NovelToon NovelToon
Asmara Settingan

Asmara Settingan

Status: tamat
Genre:Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:937.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.

Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.

Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.

Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Asmara Settingan 21.

"BIP"

"BIP"

"BIP"

"Ceklek"

"Shiit!!!"

Baru saja membuka pintu apartemen, Hena sudah mengumpat kencang karena mendapati Jini yang berdiri di balik pintu dengan tangan terlipat di dada.

"Kenapa menatap ku seperti itu?" tanya Hena pada Jini. Ia kini berdiri di hadapan Jini dengan gaya yang sama. "Kamu gak cocok memasang wajah garang, Mini"

"Dari mana kamu?"

Hena memutar bola matanya saat mendengar suara Jini yang berusaha meng-intimidasinya, seperti dirinya baru saja melakukan kesalahan.

"Jawab aku, Hena!" Jini mengekori langkah Hena yang belum juga menjawab pertanyaannya.

"Makan"

"Kamu tahu? Aku dari tadi khawatir saat dirimu tidak kembali setelah pergi bersama si Ikan Asin. Aku bahkan mencarimu di seluruh kawasan taman. Kamu tidak membawa ponsel, dompet atau apa pun," cerocos Jini menunjukan rasa khawatirannya. "Makanya aku langsung ke apartemenmu. Tapi kamu juga gak ada"

Wanita yang berprofesi sebagai manajer Hena itu kini terlihat sendu, matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis.

"Dan sekarang aku kesal," wanita bertubuh mungil itu kini tiba-tiba berganti melototkan matanya ke arah Hena yang sudah berhenti melangkah.

"Aku gak ke mana-mana dengan Sam, jadi gak perlu kesal"

"Ya... Bukan dengan si Ikan Asin. Tapi keliling pemancingan dengan si Hiu Kakap!"

Wanita pemilik surai hitam yang panjang itu nampak terdiam sesaat. "Oh...itu... Aku," Hena terlihat sulit ingin memulai kata-katanya dari mana. "Dari mana kamu tahu aku pergi ke pemancingan?" Hena malah balik bertanya dari pada merespon ucapan Jini sebelumnya.

Mendapat pertanyaan seperti itu dari Hena membuat Jini semakin kesal. Ia bergerak menuju sofa dan mengambil tasnya yang ada di sana. Ia kembali mendekat pada Hena dengan ponsel yang sudah ada di dalam genggaman.

"Baca ini!" Jini menyerahkan ponselnya pada Hena. "Foto-fotomu yang lagi berkencan di pemancingan kembali jadi sorotan utama"

"Kami hanya makan bukan berkencan," Hena menyerahkan kembali ponsel Jini dan melangkah membawa diri untuk duduk di sofa. "Ada yang ingin aku katakan padamu"

Jini hanya diam. Ia juga sudah mengambil posisi duduk di sofa tepat berhadapan dengan Hena.

"Kami... Maksudku Aku dan Agam membuat kesepakatan," Hena menjeda kalimatnya, ia menatap Jini yang hanya diam saja. "Menjalin asmara settingan"

Hena terus memperhatikan raut wajah Jini yang masih terlihat betah dengan diamnya "Kau marah? Maaf aku tidak mengatakan sebelumnya padamu"

"Aku sudah menduganya. Lalu mana surat perjanjian kalian?"

"Tidak ada"

"Apa?" Jini melototkan matanya lagi ke pada Hena. "Lantas di mana kesepakatannya, kamu ini gimana sih!"

Hena hanya diam melihat raut wajah Jini yang marah bercampur kesal padanya.

"Di mana aturan mainnya? Keuntungan apa yang kamu dapatkan? Dia pengusaha besar jelas ada keuntungan untuk dirinya hingga melakukan hal konyol seperti ini"

Jini sesaat menarik napas untuk menenangkan dirinya. Hena benar-benar tidak bisa berbisnis, mau-mau saja di kendalikan orang kaya hanya demi keuntungan semata.

"Seberapa pun yang aku inginkan"

"Apa?"

