Luna And System
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
Apakah kalian pernah membayangkan seorang gadis biasa yang tinggal di kota besar akan mendapatkan kemampuan yang luar biasa.
Dia berubah menjadi sosok orang yang paling kuat;
Dia berubah menjadi sosok orang yang paling kaya;
Dan, sosok penguasa yang bijak dan kejam.
Ini semua tidak lepas dari bantuan sistem yang dimiliki nya;
...Queen System...
......................
Pemilik sistem itu bernama Luna Dwi Samudra, seorang gadis yang masih berumur 17 tahun dan saat ini, dia masih duduk di bangku sekolah menengah atas kelas 11 dan anak pertama dari pasangan Dwi Ningsih dan Joko Samudra serta memiliki adik laki-laki bernama Putra Samudra yang berbeda 3 tahun dari nya.
Kehidupan mereka tidak seperti keluarga pada umumnya.
Sejak Luna berumur 12 tahun, ibu nya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di luar negeri sehingga membuat Luna dan Putra tinggal bersama ayahnya, Joko.
Joko sendiri bukanlah sosok ayah yang bisa dibanggakan, dia seorang nelayan di kapal kecil dan sering mabuk-mabukan saat pulang ke rumah.
Luna dan Putra tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya memilih diam terkadang malah sang ayah sering memukuli Luna disaat mabuk.
Meski begitu, apa yang bisa dilakukan oleh dirinya yang masih kanak-kanak dan belum bisa mandiri.
Tiga tahun kemudian, penderitaan Luna semakin berat lantaran Luna sekeluarga mendapatkan kabar kalau sang Ibu, Dwi Ningsih mengalami kecelakaan pesawat saat hendak pulang.
Saat itu, Luna dan Putra hanya bisa menangis sedangkan sang ayah tersenyum bahagia lantaran uang asuransi dan uang pokok yang ditabung untuk masa depan kedua anak nya diterima oleh nya.
Joko yang memiliki uang berlimpah membuat dirinya berhenti menjadi nelayan namun, membuat dirinya lupa diri dan menjadi penjudi.
Tak lama setelah itu, Joko mengalami kebangkrutan dan membunuh dirinya sendiri lantaran depresi rasa bersalah kepada Luna dan Putra.
Sejak saat itu, Luna menjadi tulang punggung untuk adik laki-laki, Putra.
Dengan situasi itu membuat Luna yang masih 16 tahun harus bekerja paruh waktu demi untuk memenuhi kebutuhan nya sehari-hari.
Luna tidak hanya sosok yang pekerja keras. Tapi juga dia sosok yang pintar dan bisa berbagi waktu sehingga membuat nya bisa mendapatkan beasiswa untuk sekolah nya.
Akan tetapi, Luna harus dihadapkan dengan situasi yang tidak menyenangkan yang mana saat ini, dia sedang berdiri di papan pengumuman bersama beberapa murid lain untuk melihat hasil ujian.
Luna pun terkejut saat melihat hasil ulangan Tengah Semester nya anjlok dan mendapatkan peringkat umum ke tiga.
"Tidak mungkin ..." gumam kaget Luna seraya menutup mulut dengan kedua tangan nya bahkan kedua mata nya mulai berkaca-kaca.
Kekecewaan itu bukanlah tanpa sebab karena jika dirinya tidak mendapatkan peringkat umum pertama atau kedua maka, beasiswa nya akan dicabut dan harus membayar normal uang bulanan yang sama sekali sulit untuk didapatkan bagi Luna dan kakaknya sendiri.
Sesaat kemudian, teman dekat dari Luna bernama Sania datang menghampiri Luna dan dia yang belum tahu hasil UTS bertanya kepada Luna.
"Luna, kamu pasti mendapatkan peringkat pertama lagi! Selamat ya!" ucap senang Sania.
Luna tidak menjawab hanya menggelengkan kepalanya tanpa melihat Sania disertai suara hidung yang mencoba menahan air matanya.
Sania yang melihat kesedihan Luna sontak menoleh ke papan pengumuman yang mana dia juga terkejut saat Luna mendapatkan peringkat umum Ketiga.
"Ini tidak mungkin. Bagaimana bisa?!" kaget Sania.
Ditengah itu, terdengar suara wanita yang memanggil nya.
"Luna, bisa ikut ibu ke kantor!"
Sesaat menoleh ke sumber suara, Luna langsung mengenali nya. Dia Bu Rani, guru dan wali kelas dari Luna.
Mendengar itu, Luna mengusap air mata nya dan tersenyum seraya menjawab dengan santai.
"Baik, Bu."
Jawaban Luna itu membuat Bu Rani melanjutkan langkah dan masuk ke kantor dengan ekspresi masam.
Senyuman paksa Luna disadari oleh Sania.
"Luna, kamu tidak apa-apa?" tanya Sania seraya memegang bahu kanan Luna.
Luna tersenyum dan menjawab santai, "Iya. Aku baik-baik saja."
Seusai mengatakan itu, Luna melangkah melewati Sania. Sania pun terus melihat Luna.
"Luna ..." gumam Sania.
Tidak hanya Sania, ada salah satu siswa yang juga menatap nya dengan tatapan iba tapi juga ada yang tersenyum senang seakan-akan mendapatkan hadiah undian besar.
Setibanya di ruang guru, Luna duduk dihadapan Bu Rani dengan wajah yang masam.
Pembicaraan pun diawali dengan menghela nafas panjang.
"Fhuuu~ Luna, kamu tahu kenapa ibu memanggil mu?" tanya Bu Rani.
Pertanyaan itu, Luna pun bisa menebak nya.
"Iya. Bu. Ini pasti karena nilai-nilai saya yang jatuh," jawab Luna.
"Luna, ibu hanya memperingatkan kalau nilai mu begini terus kamu bisa dikeluarkan dari sekolah karena kamu murid beasiswa dan jika kamu tidak bisa mendapatkan beasiswa, ibu tahu kalau kamu tidak akan bisa membayar biaya sekolah. Kamu paham?" ucap kekecewaan Bu Rani.
"Iya, Bu. Saya akan belajar lebih giat lagi."
"Maaf ya. Masalah tanggung lho. Kamu sudah kelas 11. Ibu tahu kamu harus mengurusi adik mu tapi kamu harus lebih mementingkan belajar daripada bekerja, ya. Luna," ucap Bu Rania dengan senyuman kecil.
Luna hanya bisa menundukkan kepalanya dan menjawab datar, "Iya. Bu."
"Yasudah, kamu kembali ke kelas!" seru pelan Bu Rania.
"Iya, Bu. Saya pamit dulu," jawab Luna.
Seusai itu, Luna mencium tangan Bu Rania dan meninggalkan kantor guru dan sesaat kemudian, seorang siswa berbadan tinggi dan tampan mendatangi Luna.
Lalu, siswa itu mengatakan sesuatu yang tidak Luna duga.
"Luna, mulai hari ini kita putus!"
"Eh?" gumam kaget Luna.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣
2024-11-11
0
tab spensa
prestasi akademik turun.....
prestasi non akademik nàik.......
.. asyik lho
2024-10-16
0
rhea
semangat thor💪💪💪🇲🇾🇲🇾🇲🇾
2024-09-16
1