Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 13 - Ada Tamu Untukmu
Setelah perttarungan berakhir, Aston dan Ivana baru menyadari bahwa dapur ini berantakan sekali.
Ivana gagal menyelesaikan masakannya dan banyak pecahan kaca di sebelah sana.
"Ini semua gara-gara kamu!" kesal Ivana, nafasnya masih terengah, seolah lupa bahwa tadi di mendeesah paling keras.
"Tinggalkan saja dapurnya, nanti akan ada pelayan yang membersihkan."
"Tapi aku ingin membawa bekaal," rengek Ivana, sampai ingin menangis rasanya. Menunjukkan sisinya yang manja dan kekanak-kanakan.
"Bagaimana jika kita mandi bersama dulu?" rayu Aston.
"Tidak mau!" balas Ivana dengan cepat dan sedikit membentak.
Aston malah terkekeh, secara perlahan dia akan kembali melihat Ivana yang dulu lagi dan hal ini tentu membuatnya merasa senang.
Aston menggendong Ivana untuk keluar dari dapur tersebut, tidak ingin sampai Ivana terluka karena pecahan kaca. Siapa yang tahu ke mana saja perginya pecahan kaca tersebut, mungkin saja salah satunya ada di bawah kaki.
"Mandilah," titah Aston, seraya menurunkan sang wanita ketika mereka tiba di ruang tengah.
Jika sudah begini Ivana tak mampu berbuat apa-apa lagi, sekarang dapurnya sudah berantakan. Ingin menangis sekali rasanya.
Ivana mengangguk dan masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Tiba di kantor kedatangan Ivana langsung disambut oleh Merlin, karyawan lama yang paling hangat meyambutnya dan sekarang mereka jadi teman.
Sebenarnya kemarin mereka sudah saling berjanji untuk membawa bekal hari ini, tapi semua rencana jadi berantakan gara-gara Aston menyerangnya di dapur.
"Maafkan aku Lin, Hari ini aku Tidak jadi membawa bekal. Ternyata tidak ada cukup persediaan makanan di kulkasku," ucap Ivana, berbohong namun benar-benar merasa bersalah.
"Sejujurnya aku juga tidak membawa bekal, tadi aku bangun kesiangan," balas Merlin dan mereka berdua jadi tertawa bersama.
Serin dan Dona yang baru saja tiba dan melihat interaksi itu sontak menunjukkan wajahnya yang sinis, dua gadis itu menunjukkan secara terang-terangan ketidaksukaannya pada Ivana.
Dan ditatap seperti itu Ivana jadi menghentikan tawanya sendiri, takut suara tertawanya mengganggu karyawan yang lain.
"Anak-anak sekarang benar-benar tidak tahu sopan santun, sudah tahu kamu lebih tua dari mereka tapi sedikitpun tidak menunjukkan rasa hormat," ucap Merlin, malah dia yang merasa geram.
"Aku akan menegur dua anak itu," kata Merlin lagi.
"Iih jangan-jangan! tidak usah diperpanjang, aku sudah merencanakan pembalasanku sendiri," kata Ivana.
"Apa? Serius? Benarkah?" tanya Merlin, saking tidak percayanya dia sampai mengajukan pertanyaan tiga kali.
Bukan apa-apa, Merlin juga tahu bagaimana dulu Ivana hidup yang penuh dengan kesombongan, setelah keluarga Lourine bangkrut dan mengalami banyak masalah Ivana sekarang telah berubah jadi gadis yang terlihat begitu penakut dan tertutup.
Merlin jadi merasa iba karena itulah dia bersedia berteman dengan Ivana. Lantas sekarang jadi terkejut sendiri ketika melihat Ivana yang sudah berani untuk melawan.
"Di sini mungkin aku memang karyawan baru dan bahkan masih kontrak, Tapi sebelumnya aku adalah manajer di perusahaan keluarga ku. Pengetahuan mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan pengetahuanku," ucap Ivana dengan sangat yakin, jadi dia putuskan untuk melawan semua orang menggunakan kemampuannya sendiri.
Bukan dengan cara penindasan, kekerasan, apalagi kelicikan.
"Wah, apa Ivana Lourine sudah kembali? Kamu terlihat keren jika penuh percaya diri seperti itu," balas Merlin, dia sampai mengacungkan dua jempolnya.
Membuat Ivana jadi lagi lagi tertawa. Sekarang belum masuk jam kerja, jadi keduanya masih bisa berinteraksi seperti ini.
Namun pembicaraan mereka terjeda ketika sekretaris Tuan Aston menghampiri.
"Ivana, kamu dipanggil Tuan Aston untuk datang ke ruangannya, ada tamu untukmu, nona Aylin Carter," ucap sang sekretaris.
Deg! Jantung Ivana sampai berdenyut, terkejut dan merasa senang sekaligus.
Namun ada pula rasa malu.
"Ayo."
"Iya," balas Ivana lirih.