mengisahkan tentang seorang gadis bernama Safira, di malam dia bekerja di sebuah hotel, mahkotanya di renggut oleh laki laki yang tidak dia kenal. bukan itu saja penderitaan nya, dia usir oleh ibu dan saudara tirinya, bahkan bayi yang baru saja dia lahirkan diambil oleh Nadira saudara kembarnya, mereka membuang Safira di pinggir hutan.
Safira kembali ke kota menjadi seorang guru bagi sang pura, akankah Fira tahu kalau anak laki yang sering menyendiri adalah putranya, bagaimana dia bisa menemukan putranya dan menyelamatkan putranya, dari Nadira yang sudah mengaku sebagai ibunya selama ini.
Terima kasih sudah membaca, jangan lupa tinggal kan jejak positif, bagi yang tidak suka, skip saja, hargailah karya orang lain. 💕💕💕
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan yang kedua
Rayhan melihat jojo di gendong seorang wanita cantik berhijab, disana juga ada Nadira dan pak Edi kepala sekolah. Rayhan segera mendekati mereka, dengan suara bariton yang Dingin. Rayhan menghentikan semua keributan tersebut.
" Ada apa ini, ribut ribut, dan siapa kamu?" Tanya Rayhan, dia sebenarnya kaget melihat tampang Maria, perempuan yang kemaren dia tabrak di bandara. Bahkan identitasnya baru saja dia baca, dari laporan anak buah Rudi.
" Jadi dia gury Jojo." batin Ray.
" Mereka langsung berhenti berdebat begitu mendengar suara bariton Rayhan.
Kepala sekolah segera mendekati Ray dan menyapa Ray.
" Tuan Rayhan maaf, kabarnya beliau berada di Surabaya saat ini, maaf sekali ada sesidit masalah di sini, nyonya Fira ingin menjemput nak Jojo tapi nak Jojo tidak mau, sementara ny Fira masih tetap ngotot saja." jawab pak Edi dengan gugup, dia takut tindakannya salah dan membuat pemilik sekolah ini akan marah besar bahkan jabatannya juga akan terancam.
"Jelas saja anak saya tidak mau bersama wanita ular itu, dan itu satu lagi siapa dia?" tanya Ray penasaran.
" Ini Bu Maria tuan, guru beru di kelas Rayhan." jawab kepala sekolah.
Rayhan menoleh ke arah tiga orang tersebut, Maria yang masih menggendong Jonathan , mengelus pungung anaknya dengan lembut. Ini sebuah pemandangan langka bagi Rayhan, bagaimana putranya bisa sedekat itu pada orang asing apalagi perempuan dewasa, selama ini dia takut dengan dunia luar dan sangat introvert.
"Hei kau, belum menyerah juga, sudah berkali kalai saya mengingatkan anada untuk jangan mernemui anak saya lagi, tetap saja. Sudah bagus saya membiarkan anda hidup dengan tenang tapi malah mengganggu saya dan anak saya." suara Rayhan keras dan sangat menusuk hati Dira. Mungkin kalau itu bukan Dira yang bermuka tembok mungkin saja sudah menyerah dan kabur dari tempat tersebut.
"Ray, tapi aku ibunya, kamu egois kamu melarang seorang ibu bertemu dengan putra kandungnya sendiri, hiks hiks." Dira mengeluarkan air mata buayanya. Dan itu adalah senjatanya selama ini.
"Sudah jangan kau bersandiwara lagi di hadapanku, anda tahu sendiri kalau putraku tidak mau bertemu dengan anda, tapi anda sangat keras kepala. Pergi dari sini, atau saya akan hancurkan karir artis anda tersebut serta mengirim anda ke Afrika." Jawab Rayhan yang sudah muak dengan semua tindakan Dira.
"Enggak Ray, aku tidak akan menyerah, sebelum aku bisa dekat dengan putraku, aku masih akan tetap terus menemuinya, aku tidak peduli kau apakan karirku, aku terima tapi jannan kau tutup aksesku bertemu dengan dia Ray, kalau kau beri aku kesempatan bersama kalian aku yakin Jojo putraku akn menyayangiku, ini semua gara gara kamau Ray, aku jadi jauh dengan putraku sendiri." Jawaban Dira sungguh miris dan dia sangat menjiwai opera dia saat ini.
"Aku bukan anak kemaren sore yang mudah di bohongi oleh akting jelekmu itu, dan sekarang pergi dari sini, jangan pernah ganggu Jojo." Rayhan mengusir Dira dari sana denagn kasar.
Dira menggeleng dengan keras dia masih keras kepala ingin membawa Jojo bersamanya.
