya langsung mendongak kan kepala nya, menatap wajah cantik sang istri , lalu pandangan nya beralih pada secangkir kopi yang di letakkan oleh Lydia .
"Maaf bang,. Aku belum tau kesukaan Abang . Kalau Abang enggak suka , aku bisa buatkan yang lain " ucap Lydia .
Arsyad tersenyum , menyingkirkan laptop yang ada di depan nya , lalu meraih segelas kopi tersebut dan menyesap nya . Sungguh kopi buatan Lydia sangat enak , sangat pas di lidah nya . Arsyad sampai menghabiskan nya .
Setelah meletakkan gelas yang kosong , Arsyad lalu menatap kembali Lydia ,
"Sini dek duduk " ucap nya menepuk sofa yang ada di samping nya ...
Lydia menurut , melangkah kan kaki nya lalu duduk di samping Arsyad , membuat kedua sudut bibir Arsyad tertarik ke atas .
"Abang memang jarang banget ngajar di pondok dek . Abang lebih suka bekerja di perusahaan . " Ucap Arsyad .
Lydia mengangguk-anggukkan kepala nya .
"Dan untuk Kopi tadi . Terimakasih banyak dek , Abang sangat suka ... Kopi buatan adek enak banget "
Lydia mengulum bibir nya yang berkedut menahan senyuman , entah kenapa tiba-tiba pipi nya terasa panas ...
Arsyad tersenyum , lalu mendekat kan wajah nya ke wajah Lydia . Membuat Lydia menundukkan kepala nya ..
Arsyad memandangi Lydia yang menunduk , mengangkat dagu Lydia membuat Lydia mendongak menatap wajah tampan Arsyad ..
Arsyad kemudian menatap bibir pink alami milik Lydia yang entah mengapa membuat nya sangat ingin mencium nya .
Arsyad lalu mendekat kan bibir nya ke bibir Lydia , membuat Lydia membulat kan kedua bola mata nya , namun tetap diam dengan apa yang di perbuat oleh Arsyad ....
"Lydia sayang , umi bawakin salad buah untuk ---- ya Allah "
Umi Aisyah langsung membalikkan tubuh nya .
Sedangkan Arsyad mendengus kesal , menyandarkan tubuh nya di sofa sambil memejamkan kedua bola mata nya ..
Lydia langsung bangkit dari duduk nya dan menghampiri umi Aisyah ....
bonchap donk