Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Abah, Umi dan Ibrahim juga akan di temani Mamaku dan Papah. Mama dan Papah juga akan berangkat Umroh bersama Abah dan keluarga. Nanti akan berangkat menggunakan pesawat pribadiku agar tidak memakan banyak waktu perjalanan." kata Abi lagi membuat Aisyah terharu hampir meneteskan air matanya.
Aisyah yang menganggap suaminya itu dingin angkuh dan membenci keluarganya. Ternyata hatinya bak malaikat surga.
"Masyaallah mas Abi, semoga kebaikanmu akan mendapat balasan yang baik juga suatu saat nanti. Ais harap, mas Abi akan berubah menjadi imam yang lebih baik kedepannya." gumam Aisyah dalam hati sembari menatap suaminya lekat.
***
Semuanya sudah berada di rumah kiyai Yusuf, tapi Abah dan Abi masih ingin berbincang lebih lama di teras belakang rumah Abah. Sambil menatap langit di sore hari dan juga melihat Aisyah yang sedang menyirami bunganya. Abah Yusuf masih penasaran dengan perlakuan Abimana yang secara tiba-tiba ingin keluarga Abah Yusuf berangkat Umroh.
"Jadi tiga hari lagi Abah akan berangkat ke mekkah nak ?" tanya Abah Yusuf yang tak percaya akan secepat itu menuju ka'bah.
"Iya bah, Abah tenang saja. Semua sudah Abi siapkan. Dari mulai pakaian ikhrom dan lain sebagainya sudah di persiapkan. Abah, Umi dan Ibrahim tinggal berangkat saja membawa pakaian dari sini." sahut Abimana yang sudah merencanakan semuanya dengan matang.
"Lalu kau dan Aisyah ?" tanya lagi Abah Yusuf.
"Abah jangan khawatir. Aku akan menemani Aisyah disini sampai Abah kembali kerumah ini. Dan satu minggu setelah Abah dirumah, Aku dan Aisyah yang akan berangkat." sahut Abimana.
"Masyaallah, semoga kau selalu di beri keberkahan Dunia Akhirat nak." kata Abah Yusuf sembari menepuk bahu Abi.
"Insyaallah amin, bimbing aku terus untuk selalu ada di jalan Allah bah. Karena selama ini, aku hanya berada di jalur Duniawi saja. Bahkan untuk melaksanakan sholat saja aku tidak pernah." ujar Abimana yang entah kenapa hatinya begitu tenang jika melaksanakan ibadah saat bersama Aisyah.
***
*WARNING 21+*
Malam hari setelah makan malam, semuanya sudah berada di kamar masing-masing termasuk Aisyah dan Abimana. Abi yang seharian tidak melihat wajah Aisyah, kini ia sangat merindukannya. Bahkan bayang-bayang bibir Aisyah selalu nampak nyata di depan matanya.
Abi menunggu istrinya yang tak kunjung keluar dari kamar mandi. Saat hendak beranjak untuk mengetuk pintu kamar mandi, kini sudah terbuka lebih dulu. Nampak lah Aisyah menggunakan lingerie yang Abi belikan siang tadi di Mol. Lingerie yang berwarna putih tanpa lengan dan menampakan dada Aisyah yang begitu terpampang membuat Abi menelan ludahnya.
Kini Abi menatap Aisyah dari ujung rambut hingga kaki, lingerie yang hanya sampai di atas lutut membuat Aisyah terus menariknya ke bawah agar pahanya tidak begitu terlihat. Aisyah merasa risih dan malu memakai pakaian haram itu. Jika bukan kemauan suaminya mana mau Aisyah memakainya.
Abi yang sudah berada di hadapan Aisyah, mengusap bahu hingga lengan Aisyah dan membuatnya merasa geli. Abi meraih tangan Aisyah dan menariknya perlahan untuk sampai di sisi kasur. Abi duduk di tepi kasur dan menarik Aisyah untuk duduk di pangkuannya.
Aisyah terus menunduk malu dan terus membenarkan tali yang terikat di bahunya tapi tidak terlepas. Abi mengusap rambut Aisyah yang terurai dan mengenggam tangan Aisyah.
"Kamu sungguh sangat cantik sekali Aisyah." kata Abi lirih menempelkan bibirnya di telinga Aisyah hingga membuatnya merasa geli.
"Kau sangat pintar mengambil hatiku begitu cepat. Hingga membuatku tak bisa jauh darimu meski hanya sebentar saja." kata Abi lagi.
"Aisyah.."
"I-iya mas.." sahut Aisyah lembut menunduk tanpa berani menatap Abi.
"Aku sangat mencintaimu. Jangan pernah kau perlihatkan seluruh kecantikanmu ini pada siapapun selain keluarga kita." kata Abimana lagi.
"Bolehkah malam ini aku meminta hak ku sebagai suamimu Aisyah ?"
Aisyah hanya menjawab dengan anggukan pelan. Abi yang mendapat lampu hijau segera mengambil wudhu lebih dulu agar terhindar dari hal yang tidak di inginkan.
"Baiklah, aku akan mengambil air wudhu dulu. Kau tunggulah disini. Aku tidak lama." kata Abi lalu menyuruh Aisyah untuk berbaring di atas kasur lebih dulu.
Setelah selesai mengambil air wudhu, Abi mengambil ponselnya di meja rias dan mematikannya. Agar tidak ada lagi gangguan seperti di awal dirinya ingin melaksanakan malam indah bersama Aisyah.
