NovelToon NovelToon
Setelah 38 Hari

Setelah 38 Hari

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Berbaikan / Konflik etika / Kebangkitan pecundang / Mata-mata/Agen / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ini kisah tentang kakak beradik yang saling mengisi satu sama lain.

Sang kakak, Angga Adiputra alias Jagur, rela mengubur mimpi demi mewujudkan cita-cita adik kandungnya, Nihaya. Ia bekerja keras tanpa mengenal apa itu hidup layak untuk diri sendiri. Namun justru ditengah jalan, ia menemukan patah hati lantaran adiknya hamil di luar nikah.

Angga sesak, marah, dan benci, entah kepada siapa.

Sampai akhirnya laki-laki yang kecewa dengan harapannya itu menemukan seseorang yang bisa mengubah arah pandangan.

Selama tiga puluh delapan hari, Nihaya tak pernah berhenti meminta pengampunan Angga. Dan setelah tiga puluh delapan hari, Angga mampu memaafkan keadaan, bahkan ia mampu memaafkan dirinya sendiri setelah bertemu dengan Nuri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Tahu bahwa rencana Alan terlalu beresiko, maka Ardi pada malam itu bercerita tentang isi kepala Alan. Dia yang menyembunyikan Alan ke gudang, tapi dia juga yang membocorkan rahasia lelaki itu kepada Nuri dan Angga. Ardi berlaku demikian semata-mata karena akal sehatnya mengatakan lebih baik tidak menurut amarah.

Jadilah pernikahan Angga dan Nuri tanpa hambatan karena sikap Ardi yang kooperatif. Lelaki itu tidak masalah di diami Alan berhari-hari lamanya lantaran dianggap pengkhianat yang tidak berpihak pada rasa sakit hatinya.

Pernikahan Angga dan Nuri lancar dari awal hingga di akhir acara, juga dihadiri seseorang yang teramat sakit dengan pernikahan ini. Paginya saat malam mabuk di rumah Ardi, Nuri bicara empat mata dengannya dari hati ke hati. Alan hanya diam saja entah menerima dengan lapang atau tidak.

Nuri bilang bahwa cinta tidak bisa dipaksakan, Alan diam akan hal itu. Nuri bilang dia sayang Alan hanya sebagai seorang teman, dan Alan hanya tersenyum samar mendengar itu. Wanita itu juga berharap Alan segera menemui gadis yang juga mencintainya sebagai laki-laki, lalu harapan ini hanya dijawab sepatah kalimat yang terdengar seperti kepasrahan, atau justru sebaliknya.

"Lihat nanti saja." Begitu katanya.

Lalu saat ini Alan memandangi Nuri yang cantik terbalut kebaya putih bersanding dengan Angga. Alan hanya berlaku demikian dari awal sebelum ijab kabul sampai sekarang sesi bersalaman dengan para tamu. Dia tidak makan dan minum apapun di perjamuan pesta, meskipun berulang kali orang-orang menyapanya dan menawarkan santapan yang terhidang.

"Alan,"

Karena memandangi Nuri dengan pikiran yang melanglang buana, ia sampai tidak tahu kalau Nuri turun dari pelaminan hanya untuk menghampirinya.

"Nuri, kenapa kamu malah kesini?"

"Aku mau ajak kamu foto, mau ya?"

Demi Nuri, Alan mau berfoto di atas pelaminan. Dengan Nuri yang ada di posisi tengah-tengah Angga dan Alan, ketiganya berfoto dibingkai senyuman. Angga menyapa Alan, memastikan laki-laki itu baik-baik saja. Sejatinya siapa bisa menikah dengan siapa bukan ajang siapa yang terhebat. Semua itu terjadi karena takdir tuhan bernama jodoh.

Tidak lama kemudian Alan pergi meninggalkan tempat acara.

***

Malam hari, seusai resepsi.

Karena statusnya sudah menjadi suami Nuri, Angga tentu tidak lagi pulang ke rumah orang tuanya setelah pagi tadi datang bersama rombongan besan. Untuk penunjang sementara keseharian, paman memberikan tas berisi beberapa potong pakaian keponakannya iti beserta dalam-dalamannya.