"Kata Agam, aku mendapat kompensasi seberapa pun yang aku inginkan" dengan polosnya wanita pemilik wajah cantik itu berkata. "Dan ini hanya selama satu tahun"

"Baiklah. Entah apa yang sudah kalian sepakati ber-dua. Tapi aku tidak ingin, kamu seperti kerbau yang di cucuk hidungnya"

Hena memasang wajah masam. "Enak saja. Aku itu bukan kerbau"

"Ya kau memang bukan kerbau, tapi kau selebriti kekasihnya si Hiu Kakap"

"Berhenti mengatainya Hiu Kakap, Jini"

Kali ini entah mengapa Hena protes dengan julukan Jini pada Agam. Padahal ia sudah terbiasa dengan tingkah Jini yang selalu menggunakan istilah aneh terhadap semua Pria, mulai dari Ikan Asin, Buaya darat, Biawak bahkan Jini pernah mengatakan salah satu aktor sebagai Soang karena memiliki kebiasaan sesap menyesap yang brutal di setiap kissing scene.

"Wah...kau membelanya? Entah kenapa juga diriku selalu tidak menyukai Pria yang mendekatimu, semuanya Fakboy"

Jini tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya. Saat Hena menjalin hubungan dengan Sam, Jini menilai Pria itu Fakboy dan sekarang Agam. Sepertinya mereka sama saja, satu spesies.

"Aku mau mandi," Hena berdiri dari duduknya. Ingin cepat menyudahi sesi Jini yang mulai mengomentari tipe Pria yang selama ini mendekatinya. "Pantau terus rekeningmu. Takutnya luber saat Hiu Kakap mulai menyemburkan air lautnya"

Hena sedikit tertawa dan berlari menaiki anak tangga. Ia yakin Pria sekelas Agam akan mudah mencari tahu nomor rekening manajernya.

Memasuki kamar, mata dark hazel itu mendapati ponselnya sudah berada di atas nakas yang ada di samping tempat tidur. Sepertinya Jini yang meletakkannya di sana. Hena terus melangkah ke kamar mandi namun suara notifikasi pesan dari ponselnya membuatnya urung.

Hena meraih ponsel dan membuka pesan masuk.

"Akhir pekan, makan malam bersama keluarga 19.30 WIB"

Hena tahu siapa pengirim pesan singkat yang teramat singkat itu, hingga ia pun membalas. "Y," dan tak lupa menyimpan nomor tersebut dengan kontak nama *Agam*. Hena kembali meletakkan ponsel di atas nakas dan berbalik menuju kamar mandi agar cepat bisa membersihkan diri.

*

*

*

Di ruang kerja Agam kini hanya ada dirinya dan Rama. Dad Jon dan Nathan sudah kembali setelah puas memberikan wejangan terhadap ke-dua putranya.

"Tuan Besar tidak menanyakan apa pun"

"Baguslah. Hal ini cuman kamu yang tahu. Jadi jika tersebar... Kau akan habis di tanganku"

"Bagaimana dengan pihak Nona Hena, Tuan?"

Rama ingin memastikan apakah hanya dirinya yang mengetahui tentang hubungan asmara settingan ini.

"Orang terdekatnya hanya manajernya," Agam menatap pada Rama. "Wanita yang kemarin berani bicara tidak sopan padaku"

Rama mengangguk, ia ingat pada wanita bertubuh mungil yang tiba-tiba datang saat mereka mengantar kekasih Tuannya ke apartemen.

"Berikan kompensasi yang besar. Dan buat sebersih mungkin"

Rama kembali mengangguk. Berarti Tuannya memenuhi keinginan Nona Hena. Dan ia harus melakukan tanpa meninggalkan jejak setiap mengirim yang namanya kompensasi tersebut.

"Akhir pekan ulang tahun Oma, beritahu dia jadwalnya"

"Tidakkah sebaiknya Tuan saja yang memberi tahu Nona Hena?"

Rama merasa kurang nyaman jika harus menghubungi Nona Hena. Ia juga merasa hendak mati jika mendengar bunyi nada tunggu saat menghubungi artis idolanya tersebut.

"Berikan ponselmu," tangan Agam mengarah pada Rama. "Aku yang akan menghubunginya"

Rama sempat terdiam sesaat sebelum akhirnya menyerahkan ponselnya ke pada Agam. Tuannya itu lagi-lagi menggunakan ponsel sang asisten untuk menghubungi Nona Hena.

Agam terlihat lama menggulir layar ponsel Rama, entah apa yang Pria itu lihat atau cari.

"Mana kontaknya?" ternyata Agam tidak menemukan kontak Hena di ponsel Rama. Ia menatap pada asistennya yang kini terlihat salah tingkah.

