Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story94
Disini Aku akan bahas Versi Dewasanya Sean dan Nayya ..
Please jangan lupa Follow, Like, Vote, dan Coment nya ya readers ...
Yang suka Mellow Romance dan keromantisan yok ngumpul baca cerita ini ..
"Aku memang mencintaimu Nayy, tapi Aku juga punya batas kesabaran seorang pria".
"Cukup 10 tahun kita terpisah, Aku tidak mau hal itu terjadi lagi. Apa kau tidak merasa kehilangan selama 3 bulan terakhir ini"? tanya Sean dengan serius.
Kedua insan yang akhirnya bertemu setelah 10 tahun dalam versi Dewasa dan Mapan.
Nayya semasa SMA pernah menjalin kasih dengan Excel, namun harus kandas.
Sebab Excel kembali pada cinta pertamanya yang tak lain sahabatnya Nayya sendiri.
Sean sendiri adalah kakak dari Excel.
Dia lebih mencintai Nayya dan memendam perasaan nya selama 13 tahun lamanya.
Akankah cinta dan perjuangan nya Sean terbalaskan di Season 2 ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15 Perpisahan termanis
Setelah makan malam Nayya segera meletakkan semua piring kotor kedalam wastafel cuci piring.
Sebab Sean sendiri sedang mengangkat telpon penting dari rumah sakit. Nayya melanjutkan beres-beresnya. Semua bekas mereka makan sudah Nayya bersihkan semuanya. Kemudian karena merasa lelah, dirinya kembali kekamarnya Sean.
Namun Sean tidak ia dapati dimanapun, ternyata ia ada dibalkon. Karena merasa badannya lengket dan bau dapur dia segera membersihkan dirinya.
Setelah 20 menit Nayya sudah keluar dalam keadaan segar namun mengantuk. Ketika Nayya kelelahan dirinya bisa tidur tanpa minum obat.
"Ahh .. Aku lupa ini kamar nya Kak Sean".
"Apa Aku pakai bajunya aja ya, masa mau ke kamar sebelah cuma pakai handuk saja". gumam Nayya.
Nayya pergi ke walk in closet, untuk mengambil salah satu kemejanya Sean. Dan dirinya secara tidak sengaja melihat ada sesuatu didalam sana yang membuatnya penasaran.
Sebuah Camera merk Sony seri lama, mungkin itu Camera yang sering dibawa Sean sewaktu masih sekolah. Nayya pun keluar dari sana, lalu membuka Camera itu dengan hati-hati.
"Ahh .. Camera ya mati .. Dimana Chargernya ya"?
"Aku penasaran isinya, Apa Aku pinjam saja ya".
Dengan hati-hati Nayya meletakkan Camera itu didalam tasnya, dia akan membawanya ke Korea besok pagi. Dirinya begitu penasaran foto siapa saja yang ada didalam sana. Apalagi dibelakang Camera itu ada sebuah kertas yang ditempel dengan tulisan, "My Sunshine". untuk siapa tulisan itu.
Karena takut Sean curiga, Nayya cepat-cepat pergi dari dalam kamar itu. Namun baru saja dia ingin membuka pintu, pintunya sudah dibuka seseorang lebih dulu. Nayya terperanjat saat melihat Sean sudah ada didalam kamar itu.
"Kamu kenapa hmm? Kok kayak kaget gitu"? ujar Sean sembari menyipitkan matanya.
"Enggak, Aku gak kaget kok". gugup Nayya.
"Ayo .. Kamu habis ngapain didalam Kamar Aku"? selidik Sean sengaja menggoda Nayya.
"Ehhh .. eee .. Aku cuma numpang mandi dan pinjem baju ini". elaknya untuk mengalihkan rasa gugupnya.
Sial .. Sean belum melihat penampilan menyeluruh gadis dihadapan nya itu. Lagi-lagi Nayya memakai Kemejanya yang panjangnya hanya sebatas paha.
Kulit mulusnya terpampang jelas pada kaki jenjang mungil gadis itu. Tubuhnya Nayya memang mungil namun padat dan berisi dibagian tertentu.
Dia seorang Dokter, pasti tahu bagaimana merawat diri agar selalu nampak cantik dan mempesona.
"Nayy". lirih Sean matanya sudah kalang kabut menatap lekat tubuh bawah Nayya yang sudah terekspos jelas dihadapannya.
"Hmm". jawabnya gugup karena saat ini Sean menatapnya dengan bak singa jantan yang siap memangsa lawan nya.
