Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Terkadang aku lelah, Namun tidak akan Menyerah
..."Mungkin rasa ikhlas ku belum sepenuhnya utuh, Dan Mungkin itulah sebabnya Luka-luka ku tak kunjung sembuh"...
...🍁...
Soekarno Hatta Internasional Airport. Waktu setempat.
Kurang lebih menempuh perjalanan hingga 10 jam lamanya, Emran dan Yasmine berserta Amir dan dua pengasuh Yasmine pun tiba di Indonesia.
Binar bahagia terpancar dari wajah-wajah pengasuh Yasmine yang memang asli orang Indonesia. Setidaknya kerinduan terhadap makanan khas Indonesia akan terobati.
Karena begitu lelah setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh, Emran memutuskan untuk singgah di rumah mertuanya.
Terlebih melihat Yasmine yang juga masih tertidur, tidak mungkin bagi Emran untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung, Emran memilih untuk istirahat sejenak dirumah mertuanya, yang juga merupakan rumah mendiang istrinya.
Dan Emran pun berencana untuk melakukan perjalanan ke Bandung esok hari.
Menempuh perjalanan beberapa saat akhirnya mereka tiba di kediaman Opa dan Oma Yasmine.
Rumah mewah yang memiliki dua lantai, merupakan hadiah ulang tahun yang di berikan Emran kepada mendiang istrinya, yang setelahnya diberikan oleh mendiang istrinya pada kedua orang tuanya. Dan rumah tersebut masih di tempati hingga saat ini.
"Oma , Opa " Sapa Yasmine bahagia ketika melihat dua orang yang begitu dia rindukan.
Yasmin yang segera turun dari gendongan pengasuh nya pun berlari menghambur pada Oma dan Opa nya, merentangkan kedua tangganya untuk memeluk orang-orang yang Yasmine sayangi.
"Yasmine" Panggil opa Burhan yang merupakan ayah dari mendiang sang istri.
"Yasmine kangen sama opa dan Oma " Ucap Yasmine dengan nada celotehan.
"Benarkah?" tanya sang Oma Desi yang begitu antusias menyambut kedatangan sang cucu.
"Apa Yasmine lelah ?" Tanya Oma Desi lagi.
Dan Yasmine pun menjawab dengan anggukan kepala.
Setelahnya Oma Desi mengajak Yasmine untuk beristirahat di kamar yang telah di sediakan, sebelum kepergiannya , Oma Desi juga mempersilahkan dua pengasuh cucunya dan asisten Emran untuk beristirahat di kamar yang telah di sediakan.
Emran pun demikian, meski di minta untuk beristirahat, nyatanya Emran memilih untuk duduk di ruang keluarga, menatap pada lembaran foto besar Pernikahannya dengan mendiang sang istri, hal itu membuat Emran merasa kan pilu yang teramat dalam.
Foto yang terdapat gambar dirinya dan mendiang sang istri juga kedua Oma dan opa Yasmine. Foto yang begitu terlihat bahagia, dengan senyum yang merekah pada masing-masing orang di foto tersebut.
Tanpa terasa bulir bening menetes begitu saja melalui ekor mata Emran.
"Emran" Sapa Opa Burhan yang tiba-tiba menghampiri dirinya.
"Kenapa tidak istirahat dulu" Tanya nya lagi.
Emran hanya tersenyum pada Opa Burhan
"Nanti saja pa " Jawab Emran dan kemudian kembali menatap lembaran foto besar yang tergantung di hadapannya.
"Apa kau merindukannya ?" Tanya Opa Burhan dengan suara lirih.
Menyadari sang menantu yang sedari tadi menatap Foto pernikahan nya, yang masih terpajang di sana.
Emran tampak menghela nafas dalam dan kemudian memejamkan mata. "Tentu saja Pa , tapi aku sudah ikhlas " Ucap Emran masih dengan mata terpejam.
Opa Burhan pun tersenyum menanggapi ucapan sang menantu.
"Papa yakin dia sudah bahagia" Ucap Opa Burhan, yang juga menatap foto besar di hadapannya. Emran tersenyum kemudian
"Emran , Opa ingin kau juga Bahagia, Carilah seseorang yang bisa membuatmu bahagia" Ucap Opa Burhan serius.
Emran pun menatap lekat wajah orang tua mendiang istrinya tersebut, orang yang dia kenal begitu baik dan lembut, tidak pernah membedakan kasih sayang antara dirinya dan mendiang sang istri.
Namun Emran memilih untuk diam dan hanya bergeming, karena tidak memiliki jawaban atas pernyataan yang di sampaikan oleh mertuanya.
