Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kekonyolan Sasa
Hari-hari berlalu begitu cepat, tak terasa sudah satu bulan lebih Kiara dan juga teman satu angkatan nya menjadi mahasiswa.
Saat di kampus,Hari-hari Kiara lebih banyak ia habiskan di perpustakaan jika tidak ada dosen atau di jam istirahat, membuat Sasa mengikutinya dan jadilah mahasiswa teladan.
Hubungan mereka dengan Irwan,dan para sahabat nya lumayan lebih dekat, terkecuali dengan Aldizar, Melly and the geng, walaupun mereka sering kumpul bersama,tapi Al semakin terlihat dingin,membuat Kiara selalu mengurungkan niatnya untuk berbicara serius dengan laki-laki dingin namun sayang nya memiliki wajah yang sangat tampan.
Kiara juga mengakui wajah tampan pria itu sangat mencolok dan tatapan tajam matanya sangat mendominasi lawannya, entah terlahir dari keluarga yang seperti apa pria itu, terkadang Kiara jadi penasaran seperti apa keluarga Al,tapi dengan cepat pula ia menepis perasaan keingin tahuan nya.
Seperti hari ini,Kiara terpaksa mengikuti ajakan Sasa untuk makan di kantin,dan disinilah mereka, yang lagi-lagi bertemu dengan Andre and the geng,dan dengan sangat terpaksa Kiara harus ikut bergabung bersama mereka, itupun karena ajakan Sasa setelah di panggil oleh Moli.
" Kamu pesan apa Ra?" tanya Sasa pada Kiara, sedangkan yang lainnya terlihat sudah memesan makanan.
" Bakso aja deh,sama minumnya es jeruk aja" ucap Kiara.
" Ok bakso,minumnya yang lain Ra,jangan es" ucap Sasa tegas.
" Air mineral aja deh" jawab Kiara pasrah,ia menang tidak di perbolehkan banyak atau sering mengkonsumsi makanan ataupun minuman dingin, karena akan deman dan flu akut.
Sasa mengetahui semua itu karena baru Minggu lalu ia terpaksa harus melarikan Kiara ke klinik asrama saat tengah malam, gara-gara gadis cantik itu tiba-tiba flu akut,dan demam tinggi sehingga terlihat seperti orang sesak,untung klinik Asrama buka 24 jam,tapi Sasa tak menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena permintaan Kiara.
" Protektif banget sih Lo,kayak mak- Mak" ledek Andre yang memang suka usil,dan Kiara yang bar-bar dan ceplas-ceplos.
" Biarin aja dibilang kayak mak-Mak, yang terpenting kesehatan sahabat gue" jawab Sasa asal.
"Ara itu alergi dingin kak,baik itu pada cuaca atau pada makanan " tambah Sasa jujur.
Andre mengangguk,ia tak lagi menggoda Sasa,dan gadis ceria itu sudah meninggalkan meja menuju stan makan dan minuman, hingga beberapa menit kemudian ia kembali dan duduk tepat di samping Andre.
Tak berapa lama pesanan Kiara dan Sasa datang, keduanya makan dengan tenang setelah menawarkan yang lainnya,namun mereka memang sudah makan karena mereka di kantin sudah lebih dulu.
" Ra...nanti malam ke center ya, seperti biasa setiap bulan kami akan menghitung keuntungan dan membagikannya, karena Angga udah ga ada itu artinya kamu yang gantikan" ucap putri pada Kiara.
Kiara menghentikan makan nya, mengangkat wajahnya menatap putri yang berbicara dengan nya" Ara ga ada hal di sana mbak,kan Ara ga ikutan kerja seperti Abang" jawab Kiara sopan.
Ia cukup tau diri dan tidak ingin di anggap serakah,ia tidak tau bagaimana cara kerja almarhum Abang nya dengan para rekannya itu,jadi sejak awal Kiara memang sudah memutuskan untuk tidak ingin menanyakan apapun tentang cafe itu, terlebih di dalamnya ada Aldizar,Kiara merasa takut dan enggan dengan pria berwajah datar itu.
" Kita-kita juga ga ada yang kerja kok Ra,dulu almarhum memang menetap di sentral karena memang ia sebagai pengawas nya, karena basicnya cafe itu adalah usaha nya,kami hanya sebagai rekan kerja,maka itu tiap bulan kami akan tetap menghitung gaji almarhum terpisah dari pembagian keuntungan " jelas Aldo.