Sean mengunci handle pintu kamar itu dengan gerakan cepat. Lalu segera melangkah pelan untuk mendekati gadis yang tengah gugup dihadapan nya.
Nayya kaget saat tubuhnya sudah melayang dan didudukan diatas meja yang ada dikamarnya Sean.
"Kamu habis mandi hmm"? tanya Sean yang sudah menyibak rambut panjang Nayya ke belakang.
Nayya seperti kelinci yang patuh, dia hanya bisa mengangguk kecil malu-malu. Karena ditatap Sean begitu intens, Nayya langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menetralisir rasa gugupnya saat ini. Dia takut tidak dapat menolak pesona seorang Sean malam ini.
"Ahh .. Apa yang sedang kau pikirkan Nayya".
"Kau pasti kelamaan jomblo, sehingga pikiran kotor selalu saja mampir diotak kecilmu itu".
"Tapi Dia .. Ahh .. Aku kenapa ini? Ada apa dengan diriku? Apa Aku benar-benar mulai menyukainya"?
Nayya bermonolog dengan pikirannya.
"Kamu gugup hmm"? tanya Sean sembari mengelus pipi kanan gadis itu dengan lembut.
Tangan nya yang kosong masih bermain diatas rambutnya, sesekali dia memainkan rambut Nayya ke belakang telinga gadis itu.
"Kak". lirih Nayya.
"Hmm .. I want You, boleh"? ucapnya meminta izin sembari membuka dua kancing atas kemeja Nayya.
"Kamu gak pakai bra"? tanya Sean,saat melihat dua gundukan padat dan berisi itu.
Semurat merah menghiasi tulang pipinya Nayya.
"Can I touch you tonight? Please". ucap Sean dengan mata yang sudah begitu sayu penuh hasrat.
"Tapi kita"? Nayya benar-benar gugup malam ini.
Sean mengira Nayya takut, dia pun tersenyum simpul lalu menurunkan Nayya dari mejanya.
"Istirahatlah, Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dahulu". ucap Sean dengan pembawaan sedikit kecewa. Lalu ingin berbalik pergi dari kamar itu.
Nayya melihat ada raut wajah kekecewaan dimata Sean saat ini. Dengan cepat Nayya memeluk Sean dari belakang. Gadis itu sengaja menggesek bagian dada nya ke punggung belakangnya Sean.
"Kakak marah, hmm"? ucap Nayya dengan pelan.
"Enggak Nayy, untuk apa kakak marah"? jawabnya.
Nayya melepaskan pelukannya, lalu membalikkan tubuh Sean untuk bisa menghadap nya.
"You can touch me tonight, hmm". bisik Nayya yang setengah berjinjit untuk sampai ketelinganya Sean.
Sean terbelalak saat mendengar ucapannya Nayya.
"Really? Are you serious sayang"? jawab Sean.
Nayya mengangguk, lalu mencium pipi Sean dengan sangat lembut. Kemudian menatap lekat wajahnya Sean ada perasaan aneh pada dirinya malam ini.
"Why? Aku gak maksa Kamu kok, kalau gak mau gak papa jangan dipaksain. Aku akan coba untuk menahan nya sebentar lagi. Sampai Kamu sudah mau menerima cintaku sepenuhnya". gumam Sean.
Nayya kembali memeluk Sean dengan begitu erat, benar sepertinya Nayya sudah mulai membuka hati untuk Sean, hanya saja dirinya selalu mengelak.
"Kamu kenapa? ada perasaan yang mengganggu Kamu? Coba tatap Aku, hmm"? tanya Sean yang sudah menegakkan tubuh Nayya, agar bisa ia lihat dan ia pandangi sesuka hati.
Nayya hanya menggeleng pelan namun matanya sudah terasa berat sekali, karena kelelahan.
"Kamu ngantuk, hmm"? ujar Sean lembut.
Nayya tersenyum manis, lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher tegap itu.
"Mau ciuman aja dulu malam ini"? ucapnya pelan.
"Aku takut gak bisa menahan diri Nayy". jawabnya.
"Tapi Aku lagi pengen". rengek Nayya manja.
Sean terkekeh, dia benar-benar dibuat menggila oleh wanita dihadapannya itu. Ada apa dengan Nayya malam ini? dirinya seolah enggan melepaskan diri dari Sean malam ini, seakan malam ini adalah malam terakhir untuk mereka berduaan.