Ada secuil perasaan sedih yang Angga rasakan ketika pergantian status dari lajang ke seorang suami. Berseliweran muka ibu dan bapak di dalam benaknya, membuat mata Angga berkaca-kaca. Walaupun begitu, rasa bahagia masih tetap dominan.

"Mas, itu baju-baju kamu ya? sini biar aku tata di lemari." Nuri meraih tas gemblok hitam yang di tenteng sang suami. Sempat curiga rasanya tas itu enteng sekali. Pas Nuri buka, dia terhenyak, tas sebesar ini isinya cuma tiga potong pakaian. Satu kaus, satu celana, dan satu dalaman.

Angga hanya nyengir saat Nuri spechless dengan isi tas miliknya.

"Besok Mas mau belanja pakaian. Sementara adanya itu saja." Angga berseru. Malu sekali kalau Nuri tahu perdebatannya dengan paman. Soalnya Angga sempat protes kenapa tas sebesar ini hanya di isi tiga potong pakaian. Jawaban paman bikin Angga mati kutu. Kata paman, 'yang gak bolong cuma ini aja, sisanya bolong semua'.

Entah, perasaan Angga masih banyak yang bagus semisal baju lebaran. Mungkin paman kadung kesal karena Angga tak pernah memikirkan dirinya sendiri. Maka dari itu beliau buat situasi agar Angga mau belanja kebutuhannya.

"Yasudah kalau begitu, semoga cukup sampai besok ya." Sindir Nuri sembari tertawa kecil.

"Cukup. Aku kan malam ini gak pakai baju."

Nuri langsung melongo. Kalau sudah begini pertempuran akan sulit dihindarkan.

"Mas mandi dulu ya sayang."

"Nggih Mas. Ini handuknya, dan ini sikat gigi barunya."

"Terimakasih istriku tercinta."

"Sama-sama Mas ku sayang."

Sepeninggal Angga ke dalam kamar mandi, jantung Nuri deg-degan menunggu pintu itu terbuka kembali. Pikiran Nuri sudah menjurus ke itu saja. Apakah Angga mau minta haknya malam ini?

Aduh bagaimana ini? kenapa aku jadi nervous parah?!

Ceklek. Pintu kamar mandi terbuka, jantung Nuri terasa jatuh ke perut.

"Sayang, kenapa kamu kaget begitu?" Angga menongolkon kepala di balik pintu yang dibuka sedikit.

"Gak apa-apa Mas. Mas udahan mandinya?"

"Belum. Mas cuma mau bilang kalau Mas gak bisa buka kerannya."

"Oh itu," Nuri langsung menerobos masuk. Angga langsung tersenyum tipis. Tentu saja sebagai mantan pekerja konstruksi, Angga paham dengan perintilan bangunan. Angga juga tentu paham dengan jenis berbagai keran dan cara menggunakannya. Nuri tidak menyadari itu.

"Begini lho Mas, tinggal di tekan bagian ini, langsung keluar airnya."

"Oh gitu," Angga memeluk Nuri dari belakang. Bibirnya menyusuri tengkuk sang istri sehingga membuat kulit sekujur tubuh meremang. Habis itu Angga membalikan tubuh istrinya menjadi hadap-hadapan, lalu selanjutnya sudah bisa ditebak apa yang akan terjadi karena Angga kepalanya sudah miring-miring.

***

Sementara itu di belahan bumi lain, Alan menghibur diri dengan berjalan-jalan menggunakan mobil. Ia menuju kemana saja ban membawanya pergi. Tapi pada akhirnya ujung dari ketidakpastian itu, Alan kepikiran untuk pindah saja ke rumah orang tuanya. Rumahnya yang tidak jauh dari rumah Nuri berniat mau di kontrakan.

Di jalanan yang menghubungkan dua desa, mobil Alan tiba-tiba mogok. Ia pun memeriksa kap mesin, dilihat barang kali kendalanya masih bisa ia urus sendiri.

Ber menit-menit berlalu ditengah kesibukan Alan memeriksa mesin, ia mendengar suara kesakitan seorang perempuan. Laki-laki itu tergugah untuk mencari sumber suara. Rupanya dibalik pohon cukup besar, ada wanita yang ingin melahirkan. Sumirah ingin melahirkan bayi setannya.

