Tentang masalalu yang belum selesai, cinta karena terpaksa, rasa yang tak lagi sama, Restu yang tak berpihak, dan penyesalan yang selalu menghantui. terkadang, Kehilangan sering terjadi karena kesalahan kita sendiri. Begitu juga dengan Ares, Dia tidak pernah menganggap Kartina ada selama masalalu nya belum selesai. padahal jelas-jelas Kartina bertekad membantu Ares untuk lepas dari masalalu. Namun setelah berhasil, hubungan mereka terhalang restu, hingga pada akhirnya, keduanya memilih mengakhiri meski keduanya kembali ingin memiliki. akankah mereka kembali bersama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RESKI OEY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 Ulangtahun Ares.
Malam ini Sri terlihat siap-siap untuk ke rumah, Ares. sebelum pergi, Sri. menghampiri kedua orang tuanya yang terlihat masih belum tidur di ruang tamu. cewek itu terlihat membawa paperbag yang berisi kue yang dia beli tadi.
"Lah kamu mau kemana sayang? udah malam loh ini." Bu Mila, terlihat heran melihat putrinya yang terlihat seperti mau pergi.
"Sri boleh minta izin gak sama ayah bunda? Please kalii ini aja. Sri, mohon." Sri terlihat memohon. Pasalnya setiap. Sri, ingin keluar malam. kedua orang tuanya tidak pernah mengizinkan dengan alasan. 'kamu itu perempuan'
"Emangnya kamu mau kemana sayang?" tanya Pak, Resa.
"Jadi gini.. Besok kan kak.Ares ulangtahun. Aku pengen ngasih kejutan buat kak, Ares. boleh ya, Please kali ini Ayah sama Bunda izinin Sri buat ke rumah Kak,Ares. Sri gak sendirian kok, sama Rizal juga." Sri terlihat berusaha meyakinkan kedua orangtuanya.
"Jangan ya sayang, kan besok juga bisa. Bunda, takut kamu kenapa-kenapa di jalan." Bu Mila terlihat khawatir. pasalnya, Sri merupakan anak semata wayangnya di keluarga.
"Tapi Bun, aku gak sendirian kok, sama Rizal juga. Please pokonya habis ini. Sri, janji gak akan keluar malam lagi." Sri masih berusaha meyakinkan kedua orangtuanya.
"Mana Rizal nya?"
"Dia ada di depan, kalau ayah gak percaya lihat aja ke depan." ucap. Sri, pada Ayahnya.
Pak Resa pun berdiri dari sofa, dia segera mengecek ke halaman Rumah apa benar ada Rizal di depan Rumahnya?
Tak lama, Bu Mila dan Sri ikut mengikutinya dari belakang. dan benar saja, Rizal. terlihat sedang menunggu di atas motor dengan Hodie yang dia pakai di tubuhnya.
"Malam Om, Tante." Rizal terlihat menyapa kedua orang tua, Sri.
"Zal, emang gak bisa besok aja ke Rumah, Ares. nya?" Bu Mila bertanya Pada Rizal.
"Sebenarnya bisa bisa aja, Tante. gak tau nih. Sri, pengennya sekarang katanya." jelas Rizal. pasalnya Sri yang meminta untuk pergi ke rumah Ares di pas jam 24.00 malam.
"Ayah izinin, Sri. kan? buat ke rumah ka Ares?
Pak Resa terlihat diam, lalu menatap istrinya.
"Kita izinin aja kali ya Bun, lagian Sri berangkat ke sana juga kan gak sendirian, Ada. Rizal, juga kan?" Pak Resa berusaha memberi pengertian pada Istrinya.
"Boleh ya Bun, Please kali ini aja. Sri, mohon."
Bu Mila menarik nafasnya panjang. lalu wanita paruh baya itu tersenyum tipis pada Putrinya.
"Yaudah, Bunda. Izinin kamu, tapi kamu janji ya kalau udah suprise sin Ares langsung pulang?."
Sri yang mendengar itu mendengar itu mengangguk kan kepalanya antusias.
