NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Seragam

Cinta Dibalik Seragam

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: All Yovaldi

Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 : Langkah baru di Ujung Jalan

Pagi itu, suasana di rumah Roni tampak lebih ceria dari biasanya. Hari yang dinanti-nanti telah tiba; Roni akan berangkat ke universitas. Keluarganya sudah bersiap-siap untuk melepasnya dengan penuh harapan dan kebanggaan. Roni merasa campur aduk. Di satu sisi, dia sangat bersemangat untuk memulai babak baru dalam hidupnya, tetapi di sisi lain, rasa sedih mulai menghantuinya karena harus meninggalkan semua yang telah dikenalnya.

“Roni, sarapan dulu sebelum berangkat! Jangan sampai perutmu kosong,” teriak ibunya dari dapur.

Roni tersenyum dan mengangguk, tetapi pikirannya melayang pada kenangan indah di SMAN 5 Buntok. Dia ingat saat-saat penuh tawa bersama Alsa, Sapina, dan Yovaldi, serta bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain.

“Selamat tinggal, rumah!” gumamnya, menatap sekitar dengan rasa nostalgia sebelum melangkah keluar.

---

Perpisahan yang Tak Terlupakan

Di terminal, suasana semakin terasa emosional. Alsa, Sapina, dan Yovaldi sudah menunggu di sana. Mereka tampak sedikit cemas tetapi berusaha tersenyum untuk menyemangati Roni.

“Kamu siap, kan?” tanya Alsa, berusaha tampak tenang meskipun matanya sedikit berkaca-kaca.

“Siap, tapi rasanya aneh harus meninggalkan kalian,” jawab Roni, menatap wajah-wajah sahabatnya dengan rasa berat di hati.

Sapina menepuk bahu Roni, “Ini bukan akhir, Roni. Kita akan selalu terhubung. Persahabatan kita tidak akan pudar hanya karena jarak.”

Yovaldi menambahkan, “Ya, kita sudah berjanji. Kita akan saling memberi kabar dan bertemu lagi ketika ada kesempatan.”

Roni tersenyum, tetapi dia bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. Saat bus mulai mendekat, dia merasakan degupan jantungnya semakin kencang.

“Ini dia, saat yang tepat!” kata Alsa, berusaha menjaga semangat. “Kami akan merindukanmu, Roni. Ingat, ini adalah awal dari petualangan baru!”

Sebelum Roni naik ke bus, mereka semua berpelukan. “Sampai jumpa, teman-temanku!” ucap Roni, dan bus mulai bergerak. Saat bus menjauh, dia melambaikan tangan, merasakan campuran antara harapan dan kerinduan.

---

Kehidupan di Universitas

Setibanya di universitas, Roni merasa seperti berada di dunia yang sama sekali baru. Suasana di kampus sangat berbeda dengan sekolah menengahnya. Dia melihat banyak mahasiswa dari berbagai latar belakang, berbicara dalam berbagai bahasa, dan semua tampak sibuk dengan urusan masing-masing.

Roni melangkah masuk ke gedung fakultasnya, merasakan adrenalin mengalir dalam darahnya. “Aku bisa melakukan ini,” bisiknya pada diri sendiri.

Hari-hari awal di universitas dipenuhi dengan orientasi dan perkenalan. Roni bertemu dengan banyak teman baru, tetapi dia tidak bisa menghindari perasaan kesepian yang kadang muncul. Dalam hatinya, dia masih merindukan sahabat-sahabatnya di Buntok.

Suatu hari, saat duduk sendirian di kantin, Roni melihat sekelompok mahasiswa tertawa dan bercanda. Dia merasa sedikit terasing. “Apa aku akan bisa memiliki teman seperti mereka?” pikirnya.

Namun, seiring waktu berjalan, Roni mulai membangun hubungan dengan beberapa teman sekelas. Mereka saling membantu dalam tugas dan berbagi cerita. Roni merasa sedikit lebih baik, tetapi bayangan persahabatannya dengan Alsa, Sapina, dan Yovaldi tetap terlintas dalam pikirannya.

---

Malam Telepon

Setelah beberapa minggu, Roni merasa perlu untuk menghubungi sahabat-sahabatnya. Malam itu, dia memutuskan untuk menelepon Alsa.

“Roni! Senang sekali mendengar suaramu!” teriak Alsa dengan semangat.

“Aku juga senang mendengar kalian. Bagaimana kabar di Buntok?” tanya Roni.

“Semuanya baik-baik saja. Kita merindukanmu! Sekolah tanpa kamu terasa sepi,” jawab Sapina, yang juga ikut mendengarkan.

Yovaldi menambahkan, “Kami sudah mengumpulkan semua foto dan video dari momen-momen kita. Kapan kita bisa bertemu lagi? Kami ingin memperlihatkannya padamu.”

