Kelahiran Kembali Putri Yang Di Sia-siakan

"Alia? a--apa yang kamu katakan?" tanya Steven terbatuk-batuk lalu berdehem kemudian.

"jangan bilang kakak menganggapku sebagai anak-anak?" tanya Natalia melotot sembari melepaskan pelukannya dengan Steven.

"ma--mana mungkin kamu masih anak-anak Alia." jawab Steven membuang muka.

"nah kakak tahu kan? kalau begitu aku akan lebih agresif pada kakak. bersiaplah..? Natalia yang kakak kenal sudah tumbuh dewasa dan jadi perempuan yang sangat memikat." kata Natalia mengedipkan matanya sebelah.

"apa kamu sadar bicara begini Al Alia?" tanya Steven serius menatap Natalia dengan intens.

"Tentu aja aku serius Kak, apa di mataku ada cap kebohongannya ya? lagian aku bicara begini juga karna kak Stev yang menggodaku duluan dengan kalung Bintang Kejora dari Meteor ini padaku." ujar Natalia dengan percaya diri dan tak merasa malu sama sekali.

"ak--aku?" Steven kehabisan kata-kata.

Natalia melingkarkan tangannya di leher Steven, "aku dengar kalung bintang Kejora ini di beli oleh sosok Misterius yang tak di ketahui identitasnya dan Natalia dari Keluarga Panelly Group yang jeli sebagai pengamat barang-barang asli bukan imitasi sangat tahu kalau ini adalah barang asli loh."

"jadi kakak pelakunya ya?" senyum lebar Natalia.

Wajah Steven sangat merah, hubungannya belum pernah sedekat ini dengan Natalia tapi sekarang Natalia berinisiatif seperti itu padanya. Sebagai Pria yang sudah lama menyukai Natalia tentu saja Ia sangat berdebar.

Natalia menahan tawanya sekuat tenaga melihat Steven seperti seorang maling tertangkap basah.

"kakak tahu arti kalung bintang kejora ini?" tanya Natalia berbisik di telinga Steven yang langsung merinding.

"ap--apa?" tanya Steven terbata-bata.

"artinya kak Stev sedang mengungkapkan Kamulah Bintang Kejoraku yang jatuh dari langit hanya untukku, itu makna nya." kata Natalia sambil memberi isyarat kode matanya.

Steven tak menyangka Natalia tahu sejauh itu padahal saat itu tak banyak yang mengetahui makna kalung Kejora ini yang sesungguhnya.

"ba--bagaimana kamu bisa tahu Alia? bu--bukankah hanya Orang yang datang ke acara pelelangan misterius itu aja yang tahu makna itu?" tanya Steven masih terbata.

"oh ayolah kak? kakak tahu artinya itu kenapa harus mempertanyakanku? itu perasaan kakak padaku kan?" elak Natalia.

Tak Mungkin Natalia mengatakan pada Steven bahwa Ia tahu makna itu jauh setelah Steven tiada dan kalung itu tak di temukan yang aslinya seolah telah di telan bumi saja.

Natalia berjinjit dan mengecup kening Steven dengan lembut.

DEG

Jantung Steven berpacu cepat, Ia sudah tahu perasaannya tapi mengapa Steven sendiri yang gugup padahal Natalia telah menjadi istrinya.

"ini ungkapan terimakasihku karna kak Stev menyukai perempuan manja dan merepotkan sepertiku." batin Natalia memejamkan matanya masih mengecup kening Steven.

"Alia?" lirih Steven melingkarkan tangannya di pinggang Natalia.

cup..!

Natalia mengecup pipi Steven dengan lembut, "ini hadiah karna perasaan kak Stev yang tulus." batin Natalia.

"dan ini adalah hadiah karna aku bodoh tak menyadari perasaan kak Stev di masa itu, biar aku yang mengejar kak Stev di masa ini." batin Natalia memberanikan diri mengecup bibir Steven.

Steven memejamkan matanya dan jakun Steven naik turun perlahan membuka matanya bersitatap dengan bola mata indah Natalia yang tersenyum lembut.

"aku sayang sama kak Stev dan aku tak mau kak Stev menyukai perempuan lain selain aku." kata Natalia dengan sungguh-sungguh.

Steven menarik tengkuk Natalia dan mencium bibir Natalia dengan lembut serta penuh perasaan, Natalia sampai terbuai langsung memejamkan matanya membalas setiap pangut*n Steven yang sangat profesional sampai Natalia cukup kesulitan mengimbanginya.

