“Bang*sat! Aku tak sudi seperti ini!” Teriakan seorang wanita menggema dalam sebuah rungan sunyi yang lembab.
Kedua bola matanya nampak mengeluarkan darah, bau amis menyengat sebagai bumbu pelengkap bertapa mengerikannya tempat tersebut.
Sang Bintang Fajar kini nampak berlumuran darah, dialah Iris. Seorang Putri dari keluarga Kaisar yang saat ini menjabat.
Dia menikah atas dasar cinta, namun cintanya tak semanis dongeng. Kini ‘cinta’ itu telah merampas segala yang dia miliki di dunia ini. Seluruh tubuhnya di pemuhi luka, tanpa mata, dengan lidah terpotong dan anak yang baru dia lahirkan, kini akan di bunuh.
Bagaimana jadinya bila Iris kembali ke masa dia masih bersama keluarganya? Simak kisah lengkapnya sekarang juga!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
“Jangan gila, anda bahkan tak pandai berciuman.” Alice berbalik dan meninggalkan Aslan begitu saja.
“Tapi anda sudah tidak marah bukan?” Tanya Aslan, Alice mengangkat jempolnya tanpa menengok lagi kebelakang.
“Gadis itu benar-benar!” Gumam Aslan, sedangkan di sisi lain di taman Istana yang telah sepi. Iris bersama dengan Black menikmati malam yang indah.
“Kapan anda akan bersedia menikah dengan saya?” Tanya Black, Iris kembali terdiam. Berjuta pertanyaan kini sampai di hati Iris.
“Black apakah ada kemungkinan bila anak yang dilahirkan itu, anak kita?” Tanya Iris, Black tertegun dan berbalik menatap Iris.
“Jangan memikirkan hal berat seperti itu, biar saya yang menyelidiki segalanya. Bila memang iya, mungkin saya tak akan dapat memaafkan diri saya sendiri seumur hidup, dan tentu saja saya juga akan menghancurkan orang-orang yang telah melukai anda. Namun, bila itu benar kita nampaknya harus menunda memiliki seorang anak.” Ucap Black, Iris mengangguk patuh.
“Menghilangnya Andrew telah memberikan banyak dampak pada kita, namun kita tak boleh tenang begitu saja. Mungkin Andrew justru menginginkan kita bersatu untuk mengambil anak kita.” Gumam Iris, Black tertegun.
“Mengapa anda mengira bila saya pelakunya?” Tanya Black, Iris mententih pelipis mata Black dan menyentuh bulu mata Black yang lentik.
“Mata mu sama dengan pria itu, aku tak akan melupakannya.” Ucap Iris, Black menghela nafas dan memeluk Irish dan lemas.
“Maaf mengganggu waktu berharga kalian, saya hanya ingin menyampaikan bila Putri kalian baik-baik saja.” Alice dari belakang Black dan Iris tersenyum kaku.
“A-alice?” Iris tertegun, Alice memang tak dapat menceritakan bila dirinya seorang Dewi. Namun dia adalah gadis yang pandai merangkai cerita dan membuat orang lain percaya.
“A-apa maksud anda barusan Alice?” Iris semakin syok, mungkinkah Alice juga mengalami hal serupa dengan apa yang dialami olehnya.
“Maafkan saya Tuan Putri, saya bermimpi amatlah buruk beberapa minggu silam. Saya seolah melihat bayangan masa di mana hal itu begitu mengerikan, saya bermimpi di kejar oleh segerombolan pria bersama anda dan bayi kecil dalam pelukan saya. Saya dan anda terus belari hingga anda sudah tak sanggup lagi dan pingsan di jalan.” Ungkap Alice, sebenarnya memang demikian. Gara-gara kegilaan sang Ayah kini dirinya ikut terseret dalam kisah romensa yang rumit seperti ini.
“Benar, lalu anda membawa bayi itu ke mana?” Tanya Iris, nampaknya Alice mendapatkan petunjuk dari sebuah mimpi, pikir Iris.
“Saya akhirnya terus berlari, karena sebelumnya anda pernah meminta untuk menyelamatkan bayi anda apapun yang terjadi. Saya terus berlari hingga sampai di hutan Stardock, namun sebuah keajaiban terjadi. Saya mendapati sebuah anak kera yang telah mati menyerupai bayi manusia. Alhasil saya menukar anak kera itu dengan putri anda, Putri anda akhirnya dirawat oleh para kera dan saya kembali untuk menyelamatkan anda.” Raut wajah Alice tiba-tiba berubah.
“Nakun nahas, saya mendapat anda telah dibawa kembali ke kediaman mengerikan itu dan telah disiksa hampir meninggal. Saya berusaha membela, namun tak berhasil dan alhasil nyawa saya melayang.” Iris tertegun, dia memeluk Alice kemudian.