“Aku tidak sabar melihatnya! Mungkin kita bisa melakukan video call?” usul Roni.

Mereka sepakat untuk mengatur waktu video call. Malam itu, Roni merasa lebih baik. Dia merasakan kembali kehangatan persahabatan yang tidak akan pernah pudar, meskipun mereka terpisah jarak.

---

Kesibukan Universitas

Semakin Roni menjalani hidupnya di universitas, semakin banyak hal baru yang dia pelajari. Dia terlibat dalam organisasi mahasiswa dan mengikuti berbagai kegiatan. Semua pengalaman ini membantunya untuk tumbuh dan mengembangkan diri.

Namun, tantangan juga mulai muncul. Mata kuliah yang diambilnya terasa lebih berat dibandingkan pelajaran di SMA. Roni sering merasa kewalahan, tetapi dia tidak ingin menyerah. Setiap malam, dia belajar dengan tekun, berusaha memahami materi-materi yang sulit.

“Jika kamu terus berjuang, kamu pasti bisa,” kata seorang teman baru, Rina, saat melihat Roni terlihat lelah.

“Terima kasih, Rina. Aku berusaha sekuat mungkin,” jawab Roni, menyadari bahwa dukungan dari teman-teman baru juga penting.

Meskipun Roni sibuk dengan kuliah, dia tidak melupakan sahabat-sahabatnya. Dia sering mengirim pesan kepada Alsa, Sapina, dan Yovaldi, berbagi cerita tentang kehidupannya di universitas dan mendengarkan kabar dari mereka.

---

Rindu di Tengah Kesibukan

Suatu hari, saat sedang belajar di perpustakaan, Roni teringat akan kenangan indah di Buntok. Dia teringat bagaimana mereka bercanda di lapangan, bagaimana mereka bersama-sama menyiapkan video kenangan, dan bagaimana mereka selalu mendukung satu sama lain.

Hatinya terasa berat. Roni merindukan teman-temannya, merindukan tawa dan kebersamaan yang tidak tergantikan. Dia merasa terjebak antara kebahagiaan di universitas dan kerinduan akan rumah.

Dia memutuskan untuk menghubungi sahabat-sahabatnya. Saat video call dimulai, wajah Alsa, Sapina, dan Yovaldi muncul di layar. Roni tersenyum lebar.

“Roni! Kita merindukanmu!” seru Alsa, dengan ekspresi ceria.

“Aku juga merindukan kalian! Kalian tidak akan percaya betapa cepatnya waktu berlalu di sini,” balas Roni.

Mereka berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing, saling memberikan semangat. “Kamu pasti bisa, Roni! Kami percaya padamu!” ucap Sapina.

Roni merasa hangat di hatinya. Momen itu mengingatkannya bahwa meskipun terpisah oleh jarak, persahabatan mereka tetap erat.

---

Bersama dalam Impian

Seiring berjalannya waktu, Roni semakin nyaman dengan kehidupannya di universitas. Dia mulai merencanakan masa depannya dengan lebih jelas. Dia ingin meraih gelar yang baik dan mengejar impian menjadi seorang profesional di bidang yang dia cintai.

Dia pun mulai terlibat dalam proyek-proyek kampus yang mendukung visinya. Suatu malam, Roni duduk di kamar asramanya, merencanakan proyek baru dengan Rina dan beberapa teman lainnya.

“Jika kita bekerja keras, kita bisa membuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain,” kata Roni, penuh semangat.

Rina setuju, “Aku suka ide itu. Mari kita ajak lebih banyak teman untuk bergabung!”

Mereka mulai memikirkan konsep proyek yang bisa membawa dampak positif. Dalam proses ini, Roni merasakan kebahagiaan yang tulus. Dia mulai merasa bahwa dia memiliki tempat di dunia barunya.

---

Kembali ke Buntok

Setelah beberapa bulan menjalani kehidupan di universitas, Roni mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Buntok. Dia sangat senang karena bisa bertemu dengan Alsa, Sapina, dan Yovaldi lagi.

Saat tiba di Buntok, suasana hatinya berdebar. Dia merasa seperti pulang ke rumah. Ketika dia tiba di sekolah, suasana nostalgia langsung menyambutnya. Semua kenangan indah muncul kembali di benaknya.

Roni segera menghubungi sahabatnya. Mereka berjanji untuk bertemu di tempat yang biasa mereka kunjungi. Saat Roni tiba, Alsa, Sapina, dan Yovaldi sudah menunggu dengan senyum lebar di wajah mereka.

“Roni!” seru mereka serentak, dan mereka langsung berpelukan dengan hangat.

“Selamat datang kembali!” ucap Yovaldi, terlihat sangat bersemangat.