Jantung Aisyah semakin berdegup kencang setelah melihat Abi semakin mendekat. Berarti waktunya melaksanakan malam pertama sudah semakin dekat.
Duduklah Abi di sebelah Aisyah, di raihnya dagu Aisyah untuk menghadap Abi. Namun Aisyah masih menunduk malu.
"Sudah siap sayang ?" tanya Abi dengan suara lirihnya.
"Insyaallah Ais siap mas." sahut Aisyah tanpa menatap Abi di sampingnya.
Dan setelah melihat bibir Aisyah yang berwarna pink asli tanpa polesan sudah membuat Abi tak kuat menahan ga-ir-ahnya. Di kecupnya lembut bibir Aisyah.
Perlahan ciu-mann itu semakin lama semakin dalam, lalu Abi menggiring Aisyah untuk berbaring tanpa melepas ciu-mannya.
Abi mulai menyentuh leh-her Aisyah dan mengusapnya dengan pelan. Ada gelenyar aneh yang di rasakan Aisyah. Ini adalah sentuhan pertama bagi Aisyah saat Abi menjam-mah tubuhnya. Kemudian Abi kembali men-ciumm bibir Aisyah yang kini sudah berada di bawah kungkungannya.
Aisyah yang sudah mulai terbawa suasana mulai menyentuh dan mengusap bagian tengkuk Abimana. Tanpa di duga hal itu membuat Abi semakin berga-ir-rah.
Keduanya mulai terengah dan melepas cium-man itu perlahan. Kini keduanya saling menatap dan sudah mulai terbakar ga-ir-rah dalam dirinya. Seakan Aisyah ingin Abi melakukannya dengan lebih lagi.
Abi mulai melihat kebawah dan di tatapnya lekuk tubuh Aisyah yang begitu sempurna di matanya. Kemudian di tatapnya lagi Aisyah yang sudah menahan malu karena terlihat bagian in-timmnya meski masih memakai pakaian dalam.
"Tubuh mu indah dan sempurna Aisyah." lirih Abi menatap kedua netra Aisyah yang mulai sayu tertutup ga-ir-rah.
Abi kini perlahan mulai men-nyen-tuh bagian dadda Aisyah.
"M-mas.."
"Boleh ?" tanya Abi sebelum membuka pakaian dalam bagian dadda Aisyah.
"I-iya mas boleh." sahut Aisyah sambil mengangguk menatap Abi di atasnya.
Kini Abi mulai membuka pakaian dalam di bagian dadda Aisyah. Setelah terbuka dan terlihat Abi begitu terpesona.
"Subhanallah.. Indah sekali." melihat pemandangan itu mata Abi tak teralihkan.
Abi mulai mengecupi seluruh bagian dad-da Aisyah yang sudah terbuka dengan lembut membuat Aisyah mer-rin-tih merasakan nikmat yang luar biasa.
Abi sangat menikmati semua bagian dari bagian tubuh Aisyah. Hingga saat Abi akan mulai menyentuh bagian inti Aisyah, ia dengan cepat menahan tangan Abi.
"Kenapa ?" Abi menatap Aisyah heran.
"Yang a-aku tahu, saat pertama kali melakukannya akan terasa begitu sakit ?" kata Aisyah nampak ragu.
"Iyaa, itu akan terasa sakit saat pertama kali. Tapi aku akan melakukannya dengan lembut dan perlahan. Agar kamu tidak merasakan sakit." sahut Abi dengan tatapan yang sudah berkabut ga-ir-rah.
"Jangan takut, remas bahuku jika sakitnya tak tertahan." kata Abi lagi dan Aisyah mengangguk patuh seakan terhipnotis perkataan suaminya.
Abi kembali melakukan kegiatannya perlahan. Dan kini Aisyah sudah tidak lagi memakai pakaian sehelai pun. Abi yang masih memakai celana kini juga mulai melepaskan semuanya. Kini keduanya sudah seperti bayi yang baru lahir tanpa memakai apapun.
Abi yang sudah memulai pemanasan, kini mulai perlahan menekan pedangnya ke goa Aisyah yang masih begitu rapat. Dan akhirnya dengan sekali hentakkan Abi berhasil lolos ke dalam goa Aisyah membuat Aisyah begitu kuat meremas punggung Abi hingga mendapat beberapa luka cakaran di sana.
Air mata Aisyah mulai mengalir deras karena merasakan sakitnya. Abi mengecup singkat bibir Aisyah dan seluruh wajahnya.
"Terimakasih sayang.. Maaf jika rasanya sakit sekali. Aku sangat mencintaimu Aisyah."
Kini kenikmatan surga dunia sudah mulai di rasakan oleh keduanya di malam ini yang begitu indah. Malam yang di tunggu-tunggu kedua pasangan pengantin tersebut terlaksana sudah. Tak ada lagi drama pertengakaran dan jarak di antara keduanya sekarang.
...----------------...
Bersambung...
***
Hay para pembaca setia.. Terimakasih sudah mau menemaniku sampai tahap Abi dan Aisyah di adegan 21+ nya. Terus dukung dan support aku sampai lolos kontrak ya say.. Jangan lupa jempol dan komen positifnya.. Besok Author akan kembali up lagi insyaallah jika tidak ada halangan yaa..
See you.. Iloveu sekebon buat kalian semua..
🥰🤗😘
kk hadiah satu cawan kopi ☕ utk Rahma