“Terima kasih banyak Alice, ehem! Maksud saya Kakak Ipar.” Goda Iris, Alice cemberut namun terlihat dari kedua pipinya yang merona agaknya Alice kala itu tengah malu.
.
.
“Ha, akhirnya mereka menyadari situasinya. Selain Tiara yang berhasil mendapatkan jodohnya, kita juga berhasil menguji pasangan itu Sayang.” Seorang wanita dengan mata merah terang, serta rambut hitam yang terlihat amat cantik duduk di atas pangkuan seorang pria.
Pria dengan rambut perak dan mata seperti kemilau bintang itu nampak tersenyum lembut dan mengecup tangan sang Istri, keduanya saling bertatapan dan mengangguk.
“Sekarang mereka telah lulus, maka tugas mereka turun ke bumi akan dilanjutkan.” Ucap pria itu yang tak lain adalah sang Raja Dewa, Bintang. Sedangkan wanita yang ada dalam pangkuannya adalah sang Istri Alix.
“Kakek! Kapan Ailish akan kembali turun ke bumi?” Tanya seorang gadis manis yang terlihat begitu imut.
“Sebentar lagi Ailish, karena mereka harus mengerjakan tugas mereka saat ini.” Jawab Bintang, Alix mengangguk setuju.
Sebagai makhluk abadi, baik Alix ataupun Bintang tak begitu memperdulikan dunia yang fana, mereka juga tak bisa ikut campur dalam takdir yang telah dipilih manusia dalam hidup mereka.
“Baiklah,” Ailish akhirnya patuh, usia Ailish memang tergolong masih kecil bila di Aras namun bila di dunia manusia mungkin saat ini usianya telah 10.000 tahun. Karena 1 tahun di alam dewa sama dengan 1000 tahun di alam manusia.
.
.
.
Tegas yang mereka berikan adalah untuk mengambil esensi dewa yang dulu tertanam di bumi. Meskipun demikian, hal itu tak akan berpengaruh bagi manusia biasa. Namun akan memberikan umur panjang bagi seorang penyihir.
Bagi dewa, baik penyihir hitam ataupun bukan di mata mereka tetaplah sama. Hanya perbedaannya adalah, bagaimana sihir itu digunakan. Meski kekuatan yang asalnya diberikan oleh Iblis, namun di gunakan untuk kebaikan. Maka hak itu tak akan menyulut karma yang akan menyeret mereka bertemu dengan Ashura.
Sedangkan berbeda halnya bila mereka menggunakan untuk kejahatan, toh banyak penyihir yang memiliki kekuatan suci namun justru berakhir mengenaskan.
Meskipun pada dasarnya sihir hitam memerlukan tumbal, itulah mengapa sihir hitam selalu saja negatif. Karena tidak mungkin bila iblis menginginkan sesuatu selain jiwa manusia atau darah manusia.
Setelah pesta tersebut berakhir dengan gaduh tentu saja, Alice dan Iris kembali ke Istana Putri sedangkan Duke Latvan kembali ke kediamannya.
Black mulai gila kala itu, dia membayangkan hal mengerikan terjadi pada Iris dan juga putri kecilnya. Amarnya bertambah kian gila dan gila, hingga sebuah lorong dimensi muncul di hadapan Black.
Black tertegun, dia tak pernah didatangi oleh tamu hingga seperti itu. Namun melihat wajah yang tampan namun sorot yang mengerikan itu dapat diartikan bila orang itu bukanlah seorang manusia.
“Siapa kau?” Black menajamkan pandangannya, sosok tersebut secepat kilat berdiri di hadapan Black dengan tenang.
“Sepertinya ingatan mu masih terkunci, lubang besar tercipta di hutan Stardock hingga membuat binatang suci kehilangan habitatnya.” Black tertegun, dia memang pernah mendengar nama hutan itu dari Alice. Namun dia tak tahu mengenai tempat itu, dia juga baru mendengar nama hutan itu hari ini.
“Aku bukan musuhmu, meski aku adalah Iblis. Meski begitu, aku juga manusia dan ingin melindungi mereka. Tak ada dewa yang dapat turun dengan wujud aslinya, kau tak hancur berhadapan dengan ku karena nyatanya kau adalah dewa. Kau belum mengingat tugas mu, kehidupan yang kau jalani hingga ribuan kali itu hanya dapat kau ingat dua kehidupan saja. Sayang sekali, padahal aku telah mengagumimu dari dunia bawah.” Ucapnya, namun sebuah rambut berwarna kemerahan tiba-tiba muncul dan menarik telinga sosok tersebut.
“Sudah jalan lama-lama tau! Ayo kembali!” Ucapnya menaik telinga sosok tersebut ke dalam dimensi lainnya. Black tertegun menyaksikan kejadian singkat tersebut.