Roni merasa bahagia sekali. “Aku merindukan kalian semua! Ini terasa seperti mimpi,” jawab Roni, menatap wajah sahabat-sahabatnya yang sudah sangat dikenalnya.

Mereka memilih untuk berkumpul di sebuah kafe kecil dekat sekolah, tempat di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Saat duduk, rasa gembira dan nostalgia semakin membanjiri suasana.

“Kamu harus cerita banyak tentang universitas!” pinta Sapina dengan mata berbinar-binar.

“Ya, aku ingin tahu bagaimana kehidupan di sana,” tambah Alsa.

Roni mulai berbagi pengalamannya—dari kehidupan di asrama, suasana kuliah yang penuh tantangan, hingga bagaimana dia berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Setiap cerita yang ia sampaikan membuat sahabatnya terpesona.

“Wow, ternyata hidup di universitas sangat menantang ya,” kata Yovaldi, terkesima. “Tapi pasti seru bisa bertemu banyak orang baru.”

“Benar, tetapi aku merasa beruntung bisa punya kalian di belakangku,” jawab Roni, merasakan hangatnya persahabatan yang selalu mendukungnya.

Setelah berbagi cerita, mereka mulai membahas hal-hal yang lebih ringan, seperti kenangan lucu selama di sekolah dan pengalaman aneh yang mereka alami selama beberapa bulan terakhir. Ketawa tawa pecah, dan suasana kafe semakin hidup dengan canda dan tawa mereka.

---

Sebuah Keputusan Penting

Di tengah pertemuan itu, Alsa tiba-tiba menatap Roni dengan serius. “Roni, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Kami berencana mengadakan reuni kecil di sekolah bulan depan. Kami ingin kamu hadir. Sepertinya banyak teman-teman yang juga merindukanmu.”

Roni terkejut. “Reuni? Tentu saja! Aku akan datang,” jawabnya penuh semangat.

Sapina menambahkan, “Kita harus membuat acara ini spesial. Kita bisa mengundang semua teman-teman dan guru!”

Roni merasakan hatinya berdebar-debar mendengar ide itu. “Aku tidak sabar untuk melihat semua orang lagi! Ini akan jadi kesempatan bagus untuk berbagi cerita,” katanya.

Ketika pertemuan berakhir, mereka semua berjalan-jalan di sekitar sekolah, merasakan kembali atmosfer nostalgia. Roni tidak bisa menahan senyum saat melihat setiap sudut yang mengingatkannya pada banyak kenangan.

“Sekolah ini selalu punya tempat khusus di hatiku,” gumam Roni, memandang bangunan tua yang telah menyaksikan banyak perjalanan hidup mereka.

Alsa, Sapina, dan Yovaldi setuju. Mereka merencanakan reuni dengan penuh semangat, bertekad untuk menjadikan acara itu berkesan.

---

Persiapan Reuni

Selama beberapa minggu berikutnya, Roni dan teman-teman mulai merencanakan reuni. Mereka membuat daftar undangan, mendiskusikan lokasi, dan menentukan tema acara. Setiap kali mereka bertemu untuk merencanakan, tawa dan kenangan masa lalu selalu menghiasi perbincangan.

Roni terlibat aktif dalam persiapan, merasa bangga bisa berkontribusi. Dia merasakan rasa persahabatan yang semakin kuat, dan kehadirannya di Buntok membuatnya lebih mengingat pentingnya hubungan dengan orang-orang terkasih.

Saat hari reuni tiba, Roni merasakan campur aduk antara antusiasme dan sedikit gugup. Dia mengenakan pakaian terbaiknya, berusaha tampil maksimal. Saat tiba di sekolah, dia melihat banyak wajah yang dikenalnya, baik dari teman sekelas maupun guru-guru.

“Roni!” seru Ibu Ribca, sambil menghampirinya. “Senang sekali melihatmu kembali! Kamu terlihat berbeda, lebih dewasa.”

Roni tersenyum, “Terima kasih, Bu. Saya merindukan semua orang di sini!”

Acara reuni berjalan sangat meriah. Makanan disajikan, dan semua orang mulai saling berbagi cerita. Roni merasa sangat bahagia bisa kembali ke tempat yang membuatnya tumbuh dan belajar banyak.

---

Bersama Kembali

Saat malam semakin larut, suasana semakin akrab. Roni, Alsa, Sapina, dan Yovaldi berkumpul di sudut taman, merayakan momen spesial itu. Roni merasa bahwa mereka telah melalui perjalanan yang luar biasa bersama.

“Kalau kita tidak terpisah, mungkin kita tidak akan menghargai pertemuan seperti ini,” kata Yovaldi dengan nada serius.

“Benar, perpisahan bisa jadi pelajaran berharga,” jawab Roni, menatap bintang-bintang di langit malam. “Aku berjanji akan selalu menjaga persahabatan kita, apapun yang terjadi.”