Kiara menatap mereka satu persatu, dan berakhir pada wajah tampan Al yang terlihat seperti tidak perduli dengan pembicaraan mereka, sedangkan Melly terlihat asyik mengobrol dengan kedua sahabatnya" sekali lagi Ara minta maaf mbak,kalau memang menurut kalian di sana ada hak almarhum Abang, tolong donasikan saja ke sebuah panti asuhan,Ara akan meniatkan pahalanya untuk Abang,hanya itulah yang ia punya saat ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi amal jariyah nya" ucap Kiara sopan.
" kamu yakin Ra? Jumlahnya lumayan banyak loh Ra,apa lagi bulan ini pengunjungnya lebih ramai dari biasanya" tanya putri seakan tak percaya dengan apa yang Kiara putuskan.
Aldo,Andre dan Moli merasa kagum pada gadis cantik itu, sedangkan Aldizar merasa Kiara terlalu sombong, begitupun dengan Melly dan kedua sahabatnya yang memang sudah tidak menyukai Kiara sejak awal melihat gadis itu,ke populeran nya menjadi berkurang karena kedatangan gadis berhijab itu di Alexander university.
Kiara mengangguk mantap" insyaallah mbak, karena hanya itu yang tersisa dari Abang,dan hanya itu yang bisa membantunya di sana" jawab Kiara yakin.
" Lo di haruskan datang, terserah Lo mau bawa kemana uang itu, sebaiknya Lo simpan untuk kebutuhan hidup Lo kedepannya" ucap Aldizar tiba-tiba.
Kiara tersenyum lembut, menatap wajah tampan Aldizar yang tiba-tiba bicara, walaupun terdengar kurang nyaman di telinga nya" Alhamdulillah Ara masih punya simpanan almarhum ayah dan bunda kak,dan bulanan yang rutin almarhum Abang kirim juga masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan Ara seandainya tidak tinggal di asrama " Jawab Kiara sopan, ia bahkan sedikit menampilkan senyuman, membuat Melly mengepalkan tangannya.
Aldizar mengalihkan pandangannya ke lain arah, senyuman lembut Kiara,wajah cantik natural nya dan tatapan teduh matanya seakan mampu menghipnotis nya,Al seakan akan tenggelam di bola mata kecoklatan milik wanita berhijab tersebut.
" Kiara... sebaiknya kamu datang aja,aku akan menemani kamu mengantarkan uang itu ke panti asuhan yang kamu inginkan, bersama Sasa juga, sepertinya itu akan lebih baik"ucap Andre menengahi.
Kiara mengangguk,ia juga tidak suka berdebat,lebih baik ia datang saja,toh atas permintaan mereka,bukan dia yang menginginkan nya " iya kak, insyaallah Ara akan datang,jam berapa?" putus Kiara akhirnya.
' heh...sok drama banget sih ' sinis Melly yang masih terdengar oleh Al, karena pria itu yang berada paling dekat dengan Melly.
"Agak sore an aja ya,kita sekalian santai di sana, nongkrong bareng,kamu sama sasa mau di jemput Ra?" tanya moli .
Kiara menggeleng" ga usah kak,kami bisa naik taksi online,Ara minta alamat cafenya aja ya, karena kemarin itu Ara lupa tulis alamat nya" ucap Kiara.
" Udah kamu sama Sasa bareng aku aja, sekalian nanti kita singgah ke rumah aku,kamu bisa tanya ke mama aku,beliau ada banyak rekomendasi panti asuhan atau panti jompo, mereka ada club yang sering melakukan kegiatan sosial seperti itu,kamu baru di kota ini,belum banyak tau tempat kan" ucap Irwan yang tiba-tiba sudah berada di samping Kiara.
Kiara mendongak menatap wajah tampan Irwan,ia sedikit tersenyum " apa ga akan merepotkan kakak?" tanya Kiara pelan,ia tidak terlalu dekat memang dengan Irwan, bahkan mereka belum pernah ngobrol hanya berdua,kecuali melalu obrolan chating dan itupun hanya sekali-sekali saat Irwan menanyakan sesuatu padanya.
Irwan menggeleng " besok aku free,banyak waktu luang kok,aku jemput kamu dan Sasa pagi ya,kalian makan siang di rumah orang tua ku" ucap Irwan santai,namun dengan wajah sedikit memohon.
Sasa mengangguk senang, sedangkan Kiara terpaksa mengangguk canggung,ekor matanya melirik Al, bagaimana pun pria itu adalah suaminya, apakah ia akan menjadi istri durhaka menerima ajakan laki-laki lain? Tapi apakah pernikahan mereka bisa dibilang sebuah ikatan sakral, sedangkan yang terlibat di dalamnya tidak menginginkan hal tersebut.
