~ Sinopsis ~
Luna, seorang gadis yang penuh mengalami rasa pahit dari kecil yang mana ibu nya meninggal dunia saat bekerja sebagai TKW dan sang ayah bunuh diri karena penyesalan dari kecanduan judi.
Luna pun harus hidup mandiri bersama adik laki-laki nya, Putra dan menjadi tulang punggung untuk adiknya.
Sampai suatu ketika, dia diberikan cincin oleh seorang pengemis yang mana permata cincin itu telah masuk kedalam tubuh nya dan berubah menjadi Sistem Ratu.
Kehadiran sistem ratu malah menuntunnya hidupnya ke jalan kemewahan, kekuasaan dan kegelapan dari manusia.
Ini lah kisah dari Luna dan Sistemnya
*) Update setiap hari: 1 atau 2 Bab per hari. 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon [ Fx ] Ryz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CEO yang terlihat miskin (II)
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Luna memiliki sifat kesederhanaan yang mana terkadang dia bosan dengan makanan mewah di Imperial Apartment termasuk makanan kesukaan nya nasi goreng.
Meski nasi goreng itu di masak oleh koki internasional namun, Luna merasa lebih enak di tempat langganan nya.
Karena keinginan nya itu, Luna berpakaian biasa dan pergi ke tempat nasi goreng langganan nya dengan mengunakan motor matic.
Setibanya disana, ada beberapa pembeli yang bahkan langsung memperhatikan Luna meski begitu, Luna percaya diri untuk tetap membeli nya.
"Pak, Biasa. Aku pesan nasi goreng spesial 2 di bungkus ya!" pinta Luna.
Tukang nasi goreng itu langsung mengenali Luna, "Oh, mbak Luna. Kemana saja? Semakin cantik saja."
"Bapak bisa saja," jawab ramah Luna dengan senyuman kecil.
"Pedas nya sedang?" tanya tukang nasi goreng.
"Iya. Pak," jawab Luna.
"Duduk, Mbak. Silahkan duduk dahulu!"
Luna tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Lalu, dia duduk di kursi yang kosong.
Ditempat itu ada 2 pemuda yang terlihat lebih tua dari Luna. Satu berwajah oriental dan satu berbadan besar, kulit hitam dan berambut kribo sedang menyantap nasi goreng dan berbincang satu sama lain. Mereka terlihat seperti teman dekat.
Akan tetapi saat Luna duduk di dekat nya, mereka terdiam dan salah satu nya ada yang mengenali Luna.
"Dia bukan kah Nona Luna?" gumam pemuda oriental.
"Lu kenal cewe cantik itu?" bisik pemuda kribo.
"Iya, beberapa hari yang lalu. Dia mengunjungi cafe bersama teman nya," jawab pemuda Oriental.
Setelah yakin kalau itu Luna, pemuda oriental merapihkan rambut dan baju nya. Lalu, menghampiri Luna.
"Hei, kamu Luna kan?" tanya pemuda oriental.
Luna sontak menoleh kearah suara dan dia langsung mengenali nya.
"Oh, kamu Baim. Pemilik cafe di perumahan mawar."
Baim tersenyum lebar, "Senang nya. Saya bisa dikenali oleh gadis cantik seperti nona."
Luna yang melihat Baim tersenyum, dia juga ikut tersenyum.
Pemuda kribo yang melihat situasi itu langsung menghampiri Luna juga dan memperkenalkan diri.
"Nona, perkenalkan. Saya Joko, pemuda tampan dan baik hati," ucap Joko seraya memberikan tangan kanan nya.
Mendengar perkenalan Joko yang nyeleneh membuat Luna tertawa kecil dan menerima tangan Joko.
"Aku Luna."
Joko sontak senang saat menerima tangan Luna dengan senyuman sumringah sampai-sampai diteriakin Baim.
"Oi, hitem! Udah kenalan nya!" seru Baim canda seraya melepaskan tangan Luna dan Joko.
Joko dan Luna sontak melepaskan tangan. Lalu, Joko terus memandangi tangan nya.
"Im, seperti nya gua gak bakalan mandi selama nya deh," ucap Joko.
