Seorang pria bernama Alzeyroz, ia hanyalah pekerjaan bangunan. Saat mendapatkan upah, ia pulang untuk membelikan kue dan kado ulang tahun istrinya, saat sampai di rumah, ternyata istri dan teman satu kantornya dulu berselingkuh, karena panik, istrinya menusuk kedua matanya dengan gunting.
Bukan hanya kedua matanya buta permanen, ia juga di jual dengan bos pengemis, ia kerap kali di siksa karena tidak mau mengemis. hingga akhirnya ia terjatuh di aspal panas, saat ingin meraba tongkat kayunya ia malah menemukan kacamata.
Saat di pakai, kacamata itu malah membuat ia kembali bisa melihat, ternyata itu adalah kacamata super yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Alzeyroz Pergi
...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
Saat sampai di kantor polisi, Alzeyroz pun duduk di kursi, ia diminta keterangan sebagai saksi oleh polisi tersebut. Ada dua insiden kejadian yang harus dijelaskan Alzeyroz, pembunuhan dan juga kasus yang melibatkan Sarah.
Kasus pertama, perencanaan pembunuhan, sudah hampir selesai. Namun, kasus kedua, yang melibatkan Sarah, terlihat jauh lebih rumit. Sarah menangis terisak-isak saat diminta keterangan. Wajahnya pucat, matanya sembab, dan tubuhnya gemetar.
"Apa Anda sudah lama mendapatkan perlakuan seperti ini?" tanya polisi tersebut, suaranya lembut. Ia berusaha untuk membuat Sarah merasa nyaman.
"Sudah 2 tahun aku sudah mendapatkan KDRT. Aku sudah lama ingin bercerai dengannya, tapi orang tuanya meminta aku untuk bertahan dan berharap jika Rudi berubah. Karena mereka sangat kaya, orang tua ku disuap dengan uang yang banyak agar bisa meminta ku untuk bertahan dan menjanjikan jika aku terus bertahan maka satu hektar tanah akan menjadi milik orangtuaku. Akhirnya Orang tuaku meminta aku bertahan sedikit lagi. Aku terpaksa bertahan meskipun mengorbankan hidupku," Isak tangis Sarah pecah. Terlihat jika ia sangat tersiksa.
"Kenapa Anda tidak lapor polisi saja?" tanya polisi itu.
"Aku sangat ingin lapor polisi, tapi orang tua ku menahan dan membujuk ku agar Aku tidak lapor polisi," jawab Sarah masih menangis.
"Ini bukan hanya kasus KDRT saja, tapi juga penyiksaan. Orang tua dan mertua mu juga harus di periksa. Mereka terlibat dalam kasus penyiksaan karena membiarkan Nyonya Sarah di KDRT,” ucap polisi itu, suaranya tegas dan dingin. Matanya tajam menatap Sarah, seakan-akan ingin menembus kedalaman luka yang tersembunyi di balik air matanya.
Sarah hanya mengangguk pelan, air matanya masih mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat. Rasa sakit yang teramat sangat masih terasa di sekujur tubuhnya, mengiris hati dan jiwanya. Dia tahu, apa yang dikatakan polisi itu benar. Orang tuanya dan mertuanya memang terlibat dalam penyiksaan yang dialaminya selama ini. Mereka bukan hanya diam, tapi juga ikut serta dalam menyiksanya, bukan secara fisik tapi mentalnya.
"Baiklah, kalian panggil orang tua dan mertua Nyonya Sarah, agar pemeriksaan ini lengkap,” ucap polisi itu. Nada suaranya masih sama, tegas dan tak kenal ampun. Dia tahu, Sarah membutuhkan keadilan, dan dia akan berjuang untuk mendapatkannya.
Alzeyroz, yang berdiri di samping Sarah, terlihat gugup. Dia mengusap keringat dingin yang menetes di dahinya. "Anu Pak, saya sudah boleh pulangkan?" tanyanya dengan suara gemetar.
Polisi itu menatap Alzeyroz dengan tatapan datar dan tersenyum. "Sepertinya sudah, seandainya ada yang belum lengkap kami akan menghubungi Anda lagi, terima kasih atas waktu Anda,” ucap polisi itu.
Alzeyroz mengangguk cepat dan beranjak dari kursinya. Dia melirik Sarah sekilas.
"Buk Sarah, kau harus kuat ya, ini demi keadilan untuk mu," pesan Alzeyroz. Tatapannya penuh dengan empati dan kekhawatiran, seakan ingin menenangkan Sarah yang masih terguncang.
"Terima kasih banyak ya. Kalau tidak ada kamu aku tidak tahu bagaimana kehidupanku selanjutnya, atau mungkin aku tidak akan pernah keluar dari lingkaran penyiksaan ini, terima kasih banyak. Aku tidak tahu harus membalas kebaikan mu dengan apa," ucap Sarah, kepalanya menunduk ke bawah dengan mata yang sembab. Suaranya bergetar, dipenuhi rasa syukur dan juga keraguan.
"Ah tidak perlu Buk, memang seharusnya saya bantu Anda. Tidak perlu di balas," ucap Alzeyroz merasa tidak enak hati dengan tersenyum tulus memberikan sedikit kekuatan di tengah keputusasaan yang menyelimuti wanita itu.
"Semoga kita bertemu lagi," ucap Buk Sarah, suaranya masih bergetar, tapi ada secercah harapan yang mulai muncul di matanya.
"Iya Buk. saya permisi pulang dulu ya," ucap Alzeyroz. Dia mengangguk pelan, lalu melangkah keluar dari ruangan. Dia merasa lega karena telah membantu Sarah, tapi juga sedih melihat kondisi Sarah yang begitu memprihatinkan.
Sarah hanya terdiam melihat Alzeyroz pergi, mata Sarah menatap kosong ke depan. Dia tahu, ini baru awal dari perjuangan panjangnya untuk mendapatkan keadilan. Dia harus kuat, dia harus melawan. Dia harus mendapatkan kembali hidupnya yang telah dirampas oleh kekerasan dan penyiksaan.
...❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...
/)_/)☆
/(๑^᎑^๑)っ \
/| ̄∪ ̄  ̄ |\/
|_____|/
Bukan BAGASI..
Bagasi itu lebih ke kompartemen yg lebih kecil , seperti tempat di belakang mobil