"Makasih Bunda, makasih Ayah." Sri terlihat mencium pipi kedua orangtuanya secara bergantian.
"Yaudah sekarang kalian berangkat sama. Zal, hati-hati ya bawa motornya." pesan Pak. Resa, pada Rizal.
"Baik om."
Setelah berpamitan, Sri dan Rizal segera naik ke atas motor. di tengah-tengah perjalan. Rizal, sempat mengantuk. Sri, yang merasa Rizal diam saja dari tadi langsung mengajaknya bicara.
"Lo ngantuk?"
"Pake nanya lagi! jelas lah Gue ngantuk. Orang ini udah malam." Rizal terlihat menggerutu.
"Ya Maaf, tapi beneran Lo masih bisa bawa motor?"
"Masih."
"Yaudah, hati-hati bawa motornya."
Keduanya kembali saling diam. jujur, perasaan. Sri, tiba-tiba tidak enak. Dia takut kalau misalkan mereka jatuh atau kecelakaan. Apalagi, kondisi Rizal tengah mengantuk. Seharusnya. Sri, memberi kejutan pada.Ares, itu besok pagi. Bukan tengah malam.
Tanpa. Sri, sadari Rizal terlihat tertidur dengan motor yang masih berjalan. Saat Sri, menoleh ke sebelah kiri. Sebuah truk melaju cepat.
"RIZAL AWAS!"
BUHKK
Mereka berdua pun terpental jauh beberapa meter. Kondisi keduanya cukup parah. banyak beberapa luka di badannya mengeluarkan darah. Rizal cowok itu masih sadar meski tubuhnya di penuhi banyak darah. sementara. Sri? cewek itu sudah tidak sadarkan diri.
Rizal berusaha berdiri, menghampiri. Sri, cowok itu merasa bersalah. Harusnya dari awal Rizal bisa lebih hati-hati membawa motornya. Mungkin kalau dia lebih Hati-hati. tidak ada kejadian yang menimpa mereka seperti ini.
"Sri bangun Sri."
"TOLONG!
•••••
Malam ini, Kartina, terlihat sedang rebahan di atas kasur. kedua matanya masih belum ngantuk. dia bertekad tidak akan tidur sebelum pergantian Hari. pasalnya, Besok adalah hari ulangtahun Ares. Kartina tau itu karena Ares yang bicara sendiri melalui telpon waktu itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.57 Kartina mengganti posisinya menjadi duduk. dia mulai mengetik di ponselnya untuk mengucapkan selamat bertambah usia pada Ares. mau bagaimana pun, Ares. Masih selalu ada dalam hatinya. bahkan, pikiran nya.
KARTINA.
Selamat ulangtahun, Ares. Semoga panjang umur sehat selalu ya. btw kamu masih ingat aku gak🥲🙂
••••
Ares, segera turun dari atas motor. saat ini cowok itu sedang berada di rumah sakit Patmawati. Tadi pagi, Ares. Mendapatkan kabar dari Bu Mila kalau Sri kecelakaan tadi malam. Jujur, Ares masih belum tau penyebab Sri bisa kecelakaan dan kenapa Sri bisa keluar malam.
Ares, berlari menyusuri lorong Rumah Sakit menuju ruangan yang Bu Mila sebutkan di sebuah pesan. Ruangan nomer 193.
Dari kejauhan, Ares melihat kedua orang tua Sri, tengah berdiri dengan raut wajah terlihat berduka. Ares berlari kencang dengan Nafas yang tidak beraturan.
"Tante, gimana keadaan Sri?"
Kedua orang tuanya tidak menjawab. Lalu. Ares, beralih pada Pak Satya. berusaha meminta jawaban yang pasti tentang keadaan Sri saat ini.
"Om, Sri. gimana keadaannya?"
Pak Satya masih enggan menjawab pertanyaan dari, Ares.
"Ini kenapa semuanya pada diam sih! jawab dong!"
Merasa tidak ada jawaban yang pasti dari kedua orangtuanya, Sri. Ares memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan.
Ares masih tidak percaya dengan pemandangan yang baru saja dia lihat. Ares melihat Sri yang sudah di tutupi kain warna putih sekujur tubuhnya.
