Brahma Satria Mahendra merasa lelah dengan banyak wanita yang terus mendekati serta mengejarnya. Kedua orang tuanya terutama sang ibu sering kali mendesaknya untuk segera menikah. Pernah mencintai dan berpacaran cukup lama dengan sahabatnya sejak SMA bernama Ajeng Notokusumo. Namun hubungannya kandas di tengah jalan karena Ajeng memilih fokus kuliah dan mengejar cita-citanya di luar negeri. Membuat hati Brahma tumpul dengan yang namanya cinta.
Brahma menyodorkan sebuah kontrak pernikahan pada gadis asing bernama Starla yang baru ia kenal di stasiun. Takdir membawa keduanya dalam sebuah pernikahan tanpa cinta. Hanya sekedar rasa tanggung jawab semata. Tanpa sengaja Brahma telah mengambil kesucian Starla yang dikenal sebagai primadona gang Ding Dong sekaligus klub malam ternama yakni Black Meong, karena pengaruh obat dari seseorang. Tanpa Brahma tahu, hidup Starla tak lama lagi.
Bagaimana kehidupan pernikahan kontrak mereka selanjutnya yang tak mudah ?
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Kedatangan Tamu
Pengantin baru itu kini sudah pulang ke hotel. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Starla meminta kembali ke hotel lebih awal. Ia beralasan pada Brahma jika tubuhnya lelah dan butuh banyak istirahat.
Kini keduanya sudah berada di atas ranjang dengan memakai piyama tidurnya masing-masing. Starla memilih tidur terlebih dahulu tanpa banyak bersuara. Entah kelelahan atau bisa jadi karena Brahma tak menjawab permintaannya perihal nafkah batin, akhirnya membuat Starla berusaha mengubur keinginannya itu. Mungkin dengan tidur, berharap ia bisa melupakan rasa perih di hatinya.
Hingga dua jam berselang, Starla sudah tertidur pulas namun tidak dengan Brahma. Lelaki ini masih membuka matanya dan menatap langit-langit kamar. Hatinya tengah berperang yang biasa disebut galau. Ia tengah bimbang dan bingung antara mengabulkan permintaan Starla atau tidak, perihal nafkah batin jika sang istri meminta padanya.
Akhirnya Brahma menggeser tubuhnya perlahan mendekati Starla lalu memeluknya dari arah belakang. Sebab Starla tidur dalam posisi memunggungi Brahma saat ini.
"Maafkan aku, La." Brahma hanya bisa mengucapkan hal itu dalam hatinya.
☘️☘️
Keesokan harinya, Bali.
Starla sudah bangun namun Brahma masih tidur. Starla begitu cantik dan ceria pagi ini. Seolah-olah kemarin tak terjadi sesuatu hal yang berat atau kegelisahan apapun dalam hidupnya.
"Mas, ayo bangun." Starla berusaha membangunkan Brahma.
Akhirnya tubuh Brahma perlahan menggeliat lalu matanya menyipit menatap Starla.
"Jam berapa sekarang, La?"
"Sudah jam tiga pagi," jawab Starla.
"Jam segini kok kamu sudah rapi begini, memangnya mau ke mana?"
"Aku ingin membuat kenangan indah kita yang pertama, Mas." Starla memberikan senyum manisnya pada sang suami.
"Apa itu?" tanya Brahma.
"Lihat matahari terbit," jawab Starla seraya tersenyum ceria pada Brahma yang masih dalam posisi tidur di atas ranjang. Sedangkan Starla duduk di tepian ranjang.
Starla terus memberikan senyum manisnya pada sang suami. Seolah hidup Starla tak ada beban sama sekali. Padahal faktanya tidak seperti yang ia tampilkan.
☘️☘️
Tak hanya bagian selatan Bali yang menyimpan banyak pantai terkenal. Di Bali Utara pun ada Pantai Lovina yang tak kalah tersohor. Pantai ini terkenal dengan lumba-lumbanya. Namun, banyak wisatawan juga memilih berkunjung ke pantai ini karena ingin melihat sunrise.
Kapan lagi melihat sunrise ditemani oleh lumba-lumba ?
Tentu ini akan menjadi pengalaman unik yang tak terlupakan bagi Starla. Untuk bisa menikmatinya, wisatawan perlu menyewa perahu jukung hingga ke titik di mana lumba-lumba biasanya muncul, dan berangkat sejak pukul 05.00 WITA. Jika beruntung maka kita akan melihat matahari terbit ditemani lumba-lumba. Sungguh eksotik dan memorable.
"Yeiyyy. Mas, lihat itu. Kawanan lumba-lumbanya sudah datang," ucap Starla yang berteriak kegirangan pada Brahma. Starla menunjukkan pada Brahma ke arah sekumpulan lumba-lumba yang sudah datang. Bahkan tanpa sadar ia memeluk lengan Brahma seraya menyandarkan kepalanya di pundak suaminya itu.
Brahma sengaja membiarkan Starla melakukannya. Sebab, ia masih didera rasa bersalah karena perihal pembicaraan semalam yang ia yakini sudah mengecewakan Starla.
"Kamu suka?"
