Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 9
Zanna senyum-senyum tak jelas sedari tadi, membuat Nora yang berada di sampingnya menatap aneh pada cewe itu.
"Lo gak setres 'kan? Ni amanat pembina upacara panjang kali lebar kaya gini dan lo masih senyam-senyum gak jelas? Sarap lo!"
ucap Nora geleng-geleng kepala.
Zanna mengedikkan bahunya dengan wajah yang masih terlihat berseri-seri. "Ya gimana yaaaa," ucapnya tak jelas.
Nora mendengus. "Gak jelas lo!"
Zanna terkekeh, sembari menyentuh topi upacaranya. Dia melirik ke arah Alfino yang berada dibarisan pengibar bendera, sontak dia menerbitkan senyum simpul, teringat kejadian beberapa saat yang lalu.
Flashback on
Zanna dan Nora mendapati Alfino dengan setelan seragam PDU nya berjalan mendekat ke arah mereka.
Zanna, seketika gugup, dia menoel-noel jari Nora, mengkode agar berbicara dengan Alfino. Nora mendengus, dia sedikit menjauh dari Zanna, mana mau dia menghadapi Alfino.
"Kok diem?" tanya Alfino menatap keduanya.
Zanna yang sadar Nora tak mau membantunya, mencoba memberanikan diri menatap Alfino. "Gue gak bawa topi," ucapnya menunduk mencicit seperti suara tikus terjepit. Zanna segera memalingkan wajahnya, dia menahan sebal mendapati Nora tampak menahan tawa atas tingkahnya.
Padahal Alfino baik kok sebenarnya, tapi namanya juga di depan crush, mana bisa gak gugup?
Tak ada balasan dari Alfino, namun cowo itu tampak menuju kursinya yang tepat berada di seberang meja Zanna. Cowo itu tampak merogoh tasnya entah mencari apa. Dan betapa terkejutnya Zanna ketika Alfino menyodorkan topi padanya. Ternyata itulah yang sedari tadi Alfino cari.
"Nih dipakai, gih ikut upacara," ucap Alfino
Bukannya segera mengambil topi yang disodorkan Alfino, Zanna malah terbengong menatap topi Alfino.
Alfino mengernyit tak mendapati respon dari Zanna. Mengambil inisiatif, dia langsung saja memasangkan topinya di kepala Zanna, sedikit merapikannya lalu menatap cewe itu yang tampak terbengong, dia tersenyum sekilas, lalu melangkah pergi. Sebelum benar-benar pergi, dia menoleh ke belakang.
"Ayo cepetan ke lapangan," ucapnya lalu melangkah pergi.
Zanna seketika mengerjapkan matanya, merasa kesadarannya mulai kembali. Nora menutup mulut tak percaya sembari menatapnya.
"Gila gila! Gue yang tantrum buset!" seru Nora tertahan.
Zanna sendiri tersenyum malu-malu sembari menyentuh topi Alfino. Masih tak percaya akan kejadian tadi.
Flashback off
Zanna segera tersadar dari lamunannya ketika upacara mendekati detik-detik akan berakhir.
Dia menoleh pada Nora. "Ra, btw tadi
Alfino ke kelas mau ngapain ya?" tanyanya baru terfikirkan. Ya, gak mungkin 'kan Alfino tiba-tiba ke kelas, padahal upacara udah mau mulai, mana dia jadi petugas upacara lagi. Dan Zanna berfikir lebih gak mungkin lagi kalau alasannya adalah karena dirinya belum menuju lapangan. Please deh itu impossible banget!
Nora melirik malas pada Zanna. "Tau deh lo!" balasnya
Zanna mendengus. Gini amat punya teman yang gak dukung percintaannya.
"Mending lo samperin aja tuh, sambil ngembaliin topi dia! Kasih minum sekalian, siapa tau dinotice." saran Nora.
Ralat, Nora cukup mendukung percintaannya ternyata. Zanna seketika menatap antusias pada Nora. Nora sendiri hanya menggelengkan kepala sebagai tanggapan.
Dan benar saja Zanna melakukan apa yang disarankan Nora. Beruntung Alfino type yang langsung ke ruang ganti sendirian ketika selesai upacara, jadi dia bisa langsung menemui cowo itu tanpa takut diketahui siswa lain.