Perlahan Ares berjalan mendekat. kedua matanya berkaca-kaca. Apa mungkin di balik kain putih itu adalah. Sri? Ares berharap semoga orang itu bukan, Sri. pacarnya. dan apabila orang itu adalah Sri, Ares berharap itu hanya mimpi.
Ares, membuka kain yang menutupi wajah seseorang Itu. Alhasil harapan nya tidak sesuai. ternyata benar, sosok di balik kain putih itu adalah. Sri, dengan wajah pucat dan banyak lebam di wajahnya.
Dari situ Ares menangis sejadi-jadinya. Rasanya tuhan tidak pernah adil. Tuhan sudah mengambil dua orang yang dia sayang secara langsung di tahun yang sama.
Ares tersenyum miris menatap Sri tidak percaya.
"Sayang bangun, ini aku, Ares."
"Hari ini aku ulangtahun, masa kamu gak mau bangun?"
Ares berusaha kuat, namun nyatanya dia tidak sekuat itu. air matanya kembali menetes.
"Ayo sayang bangun, kita rayain bareng-bareng."
Ares merasa Prustasi dengan kenyataan yang harus menimpa dia sendiri. Dimana dia harus merasakan kehilangan untuk kesekian kalinya.
"ARGHHH"
" ENGGAK! KAMU GAK MUNGKIN NINGGALIN AKU SRI! "
"KAMU JANJI SAMA AKU GAK BAKALAN NINGGALIN AKU."
"AYO SRI BANGUN AYO BANGUN!"
Nyatanya perpisahan selalu terjadi. bahkan kita juga menyadari. semesta, mengirim orang lain ke dalam hidup kita bukan hanya sekedar bersenang-senang, tertawa, atau bahagia. Melainkan sebuah duka.
Di pisahkan karena kematian bukan berarti rasa itu hilang kan? tapi mati.
Ares, menoleh ke belakang saat mendengar suara pintu ruangan terbuka. Dan menampilkan Seorang laki-laki yang mengenakan baju pasien dan perban yang mengingat di kepalanya-Rizal.
Ares menatap laki-laki itu penuh tandanya. Perlahan Rizal berjalan mendekat ke Arah Ares.
"Gue. Rizal Kak, sepupu, Sri."
Ares masih terdiam, dia tidak mengerti kenapa cowok itu bisa ada di rumah sakit. Bahkan Rizal terlihat menggunakan perban di kepalanya. Apa jangan-jangan Rizal di balik kecelakaan itu?
"Semalam gue sama. Sri, niat ke rumah Lo buat kasih surprise. Sri, yang minta sendiri buat gue anterin dia. Semalam posisi gue ngantuk berat kak. jujur gue gak bisa fokus Sampe-sampe gue kehilangan keseimbangan. dari situ, kita berdua mengalami kecelakaan." Rizal berusaha menjelaskan kronologi kecelakaan nya.
"Gue udah minta tolong ambulance buat bisa datang lebih cepat. Tapi sayangnya... kondisi. Sri, tidak bisa di selamatkan kak. " kedua mata Rizal terlihat berkaca-kaca. Rizal menganggap dirinya adalah penyebab. Sri, meninggal.
"JADI INI SALAH LO HAH?!"
"Iya Kak Gue minta Maaf."
"BANGSAT! KENAPA LO LANJUTIN KALAU LO NGANTUK HAH?!
"LO UDAH NGILANGIN NYAWA ORANG! PACAR GUE SENDIRI!
Bu Mila dan Pak Resa yang mendengar keributan dari dalam ruangan langsung segera masuk.
"STOP!
"KONDISI ANAK SAYA UDAH GAK ADA! DAN KALIAN BERDUA MALAH BERANTEM HAH?! KELUAR!"
AAAAAA
ARGHHHH.
Setelah mengatakan itu, Bu Mila, merasakan nyeri di dadanya. wanita itu pun pingsan tak sadarkan diri. Pak Resa, yang melihat itu langsung meminta. Ares, untuk segera panggilkan dokter.
"Res cepat panggil dokter!"