" Ok...deal ya besok kita kumpul di central" putus Moli final dan di angguki setuju oleh yang lain.
Kiara dan Sasa meminta izin untuk kembali ke unit mereka, mereka masih ada satu mata kuliah lagi,Irwan, Melly dan kedua sahabatnya juga sama, tinggal Aldo,Andre, Aldizar,putri dan Moli,kelima sahabat itu memang sudah tidak terlalu banyak lagi mengikuti mata kuliah, karena mereka sudah mulai mengajukan magang dan mengajukan judul skripsi.
" Lo udah putusin magang di mana Al?" tanya Andre pada Aldizar,si sahabat kulkas.
" Di AC ,males nyari tempat lain,kalian udah tentuin mau di mana?" jawab Al dan balik bertanya pada ke empat sahabat nya,AC yang di maksud adalah Alexander company,yaitu perusahaan keluarga nya Al.
" Kami juga di kantor masing-masing,mager banget kalau mau cari lain,atau mungkin ikutan di AC aja" jawab Andre santai.
Al tidak menjawab,ia hanya mengangguk saja,ia memang tidak keberatan jika keempat sahabatnya ingin magang di perusahaan keluarga nya, karena Al juga tau bahwa Alexander company adalah salah perusahaan terbesar di Asia yang bergerak di beberapa bidang.
" Gimana rencana pertunangan Lo sama Melly? Udah persiapan?" tanya Aldo serius.
Al menggeleng" gue masih belum yakin dengan perasaan gue, takutnya gue cuma ngerasa berhutang Budi aja,dan lagi kalaupun jadi, ya setelah gue wisuda tahun depan" jawab Al terdengar lebih santai.
Keempat sahabatnya mengangguk setuju,entah mengapa mereka memang tidak terlalu menyukai Melly yang menurut mereka adalah gadis manja dan terlalu berlebihan, terlalu pintar membuat drama.
" Gue setuju dengan Lo kali ini, sebaiknya Lo pikir kan matang-matang,gue kurang yakin kalian cocok" timpal Andre bijak.
Aldo dan dua sahabat wanita mereka mengangguk setuju, mereka memang tidak membenci Melly,tapi mereka juga tidak terlalu menyukai gadis manja itu.
" Kenapa Lo ga coba dekati Kiara aja" ucap Moli spontan,hal itu membuat semua mata tertuju padanya, membuat Moli membekap mulutnya seraya tersenyum canggung menatap wajah dingin Al.
" Gue ga perlu repot-repot dekati dia kalau gue mau, bahkan sekarang juga gue bisa dapetin dia" jawab Al sombong.
" Cih... sombong banget sih Lo, walaupun Lo tampan dan tajir,bukan berarti se gampang itu juga kali" dengus Andre.
Sedangkan yang lain nya melongo mendengar jawaban sombong Al, sahabat dingin mereka itu terlalu percaya diri ternyata.
" Awas di tolak frustasi Lo" ledek Aldo santai.
Al tidak menjawab,ia hanya tersenyum menyeringai, apakah ia akan mengajukan taruhan pada keempat sahabatnya? Sepertinya cukup menarik juga, bermain-main sesekali ga apa-apa kan,batin Al.
"Berani taruhan berapa Lo pada?" tantang Al sombong.
" Gak gue ga ikutan,gue ga mau kena karma jadiin cewek baik-baik taruhan " potong Andre cepat,ia tidak se brengsek itu,dan mengapa sahabat dinginnya terlihat berubah menjadi pria brengsek.
" Gue terima tantangan Lo, motor sport gue jadi taruhannya" potong Aldo cepat,dasar dia kan emang brengsek.
Moli dan putri menggeleng " kalian jangan gila" protes dia wanita itu bersamaan.
" Saham gue di AC 5 persen " jawab Al mantap, membuat keempat sahabatnya menatapnya tak percaya, mereka sampai mengaga dengan mata melotot.
Saham di AC 5 persen? Bahkan keluarga mereka saja hanya memiliki saham tidak mencapai 10 persen di perusahaan keluarga Alexander tersebut, karena 50 persen saham di sana adalah milik Alexander company.
'ini gila'batin ke empat sahabat Al.
" Deal?" tantang Al serius.
"Ok Deal...tapi Lo jangan sampai merusak dia ya" ucap Aldo tegas.
Aldizar mengangguk pelan" kalian saksinya " tunjuk nya pada Moli,putri dan Andre, membuat yang lain tidak bisa mengatakan apapun lagi.