Alsa mengangguk setuju. “Kita harus merencanakan pertemuan seperti ini lebih sering. Kita tidak boleh membiarkan jarak memisahkan kita.”

Mereka semua sepakat. Momen ini semakin menguatkan rasa persahabatan di antara mereka. Saat berbincang-bincang, Roni merasa ada kehangatan dan kenyamanan yang tidak tergantikan.

---

Harapan di Masa Depan

Ketika reuni berakhir dan semua orang mulai pulang, Roni merasa sangat beruntung. Ia tidak hanya mendapatkan kembali sahabat-sahabatnya, tetapi juga memperkuat ikatan yang telah ada.

Dalam perjalanan pulang, Roni merenungkan perjalanan hidupnya. Dia telah melewati banyak hal—perpisahan, kesepian, pencarian jati diri di universitas, dan sekarang, pertemuan kembali dengan orang-orang terkasih.

Roni bertekad untuk melanjutkan hidupnya dengan semangat baru. Dia ingin menjalani setiap hari dengan penuh arti, menggali setiap kesempatan yang ada, dan memastikan bahwa hubungan yang dia bangun tetap kuat, terlepas dari jarak.

“Ini baru permulaan,” gumam Roni pada dirinya sendiri, dengan senyum lebar di wajahnya.

Roni menyadari bahwa cinta dan persahabatan adalah kekuatan terbesar dalam hidupnya. Dia siap menghadapi apa pun yang akan datang, berbekal kenangan indah dan harapan baru yang telah terbangun di hatinya.

...----------------...

Jadi itulah Episode 14, Dengan Cerita nya Yang Panjang menggambar perjalanan Roni yang penuh emosi, pertemuan kembali dengan sahabat-sahabatnya Serta harapan akan masa depan yang lebih cerah.🙏🏻🙏🏻

Next aja yaa!!!.....

1
M R Dorayo
sama Nama Tokoh pendamping nya juga buat terngiang-ngiang di otak aku🤣
M R Dorayo
Terngiang-ngiang banget Gue nama Tokoh utamanya 🤣🤣
M R Dorayo
Good Keren nyaa, Kalo aja di film kan😅😅
All Yovaldi: hehw kalo aja🤣
total 1 replies
meyria🐢
salut sama pertemanan nya yang selalu dukung satu sama lain../Good/
All Yovaldi: makasih Support nya kakak!!!
total 1 replies
meyria🐢
gk pernah bosen baca setiap episode nya!! pasti ikut salting
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/
M R Dorayo: betul banget kak🤣🤣 tokohnya Buat kita jadi Terngiang-ngiang
total 1 replies
meyria🐢
asikkkkk cerita nya /Joyful/
All Yovaldi: Beneran nih ka😅?
total 1 replies
meyria🐢
lucuuu sekaliii dua guru ini!! /Smile//Drool/
All Yovaldi: heeh Iyakah 🤣, Seru kan?
total 1 replies
Anonymous
ok lah untuk part ini👍🏻👍🏻 mulai kerasa Suasana yang dari judulnya
Anonymous
saran aja ya kak, Emang bisa 2 guru bisa masuk Satu kelas sekaligus, Klo Bisa Itu buat kelas yang berdekatan Jadi cerita nya bukan cuman hanya dikelas itu aja!!
All Yovaldi: ya kak makasih masukannya Saya akan perbaiki nanti ya!!
total 1 replies
Anonymous
mantap banget kak Itu Sinopsis nya keren!
Anonymous
kakak Memang pemula, tetapi Awal mula Adalah Proses Untuk Menuju Kesuksesan, Semangat kakak karya mu hebat!! bisa Menuangkan Kejadian Pada Yang dirasakan diri sendiri!!
Anonymous: sama-sama, Semangat kakak
All Yovaldi: terimakasih kak Dukungan nya
total 2 replies
jojo
si Tangan Lintah
jojo
Ditunggu kak karya berikutnya!!
jojo
suka Banget Sama Persahabatan mereka!!!
jojo
wah ini si keren
jojo
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Drool//Drool//Drool//Drool/
jojo
Sumpah Puas Banget Aku kak sama kisah nya😭, Kak Ditunggu karya Terbaru nya yaa aku siap menunggu mu😭
All Yovaldi
wah wah wah, Sabar ya kak yaa Aku usahain Secepatnya yaa😅😅🙏🏻🙏🏻🫰
jojo
kakak Please Next Part dong😭😭, Ditunggu ya kak mohon dehhh kakak tuh bikin aku tergila-gila sama Tulisan kakak!!
All Yovaldi: wah wah ....sabar ya kak ya, aku usahain Secepatnya yaa 😅🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
jojo
keren kakak kuh🥲🥲🫰🫰🫰
All Yovaldi: ok makasih Kaka!!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!