"Biar saya saja yang menghubungi Nona Hena, Tuan"

Rama berusaha meraih ponselnya yang ada di tangan Agam. Namun tidak berhasil. Rama melangkah mundur dan membenarkan kaca matanya.

"Kau menyimpannya dengan nama idola mu?" Agam kembali menggulir layar ponsel. "Atau *artis tercanti*k?"

Tangan itu berhenti menggulir ponsel dan kini Agam menatap tajam pada asistennya karena tidak menemukan kontak Hena, meski sudah mencari dengan nama yang ia duga.

"Apa nama kontaknya?"

"Emm... Itu....."

Kali ini Rama benar-benar terlihat pucat, sepertinya Pria bermata empat itu sudah melakukan kesalahan.

"Katakan atau gajihmu akan ku potong!"

"My Star, Tuan!!!"

Rama berteriak kencang dan sudah berlari cepat keluar dari ruangan kerja Agam.

"My star" ulang Agam dalam benaknya.

Asistennya itu sepertinya memang ingin pensiun dini. Berani-beraninya menyimpan nomor Hena dengan nama My star. Agam tetap mencari kontak dengan nama tersebut, segera mengetik pesan dan mengirimnya.

"Akhir pekan, makan malam bersama keluarga 19.30 WIB"

Selesai mengirim pesan Agam meraih ponselnya sendri, sesaat mengetik sesuatu di sana dan setelahnya melempar asal ponsel Rama di atas meja kerjanya.

1
🌟~Emp🌾
Dia udah kaya, ngapain jadi model lagi 🤦😆
🌟~Emp🌾
jangan disini, aku lihat lhooo 😂
🌟~Emp🌾
maaf ya Queen, aku baca novel ini belum selesai. Aku paling suka sama novel mu yang ini 😍🙏
🌟~Emp🌾
duuh bocil ngegemesin aja /Facepalm/
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
.
airhy_10
mampir thor
Nimas Kartika
Luar biasa
Lilyana R
benar itu, jangan mati cepat2 jihanAM.

gak seru jadinya. di siksa dulu dong 😂
Lilyana R
sejujurnya gak bisa menyalahkan Samuel sepenuhnya sih, ia sangat mencintai hena tapi karena jebakan wanita ular itu serta desakan keluarganya. membuat ia tak berdaya dan gelap mata sampai hampir melecehkan hena.
itu udah sangat fatal
semoga kesalahan mu di ampuni.

mati aja lalu jihanAM, semoga kau membusuk.
Erlina Pulungann
iya bagus kk
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
👑Queen of tears👑: assiaappp kakk🤗
terimakasih masukannya 🙏
total 1 replies
Bukhori Muslim
good
👑Queen of tears👑: thanks kakak 🤗🥰
total 1 replies
Kezie fitri
jarang bngt lloh penulisan rapi kaya gnih,, baru beberapa author yg aku inget dalam penulisan rapi kata2 nya juga bagus ga lebay
👑Queen of tears👑: terimakasih kakak jejak baiknya. 🤗
bahhh...masih perlu belajar lagi akunya😭😂
total 1 replies
Dewi Sartika
mata empat = kaca mata /Sob/
👑Queen of tears👑: empat kan jadinya kak 😭🤣🤭
total 1 replies
Mr. Ar
mohon bantuannya Thor...
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣
〈⎳Mama Mia: onty pula...
👑Queen of tears👑: aku belajar dari ounty 🤣🤣
🏃🏃🏃🏃🏃🏃🏃
total 4 replies
Gita mujiati
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih kakak 🤗🥰
total 1 replies
Mr. Ar
David hanyalah pemilik akun fufufafa 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑: wahh tauu juga akun fufufafa🤣🤣🤭
total 1 replies
Rudi Fahrudin
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih banyak kakak 🤗🥰
total 1 replies
Mr. Ar
hena adalah sebuah ekspresi kebebasan dan keunikan.
tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya..

hanya Alam luas lah yang bisa mengurung nya.
Seluas Alam terhampar... Luas dan indahnya Kabupaten "Agam" di Sumatera Barat 🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑: nice kakak😍😍
baru tahu saya Agam itu nm kabupaten kak 👍
total 1 replies
Fina Hidayati
Luar biasa
👑Queen of tears👑: terimakasih apresiasinya kakak 🤗🥰
total 1 replies
Rhenii RA
Kasian si Bangke Kodok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!