"aku lebih mencintaimu Al, jauh dari apa yang kamu bayangkan." batin Steven meneteskan air mata bahagia nya.

Natalia melepaskan cium*nnya dengan Steven dan memegang kedua rahang Steven, "kenapa kak Stev menangis?" tanya Natalia.

"apa karna aku tak berpengalaman? maaf kak..! aku tak mahir dalam hal begituan, aku sering melihat adegan begituan di bar tapi ketika mempraktekkan semua itu cukup kesulitan." ujar Natalia jujur dengan wajah merona.

"kamu tak tahu perasaanku Al." ucap Steven dengan suara serak dan lemah.

"Al?" beo Natalia.

"bagaimana caraku memanggilmu dengan spesial? tak mungkin aku memanggil Lia karna nama itu udah disebut oleh Orang tak tahu diri itu." bisik Steven memeluk Natalia dengan erat mencium bahu Natalia yang memabukkannya.

"tapi kak Alga bukankah kak Stev panggil Al juga?" tanya Natalia membalas pelukan Steven.

"sebelum aku mengenal Alga aku udah memanggilmu Al kan? apa kamu tak ingat bagaimana kamu memperkenalkan diri saat pertama kali melihatku di Panti Asuhan?" Steven.

"ooh..? saat itu ucapanku terjeda Kak Stev bukan sengaja aku memperkenalkan diriku dengan Al aja." protes Natalia.

"lalu?" tanya Steven tersenyum masih memeluk Natalia.

"panggil aku Baby, Sayang atau Istriku aja Kak, aku juga mau panggil Sayang mulai sekarang." kata Natalia dengan antusias.

"sa--sayang?" kata Steven tergagap.

"ya suamiku sayang." jawab Natalia.

Steven memejamkan matanya, "kamu benar-benar membuatku gila."

"memangnya apa yang aku lakukan? suami-istri wajar kan menginginkan panggilan romantis?" kata Natalia dengan sewot.

Steven menggendong Natalia yang terpekik melingkarkan tangannya di leher Steven.

"sa--sayang? ke--kenapa lari?" teriak Natalia yang lidahnya masih cukup kaku memanggil Steven dengan sebutan Sayang.

Natalia sudah cukup lama merasakan penyesalan sejak kematian Steven di Kehidupan pertama nya, bahkan Natalia diam-diam membandingkan perlakukan Steven padanya juga Kean yang cuek dan acuh.

saat Natalia di lahirkan kembali, sebagai perempuan normal ingin hidup bahagia dengan sosok yang sangat mencintainya sampai menyerahkan nyawanya sendiri demi Natalia tentu membuat hati Natalia menginginkan Steven sebagai suaminya yang akan memperhatikannya seperti saat menjadi Paman-Keponakan karna Natalia membutuhkan Steven hidup di sisinya.

.

Natalia di bawa ke sebuah Apartemen yang begitu dekat dengan Taman Kota tadi.

"di--dimana ini sayang?" tanya Natalia celingukan.

"apa ini Apartemen kak Stev?" batin Natalia menebak.

"bukankah kamu sendiri yang bilang ingin melakukan tugasmu sebagai Istri? aku menginginkan mu sekarang juga, apa kamu keberatan Sayang? kamu bisa lari saat aku membuka pintu Apartemenku ini." kata Steven serius.

Natalia melebarkan matanya, "ja--jadi benar kak Stev memang mencintaiku?" batin Natalia.

Natalia tidak menyangka hubungannya semakin melejit pesat bahkan jauh dari ekspetasi Natalia kalau menunggu Steven mengungkapkan Perasaannya terlebih dahulu.

"Istriku sayang." bisik Steven meradukan keningnya dengan kening Natalia yang mengerjabkan matanya.

"ak--aku tak akan kabur dari suamiku yang menyerahkan bintang kejora tak ternilai ini untukku." kata Natalia tergagap di awal memberanikan diri menatap mata Steven.

Steven membawa masuk Natalia dan menutup pintu Apartemennya dengan cukup keras.

Natalia di turunkan dengan hati-hati lalu tanpa memberi waktu untuk Natalia berbicara langsung saja Steven mencium Natalia dengan agresif seakan-akan perasaannya yang terpendam begitu lama meledak detik ini juga.