"Please Ray satu hari saja, biarjkan aku bersama putraku, setelah itu aku tidak akan menggangu kalian lagi." Dira memohon pada Ray, tapi pria itu tidak bergeming sedikitpun, sekali Rayhan memutuskan sesuatu maka tidak bisa di ganggu gugat.
"Simpan saja aktingmu itu untuk orang lain, lebih baik katakan dimana Firaku berada, kau apakan dia ha." Bentak Rayhan sekali lagi.
Perkataan Rayhan membuat Maria alias fira yang asli kaget, berarti suaminya ini sudah curiga kalau Dira bukan dirinya, Maria bernafas dengan lega, karena Rayhan masih peka dengan keadaan sekelilingnya.
"Aku Fira Ray, Fira dan Dira itu orang yang sama, kamu juga sudah membuktikan sendiri semua dokumenku dan itu adalah asli."
Rayhan meminta Rudi untuk membawa Dira pergi dari tempat tersebut karena dia sudah muak melihat wajah perempuan ular tesebut, apalagi ibunya , mereka selalu menggunakan Jojo sebagai alat untuk mendekati dirinya, tapi semua usaha mereka selalu gagal Rayhan tidak peduli meskipun mertuanya yang memohon, hatinya sudah tertutup.
"Rud, bawa perempuan itu pergi dari sini, akau suadah muak melihat sandiwaranya itu, kalau tidak mau seret dia dan buat dia di keluarkan dari agensinya!" perintah Rayhan sangat jelas dan kejam.
"Baik tuan." Rudi segera mendekati Nadira dan mencekal tangan wanita ini, tapi di tepis oleh Dira.
"Aku bisa sendiri." jawab Dira dengan kesal, dia akhirnya melangkah pergi dan dikuti oleh Rudi di belakangnya, memastikan Dira benar benar pergi dari tempat itu.
"Jojo sayang, ayo kita pulang nak!" ajak Rayhan, dia mendekati Maria. Perasaan yang sama seperti di bandara kemaren kembali muncul, aroma itu, rasa itu. Dada Rayhan berdegup kencang. Dag dig dug tak karuan.
Jonathan masih tidak mau lepas dari gendongan Maria, dia masih tetap memeluk ibu kandungya tersebut, Jojo menggelengkan kepalanya, dia tidak mau pulang.
"Maaf tuan, sejak tadi pagi Jojo memang seprti ini, saya juga tidak tahu apa yang membuat dia begitu dekat dengan saya, bahkan memanggil saya dengan mama." ucap Maria, walau gemetar Maria tahan, dia mengatakan semua kejadian bersama Jojo hari ini.
Rayhan heran dengan pernyataan Maria kalau Jojo malah memanggilnya mama, ini adalah sesuatu yang mustahil, selama ini Jojo tidak pernah mau biacara meskipun bersama bu Sukma sekalian. Rayhan mengerutkan keningnya, dan merasa aneh.
"Apa, dia memanggil anda mama, tapi anak saya.." belum selesai Rayhan bicara dia di kejutkan oleh Jojo yang memang memanggil Maria dengan mama.
"Mama." jawab Jojo.
Rayhan melongo mendengar semua itu, sudah berapa dokter dan psikiater Ray datangkan tapi tidak satupun yang berhasil, tapi ini, dia memanggil perempuan asing bahkan baru pertama dia lihat dan kenal dengan sebutan mama tanpa harus berbisik padanya.
Tangan dan hati Rayhan bergetar, mendengar semua itu, dan dia sanagt heran siapakah sebenarnya wanita asal Turki ini, bahkan aroma tubuhnya sama persis dengan istrinya yang hilang empat tahun yang lalu.
"Tidak ini tidak mungkin." Rayhan menyangkal sesuatu yang terlintas dalam fikirannya.
"Sayang, coba kau ulangi lagi apa yang kau katakan tadi!" Ray meminta Jojo mengulang kata kat kata dia barusan, atau memang cuma satu kata saja yang dia keluarkan.
"Jo mau ikut mama pulang, atau mama ikuit Jo pulang pa." kata Jonathan sekali lagi.
Air mata lelaki dingin dan arogant tersebut lolos begitu saja, lehernya seperti di cekik saja, hingga untyuk menelan air liur saja susah.
Rayhan meraih tubuh putranya, dia memeluk dan menciumi pipi gembul Jojo. ''Akhirnya kamu mau bicara nak, hiks papa .." Ray mencium pucuk kepala Jojo dengan lembut dan lama.
Hal yang sama, Maria sangat terharu, dia sangat sedih, begitu rindukan putranya pada ibunya hingga selama ini dia tidak pernah may bicara. Maria menangis demikian juga dengan pak Edi, ini pertama kali beliau melihat Tuan Wijaya begitu rapuh.
BERSAMBUNG