Tanpa ba bi bu lagi Sean melumat bibir Nayya dengan lembut tapi menuntut. Dihisapnya bibir atas dan bawah Nayya dengan mencecap rasa manis yang selalu menjadi candunya sekarang ini.
"Euggh Kak". lenguh Nayya saat dirinya sudah digendong keatas kasur, dengan posisi yang sama.
"Apa boleh Aku". ucap Sean nampak ragu.
Nayya yang seakan mengerti langsung meletakkan tangannya Sean pada kedua gundukan nya.
"Nayy". Sean meneguk salivanya saat tangannya sudah berada tepat diatas dua gunung kembar itu.
"You are the first only one". bisik Nayya.
"Hah? Kamu"? Sean tersentak seakan tidak percaya, bahwa selama 3 tahun Nayya berpacaran dengan adiknya hanya sebatas ciuman saja.
Nayya tersenyum begitu manis saat ini sembari mengedipkan kedua matanya, seakan tahu apa yang ingin dipertanyakan Sean padanya.
"Want to try it"? tanya Nayya pelan.
"Boleh"? izin Sean yang hasratnya sudah terasa menggebuh-gebuh sekarang ini.
Nayya mengangguk kecil dengan malu-malu.
Sean langsung meremas lembut kedua bukit kembar miliknya Nayya, karena ini pengalaman pertama juga untuk Sean, darahnya memompa dengan deras sekujur tubuhnya juga mulai panas dingin.
"Ahh ... Kak". lenguh Nayya.
Sean membuka semua kancing kemeja kebesaran yang sedang dikenakan oleh Nayya itu. Dan seketika tubuhnya Nayya polos hanya menyisakan dalaman saja dibawah sana. Sean terpesona saat menatap dua bukit kembar itu secara langsung.
"Waw sungguh ini, pemandangan yang sangat indah yang pernah Aku jumpai Nayy". puji Sean.
Lagi-lagi Nayya menahan rasa gugupnya serasa ada jutaan kupu-kupu, yang siap terbang didalam perutnya saat ini. Apalagi Sean tidak sedikitpun melepas pandangannya, pada dua bukit kembar itu.
"Boleh Aku coba pakai mulut Sayang"? lagi dan lagi Sean meminta izin pada Nayya sebelum memulai permainan nikmatnya.
Nayya tertawa kecil melihat tingkah nya Sean.
"Kenapa harus selalu meminta izin? Apa Kamu tidak serius denganku Prof.Roland"? goda Nayya.
Sean mendengus sebal saat mendengar Nayya memanggilnya dengan embel-embel Professor.
"Kok jadi diem? Kalau gak mau, Aku mau bobok". canda Nayya sembari menaikkan sedikit alisnya.
"Kamu benar-benar nakal ya malam ini". Sean segera membaringkan tubuhnya Nayya dan menghisap habis pucuk merah yang sudah menegang itu.
Tangannya juga tidak dibiarkannya menganggur, dengan cepat dirinya meremas lembut sesekali memintilnya dengan gerakan yang begitu nikmat.
"Aaahhh Kak .. Euggghh". tubuh Nayya mulai menggeliat bak cacing kepanasan.
Sementara Sean sudah seperti anak bayi yang baru lahir, sebab dia begitu rakus melahap habis dua bukit kembarnya Nayya secara bergantian.
"Aahhh .. Kak .. hmm". lenguh Nayya yang sudah merasakan sensasi aneh di bawah sana.
"Enak Sayang"? tanya Sean dengan mata sayunya.
"Hmm .. Kakak .. Aku". erang Nayya.
Sssttt ... Sean meletakkan jari telunjuknya pada bibir sexi nya Nayya.
"Malam ini cukup sampai disini dulu, next kita coba dimalam yang lain". jawabnya seolah tahu apa yang ingin disampaikan oleh gadis nya itu.
"Tapi Kak". potong Nayya dengan raut wajah lucu.
"Kenapa? Aku gak mau nyentuh yang lain selagi Kamu belum bisa kasih status yang jelas untuk Aku"!
"Aku mau menyentuhmu, menikmatimu, dan hidup bersamamu dengan status yang jelas Nayy, bisa"?
Nayya tersentak mendengarnya, sungguh dirinya merasa bersalah dengan Sean. Apalagi dia akan pergi ke Korea besok pagi tanpa sepengatahuan darinya nanti. Apakah Sean akan menerimanya.