"Tentu saja, Mas. Aku sangat suka. Ini pertama kalinya aku lihat lumba-lumba secara langsung sambil menunggu matahari terbit dengan sempurna," ucapnya seraya tersenyum sumringah. "Terlebih saat ini bersama kamu, pria yang paling aku cintai. Terima kasih telah hadir untuk mengisi kebahagiaan di sisa hidupku," sambungnya yang hanya mampu Starla ucapkan dalam hatinya.
Starla begitu ceria pagi ini. Ia terus tertawa sambil berceloteh riang pada Brahma.
"Lihat di sana La, mataharinya."
"Wah, keren banget Mas. Benar-benar ciptaan Tuhan yang paling indah," ujar Starla ketika ia melihat matahari terbit mulai tampak sempurna.
Brahma seketika fokus menatap wajah Starla yang terus mengembangkan senyumnya sejak dari hotel hingga detik ini.
"Cantik," gumam Brahma lirih tanpa sadar.
"Apa, Mas?"
"Hah, maksudmu?" tanya Brahma yang mendadak kebingungan dan sedikit canggung seakan kepergok Starla.
"Barusan Mas bilang sesuatu cuma pelan banget suaranya. Kena bunyi mesin perahu, jadi aku enggak denger begitu jelas. Mas bilang apa tadi barusan?"
"Enggak. Aku gak bilang apa-apa kok. Kamu salah denger kali," jawab Brahma sengaja menyangkalnya dan terpaksa berbohong.
"Sepertinya aku perlu pergi ke Dokter THT nih buat periksa ketajaman pendengaran," ujar Starla.
"Nanti di Jakarta kalau memang perlu, aku temani periksa ke dokter langganan keluargaku."
"Ah, baiknya suamiku. Makasih Mas," Starla tanpa sadar memeluk tubuh Brahma saking terharu atas perhatian kecil dari suaminya itu. Padahal faktanya, Brahma sangat bersyukur karena Starla tak mendengar jika dirinya barusan memuji cantik. Pastinya ia akan malu dan salting jika sampai ketahuan oleh Starla.
☘️☘️
Liburan di Bali kemudian berlanjut di Lombok. Sepasang suami istri ini menghabiskan banyak waktu berdua untuk pergi ke tempat wisata ternama maupun membeli buah tangan untuk keluarga.
Starla tentu bahagia karena ia sudah mengukir banyak kenangan indah berbulan madu bersama Brahma di Bali dan Lombok. Walaupun selama bulan madu, Brahma tak pernah menyentuhnya secara in_tim misalnya seperti adegan ciuman bibir maupun melakukan penyatuan raga di atas ranjang.
Akan tetapi setelah ia tertidur, Brahma selalu diam-diam memeluknya. Starla tahu akan hal itu. Dikarenakan pernah suatu hari Starla pura-pura tidur untuk memastikannya sendiri. Ternyata benar dugaannya selama ini jika Brahma diam-diam memeluk tubuhnya saat dirinya sudah tidur. Namun sebelum Starla bangun, Brahma sudah melepas pelukannya dan menggeser tubuhnya sedikit menjauh seolah tak terjadi apapun.
Bulan madu pun usai, kini mereka telah tiba di Bandara Soekarno Hatta. Sopir keluarga Brahma yang menjemput pengantin baru itu menuju kediaman Arjuna dan Bening di Jakarta.
"Papa sama Mama kira-kira seneng gak ya Mas, sama oleh-oleh yang kita bawa?"
"Orang tuaku pasti akan bahagia menerimanya. Apalagi Papa dan Mamaku sayang banget sama kamu melebihi ke aku yang notabene anak kandungnya. Mereka bukan orang yang pemilih soal beginian. Kamu tenang saja," jelas Brahma.
Kini mobil sudah terparkir sempurna di halaman rumah orang tua Brahma. Sepasang pengantin baru itu pun turun. Brahma meminta sopir serta salah satu art untuk membantunya menurunkan barang-barang pribadi sekaligus buah tangan untuk orang tuanya.
"Papa dan Mama ada di rumah kan, Bik?" tanya Brahma pada salah satu art Bening yang bernama Bik Siti.
"Iya, Mas. Bapak dan Ibu ada di ruang tamu," jawab Bik Siti.
Hari ini tepatnya hari Sabtu dan jam menunjukkan pukul sebelas siang. Arjuna dan Bening setiap akhir pekan memang lebih sering menghabiskan waktu di rumah daripada pergi ke luar.
"Di ruang tamu? Memangnya sedang ada tamu?" tanya Brahma pada Bik Siti.
"Mas, aku masuk dulu temuin Papa dan Mama ya." Starla sudah menenteng sebuah tas di tangan kanannya yang berisi oleh-oleh darinya untuk Arjuna dan Bening.
"Iya, La. Kamu masuk saja duluan nanti aku susulin," jawab Brahma.
Starla pun melangkah masuk ke dalam kediaman rumah mertuanya itu dengan senyuman lebar dan hati yang begitu bahagia.
Sepeninggal Starla, Brahma kembali bertanya pada Bik Siti.
"Siapa Bik, tamunya?"
"Anu, Mas. Ehm, anu..."
"Anu siapa?" sela Brahma yang melihat wajah Bik Siti mendadak gelisah dan pucat.
Bersambung...
🍁🍁🍁
kan Arju a mau unBrahma adalah orang yg berpengaruh
segera meluncur
syukurin..