"Aish ... Jorok nya," respon Baim.
Luna hanya memberikan senyuman kepada mereka berdua.
Tanpa mempedulikan Baim, dia meledek teman nya.
"Hei, Luna. Lu tau gak? Baim itu ibunya Jawa dan bapaknya cina jadinya begitu dah kulit coklat mata sipit," ledek Joko.
"Yeee, daripada lu. Batak tapi gak keliatan secuil pun bahkan nama lu kaya orang Jawa," balas Baim
"Yeee," balas Joko.
Melihat sikap mereka membuat Luna tersenyum.
"Oiya, Baim. Kamu asli Jawa mana. Kalau Saya di Surabaya."
"Ibu, saya asli Madiun tapi, udah lama disini dan jarang pulang kampung itu juga sih," jawab Baim.
"Luna, kenapa sih lu pake Aku dan kamu kaya yang pacaran aja. Santai aja sis, ke kita pake gua lu?!" ucap Joko.
"Sepertinya tidak bisa, aku sudah terbiasa seperti itu."
"Udah, udah Luna. Gak perlu di dengerin bacotan dia. By the Way, Lu punya Insta, facebok dan WA?" tanya Joko.
"Maaf, aku tidak mengunakan media sosial tapi kalau nomor, aku ada."
Luna pun mengambil kartu nama dan memberikan nya kepada Joko dan Baim.
"Ini kartu nama ku. Jika kalian membutuhkan bantuan. Jangan segan-segan menghubungi ku ya!" ucap Luna seraya memberikan kartu nama.
Baim dan Joko menerima kartu nama itu dan sesaat melihat nya, mereka sontak terkejut.
"Apa?! CEO!" teriak kaget Baim dan Joko seraya saling melihat satu sama lain.
Reaksi Baim dan Joko membuat Luna tertawa kecil.
Joko menghadap kearah Baim, "Im, ini kehendak surga. Gua bisa mendapatkan pacar orang kaya, bro!"
"Alah, itu tidak mungkin. Gua yang lebih pantas jadi pacar nya Nona Luna," jawab Baim.
...
Dan, mereka terus berdebat yang tidak penting.
Luna tidak marah dengan pembicaraan kedua teman baru nya itu sedangkan, Tukang nasi goreng yang mendengar mereka hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.
Sesudah itu, tukang nasi goreng memberikan dua bungkus kepada Luna.
"Ini, mbak Luna," ucap tukang nasi goreng.
"Berapa?"
"50 ribu, mbak," jawab tukang nasi goreng.
Luna pun mengambil uang dari saku nya satu gepok uang merah senilai 1 juta.
"Ini dan kembalian nya ambil saja!"
"Tapi, mbak. Saya tidak bisa menerima nya," ucap nolak Tukang nasi goreng.
Luna tersenyum sendiri lantaran dia teringat kalau di apartemen nya saja nasi goreng memakan biaya 4 juta perporsi nya jika nasi goreng spesial dihargai 5 juta rupiah.
Melihat situasi itu, Baim dan Joko ikut membujuknya.
"Pak, jangan menolak pemberian seseorang!" sambung Baim.
"Iya. Pak. Nona Luna pasti tulus memberikan uang ini," ucap Joko yang ikut membantu bujuk.
Luna pun tersenyum dan memberikan kartu nama nya, "Ini kartu nama ku. Jika butuh bantuan jangan segan-segan menghubungi ku ya, pak."
"Baik, Mbak. Saya akan menerima nya."
Setelah itu, Luna berpamitan dan pergi meninggalkan tempat nasi goreng.
"Ya, Luna itu keren ya bro! Dia konglomerat tapi masih mau makan di tempat seperti ini. Sendiri lagi," kagum Joko.
"Mungkin hanya dia, seorang CEO yang berpenampilan dan sikap seperti orang biasa saja," sambung Baim seraya memandangi kartu nama emas milik Luna.
Baim yang melihat itu, dia terpikir sesuatu meski begitu masih ada keraguan didalam benak nya.
"Apa aku minta bantu saja ya?" gumam Baim.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
CEO yang terlihat miskin (selesai)
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho