Setelah Danton Aldian patah hati karena cinta masa kecilnya yang tidak tergapai, dia berusaha membuka hati kepada gadis yang akan dijodohkan dengannya.
Halika gadis yang patah hati karena dengan tiba-tiba diputuskan kekasihnya yang sudah membina hubungan selama dua tahun. Harus mau ketika kedua orang tuanya tiba-tiba menjodohkannya dengan seorang pria abdi negara yang justru sama sekali bukan tipenya.
"Aku tidak mau dijodohkan dengan lelaki abdi negara. Aku lebih baik menikah dengan seorang pengusaha yang penghasilannya besar."
Halika menolak keras perjodohan itu, karena ia pada dasarnya tidak menyukai abdi negara, terlebih orang itu tetangga di komplek perumahan dia tinggal.
Apakah Danton Aldian bisa meluluhkan hati Halika, atau justru sebaliknya dan menyerah? Temukan jawabannya hanya di "Pelabuhan Cinta (Paksa) Sang Letnan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Keruh Lagi
Suara jam dinding menjadi saksi kembalinya dua sejoli suami istri menyatukan hasrat cintanya. Mereka saling berpelukan sesaat setelah penyatuan itu berakhir. Haliza tidak melepaskan pelukannya dari Aldian. Dia sangat bahagia, ketika Aldian kembali mencurahkan cinta untuknya.
Namun, dering Hp milik Haliza mengubah segalanya. Aldian dan Haliza yang baru saja akan terlena menuju alam mimpi, dikejutkan suara dering Hp milik Haliza. Aldian yang belum benar-benar terpejam, langsung peka dan bangun, begitu juga Haliza, karena itu Hp miliknya.
"Siapa, ini hampir larut malam, lho?" tegur Aldian seraya melihat Haliza yang meraih Hp nya di atas meja di samping ranjangnya.
Haliza belum menyahut, dia baru akan melihat siapakah yang menghubunginya. Tubuh Haliza mendadak lemas, saat dia melihat siapa yang menghubunginya. Dia Ardian mantan kekasihnya. Nama kontak Ardian pun masih sama seperti kemarin yakni Dear Ardian. Haliza benar-benar lupa tidak memblokir nomer mantannya itu setelah kepergok menemui Ardian di alun-alun.
Untungnya panggilan itu langsung berhenti, dan Haliza bersyukur. Tapi sayang, Aldian sudah keburu merebut Hp Haliza yang tadi akan diletakkan di meja oleh Haliza.
Haliza merasa was-was dengan Aldian yang akan marah gara-gara telpon itu. Dia benar-benar lupa menghapus atau memblokir nomer Ardian. Saking fokus dengan kemarahan Aldian sebulan lalu, dia sama sekali tidak kepikiran untuk memblokir nomer mantan kekasihnya itu. Terlebih, Ardian memang tidak pernah menghubungi atau berkirim pesan apapun lagi terhadap Haliza, sehingga Haliza merasa terlupa.
Namun entah kenapa, malam ini tiba-tiba Ardian menghubunginya lagi. Ada apa? Sialnya lagi bagi Haliza, Ardian menghubungi disaat Haliza sedang berada di kamar suaminya dan sedang berusaha meraih hati suaminya kembali. Dengan Ardian tiba-tiba menghubunginya kembali, ditakutkan akan berdampak pada hubungan yang baru saja rekat atas usaha agresifnya Haliza.
"Kamu masih berhubungan dengan mantan kamu itu, Liza? Malam-malam begini dia menghubungi kamu, ada apa dan untuk apa? Jangan-jangan selama kita pisah kamar, kamu justru selalu berhubungan dengan dia tiap malam. Karena kesepian dan kita pisah kamar, lantas kamu anteng berhubungan kembali dengan mantan tercintamu itu. Sungguh menyenangkan sekal, bukan?" sentak Aldian dengan kalimat terakhir yang menyindir juga menuding.
Senyum dan tatap sayu yang sempat dirasakan Haliza tadi saat mereka berhasil menyatu, kini hilang kembali ditelan kemarahan Aldian akibat kehadiran telpon dari Ardian.
"Tidak, Mas. Demi Allah, aku tidak pernah lagi berhubungan dengan mantanku. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa lihat riwayat panggilan aku, Mas. Aku mohon, percaya padaku, Mas," ujar Haliza memberikan pembelaan dirinya sembari matanya berkaca-kaca.
Aldian tidak peduli dengan alasan Haliza, dia bermaksud melempar Hp itu, akan tetapi bunyi pemberitahuan pesan WA keburu menahannya.
Dua pesan dari Ardian masuk melalui japri WA, Aldian langsung membukanya dengan perasaan yang sudah menggebu-gebu.
"Liza, apakabar? Saat bertemu di alun-alun itu sebetulnya aku rindu banget denganmu. Aku merasa marah kenapa kamu tiba-tiba menikah dengan pria lain, padahal kita baru sebulan berpisah."
"Kamu cepat banget move on dari aku dan tahu-tahu menikah, itu artinya kamu lebih dulu mengkhianati aku. Aku sebenarnya masih sayang kamu, Liza."
Dua pesan itu selesai Aldian baca tanpa terlewat. Wajah Aldian memerah menahan amarah. Amarah yang tadi sempat redam, kini harus menyala lagi dengan kehadiran panggilan dan pesan WA dari mantan kekasih Haliza.
Aldian menuliskan sesuatu sebagai balasan untuk Ardian.
"Tai." Balasan itu terkirim, tanpa menunggu balasan, Aldian langsung melempar Hp Haliza ke lantai sampai Hp itu pecah dan terburai. Haliza sontak terperanjat. Hp yang susah payah ia beli dengan hasil keringatnya saat kerja di Yogyakarta, kini pecah berantakan gara-gara kehadiran Ardian.
"Mas, kenapa Mas lempar Hp itu?" Haliza protes saat ia sudah tersadar. Haliza menuruni ranjang dengan tubuh yang sudah berbalut piyama, memungut pecahan Hp yang sudah terburai.
Tangis Haliza pecah tapi berusaha ia tahan tanpa suara. Hatinya sakit kembali. Namun lebih sakit lagi melihat sikap Aldian yang kembali marah dan tidak mempercayainya lagi.
"HP itu bisa aku belikan dan kamu bisa telponan kembali dengan kekasihmu itu lagi," sinisnya seraya menyalakan lampu lalu keluar dari kamar.
Seperginya Aldian, Haliza segera membereskan pecahan Hp itu. Bukan masalah harga Hp nya itu yang jadi masalah dan ia tangisi, tapi yang ia tangisi adalah kehadiran Ardian yang tiba-tiba disaat dirinya sedang berjuang meraih hati Aldian. Haliza sangat marah dan mengutuk perbuatan Ardian yang menyebabkan hubungannya kembali memanas dengan suaminya.
"Ya Allah cobaan apa lagi pada hambaMu ini? Disaat hamba sedang meraih hati suami hamba, kenapa orang yang sudah menghancurkan hati hamba, tiba-tiba datang dan merusak hubungan rumah tangga kami?" Haliza menangis lebih dalam menumpahkan kesedihannya di sana.
Haliza masih terisak, ia berusaha menyudahi tangisnya. Namun dia tidak berhenti bertanya kenapa dan kenapa. Kali ini seakan tidak ada harapan lagi baginya di samping Aldian. Haliza pasrah mau diapakan Aldian. Dia akan terima, jika diusir dia akan pergi. Atau dicerai yang paling parah sekalipun, Haliza terpaksa akan terima. Saat ini Haliza benar-benar buntu dan merasa lelah.
Haliza bangkit lalu berjalan menuju pintu kamar, ia keluar dari kamar itu. Haliza kembali lagi ke kamar satunya lagi untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dan matanya yang ngantuk. Haliza pun tertidur di sana membawa isak ke dalam tidurnya.
Pagi sudah menjelang, Haliza masih bergelung selimut. Malam tadi tidurnya begitu lelap, suara Muadzin mengumandangkan adzan saja tidak ia dengar. Haliza benar-benar sangat lelah malam tadi setelah Aldian kembali marah.
Haliza terbangun saat matahari sudah memasuki jendela kamar itu melalui celah kecil. Haliza menggeliat dan terbangun. Sejenak ia lupa akan peristiwa tadi malam, kini ia sedang melakukan peregangan pada otot-otot tubuhnya.
Saat Haliza berusaha bangkit, tanpa sengaja tangannya menyentuh plastik yang diletak di samping tubuhnya. Plastik itu hanyalah Hp Haliza yang sudah pecah, yang semalam ia kumpulkan dalam plastik kecil. Ingatannya kembali pada peristiwa tadi malam. Dan Haliza kembali menangis, ia menyesal kenapa ia harus lupa memblokir nama Ardian di kontak Hp nya.
"Bi Kenoh, boleh saya pinjam Hp nya sebentar? Saya mau hubungi seseorang lewat Hp Bibi. Hp saya semalam jatuh dan pecah, saat ini saya tidak bisa menghubungi siapa-siapa," ucap Haliza sesaat setelah ia berada di dapur.
"Boleh, Neng."
Bi Kenoh memberikan Hp nya pada Haliza. Kini Haliza bergerak cepat, membuka kartu memori maupun kartu SIM milik Bi Kenoh, lalu menukarnya dengan kartu SIM miliknya. Setelah aktif, Haliza langsung mencari kontak Ardian. Haliza menghubungi Ardian dari sambungan WA nya. Haliza akan menumpahkan unek-uneknya pada Ardian sebelum ia benar-benar memblokir nomer pria yang sudah menghancurkan rumah tangganya dengan Aldian.
"Jangan pernah hubungi aku lagi, karena setelah ini aku akan memblokir nomer kontak sampah sepertimu. Gara-gara kamu menghubungiku tadi malam, hubungan aku dengan suamiku memanas."
Tidak hanya itu, kalimat kasar dan umpatan sempat Haliza perdengarkan sebelum ia benar-benar memutus sambungan telpon terhadap Ardian.
gimana sih Thor?
engga gitu thor aturannya /Sweat//Sweat/ lahir normal maupun cesar sama sama 3hr. kalo cesar ada kendala mungkin bisa lebig dari 3hari
menarik ceritanya
gedeg bgt sama Aldian,cemburu tau qt sbg ssama wanita 😠😡