Arrghhhh....

Sakiiiit...

Alan panik dan mendadak tidak tahu harus apa. Dia berjongkok, menengok bawah Sumirah yang sudah banyak mengalirkan darah. Kepala bayi sudah nongol, tinggal butuh satu dua kali mengejan maka bayi itu akan sempurna keluar.

Hmmmmpp.. Arrggh..

Oek.. oek.. oek..

Bayi yang berwarna merah itu menangis kuat-kuat.

Astaga, kenapa aku harus mengalami ini? bagaimana dengan bayinya, juga ibu ini yang---

Alan kembali terperanjat melihat Sumirah tak bernafas lagi dengan mata yang masih melek. Satu tangannya menggendong si jabang bayi, satunya lagi ngeri-ngeri ia usap mata Sumirah.

Alan ketakutan setengah mati.

"Kenapa aku tiba-tiba ingin sekali memberinya nama. Baiklah, karena kau lahir di sembarang tempat, maka ku beri nama Sembara."

Sembara. Lirih makhluk astral yang menyambut kedatangan anak raja kegelapan bercampur manusia.

Sembara jatuh ke tangan orang yang sedang patah hati. Akan bagaimana jadinya suatu saat nanti?

...End...

Hai guys, cerita ini cukup sampai disini. Terusannya bakal di bikin buku baru, dan akan menjadi cerita baru yang berkesinambungan. Tetapi setelah ini, Zenun mau nulis yang tema perselingkuhan dulu. Judulnya Siapa bilang selingkuh itu indah?

Mau nyoba, bisa apa kagak nulis tema perselingkuhan rumah tangga? hehehe.

Oh iya, mampir juga ke karya Author dewi payang. Dia Author baik yang suka promosiin karya Author lain.

Salam hangat

Zenun Smith.

1
Teteh Lia
Kaka Dewi mah emang...👍❤️
Teteh Lia
di tunggu karya selanjutnya, Kaka 🙏
Teteh Lia
ini seriusan udah selesai, kak?
Teteh Lia
babang Ardi ini sebenarnya sayang kawan...
Teteh Lia
biasanya Angga bisa lihat yang nda kasat mata...
Zenun
🙈🙈🙈🙈
F.T Zira
astaga Alannn🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Zenun: 🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
F.T Zira
ohhh🤭🤭🤭
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
F.T Zira
gini nih yg bahaya dan bisa buat orag kecelakaan😣😣
Zenun: iya betul
total 1 replies
Black Rose🖤
omongan orang mabuk kali ya
Zenun: bisa jadi kak
total 1 replies
Black Rose🖤
udah normal kah Angga
Zenun: belom sepenuhnya sih kak
total 1 replies
Black Rose🖤
serem tau kena sirep 😫
Zenun: 😱Ceritanya bijimana itu kak?
Black Rose🖤: bukan aku, tp saudaraku. Gk mau ngalamin dek amit² 😫
total 5 replies
Dewi Payang
Apa Ardi mau jahat juga kaya si Alan?
Dewi Payang: 😁😁😁😁😄😄
Zenun: iya betul
total 4 replies
Dewi Payang
Itu artinya, Angga udah ga bisa liat demit dan sebangsaanya lagi
Dewi Payang: Gak rwla rupanya si Syaiton😆
Zenun: Ditampakin sama jin nya kak, karena Nuri udah mau campuri urusan si syaiton itu😄.
total 4 replies
Teteh Lia
Nuri yang nda peka. Alan yang nda berani ngomong langsung. ya mau gimana lagi.
Zenun: gak anu ya kak
total 1 replies
Teteh Lia
hmmm... mungkin ini alasannya, mereka nda bisa akur. makasih banyak kak 😁
Zenun: hehehe, sama-sama kak
total 1 replies
Dewi Payang
iya kan....
Dewi Payang
Apa dia hamil anaknya Balong sama si Jin itu?
Dewi Payang
Apa gak bahaya kamu nyamperin si Alan Nuri?
Dewi Payang
Gak tulus berarti,, hanya karena ada maunya🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!