"Yasmine butuh sosok ibu yang bisa membahagiakan nya, membuatnya merasa nyaman dan Melengkapi Sayapnya yang patah" Tukas Opa Burhan dengan tersenyum memandang foto putrinya yang telah pergi mendahului dirinya.
Hening.
"Pa, Emran titip Yasmine sebentar" Ucap Emran dengan beranjak dari duduknya.
"Kau mau kemana ?" Tanya Opa Burhan yang merasa bingung.
"Emran ingin ke makam Siena " Ucap Emran kemudian
Opa Burhan hanya tersenyum, dari dulu kebiasaan Emran memang tidak pernah berubah, ketika dirinya berkunjung , maka tempat pertama yang di singgahi nya adalah makam Siena, yang merupakan ibu dari Yasmine.
"Hati-hati" Ucap opa Burhan mengiringi kepergian Emran.
Emran pun mengemudikan mobil sendiri tanpa pengawalan dan tanpa siapapun yang menemani, sengaja Emran melakukanya karena baginya bertemu dengan mendiang istrinya merupakan saat dan momen yang spesial. Meski hanya bertemu batu nisan sang mendiang istri.
Menempuh perjalanan kurang lebih 25 menit, akhirnya Emran tiba di sebuah tempat pemakaman umum dimana disana juga bersemayam sang mendiang istri tercinta.
Mengenakan kemeja dan kacamata hitam, Emran berjalan dengan langkah jenjang menyusuri jalan jalan pemakaman tersebut, menuju tempat peristirahatan mendiang istrinya.
Buket mawar merah dia letakkan diatas makam, setelahnya Emran berjongkok dan membuka kacamata hitam yang Sebelumnya menutupi mata indahnya.
"Siena" sapa Emran yang seolah tengah berbicara dengan mendiang istrinya.
"Tahu kah kau, putri kecil kita sekarang sudah semakin besar" Ucap Emran
"Dia juga semakin pandai berbicara, Tak jarang membantahku, Namun hal itu mungkin karena aku terlalu menekan nya" ucap Emran
"Aku terkadang lelah Siena , Namun aku tidak akan menyerah, Yasmine merupakan bagian terpenting dalam hidupku yang kamu tinggalkan padaku". ucap nya lagi.
"Aku berjanji akan menjaga dan menyayangi putri kita sampai kapanpun "
"Bahagia lah di surganya sayang" Ucap Emran dengan wajah tertunduk.
Setelah cukup berbincang di makam mendiang sang istri, tidak lupa Emran mengirimkan dan membaca beberapa Surah Al-Qur'an yang dia bisa untuk mendiang istrinya.
"Siena aku akan pulang, tapi aku akan berkunjung lagi nanti" Ucap Emran dengan beranjak meninggalkan area pemakaman.
Emran melangkah lagi menuju tempat dimana dia memarkirkan kendaraanya berjalan dengan mengenakan kembali kaca mata hitamnya.
Berada di dalam mobil, Emran tidak lantas mengemudikan kendaraanya, Emran memilih menyandarkan punggungnya di sandaran bangku mobil, memejamkan mata dan sejenak menenangkan pikirannya.
"Siena Bolehkan aku mencari kebahagiaan ku ?" gumam Emran dengan memejamkan mata.
"Terkadang aku butuh seseorang yang bisa dijadikan sandaran" Ucapnya lagi.
"Terlebih Yasmine, Mungkin kadang aku juga merasa lelah dengan tingkahnya meski aku tak akan pernah menyerah, Aku hanya membutuhkan seseorang yang akan menemaniku melewati masa-masa itu" Ucap Emran masih dengan memejamkan mata.
Hening.
Untuk beberapa saat Emran terbuai dalam indahnya ingatan di masa lalu, hingga akhirnya dia terlelap dalam tidurnya.
Tring
Sering telepon yang seketika Meminta Emran untuk bangun dari tidur lelapnya
"Amir !" Gumam Emran setelah melihat nama di layar pipih miliknya.
Segera Emran menggeser ikon tanda hijau disana, dan menghubungkan panggilan diantara keduanya.
"Halo "
"Halo pak " ucap Aamir
"Anda dimana , Nona yasmin mencari anda" Ucap Amir lagi dari seberang telepon.
"Baiklah, aku akan segera pulang" Ucap Emran dan segera mengakhiri panggilan keduanya.
Tuttt.
Setelah kesadarannya kembali , Emran pun bersiap mengemudikan kembali mobilnya untuk menemui sang putri tercinta.
***