NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:8.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

Mendengar perkataan Gisell membuat Rega langsung menghentikan aktivitasnya. Lalu, ia menoleh menatap dengan sorot tajam pada isteinya tersebut. Terkejut, sudah pasti. Tapi, Rega berusaha untuk tidak terpancing.

"Ke-kenapa? Bukannya kamu juga juga terpaksa menikahiku. Demi nama baik Daddy dan mommy, kan? Jadi nggak usah lama-lama. Kita pisah aja sekarang!" ucap Gisell.

Rega mendengus pelan, ia mendekat ke arah Gisel dengan sorot yang entah apa artinya. Yang jelas, mampu membuat Gisel gelagapan. Wanita itu terus mundur, hingga mentok ke dinding, tak bisa lagi bergerak.

Rega menyentuh dinding kosong tepat di samping kepala Gisel, mengukung tubuh wanita yang tingginya hanya sebatas bahunya tersebut dengan satu tangannya.

"Sekarang aku sedang berusaha menjaga marwahmu sebagai perempuan. Bukan hanya nama baik keluarga yang jadi pertaruhannya sekarang, tapi juga nama baikmu. Yakin, orang akan diam setelah kita berpisah malam ini? Atau justru sebaliknya? Mereka akan semakin membuat kamu malu? Baru beberapa jam menikah sudah menjadi janda? Orang akan mengatakan apa kira-kira? Meskipun mereka tidak tahu apa yang terjadi. Entah salahku atau bukan. Tapi, kamu sebagai perempuan yang akan paling mendapat omongan jelek. Dan aku tidak mau itu terjadi. Jadi, bersabarlah, jangan suka ambil keputusan dengan tergesa atau kamu akan menyesalinya," ucap Rega.

Rega mengatakan itu karena ia pernah mengalaminya. Mengambil sebuah keputusan dengan buru-buru hanya berpikir untuk kebaikan, tapi nyatanya hal itu menyebabkan luka yang mendalam.

Sejak mereka bertemu kembali, itu adalah kalimat terpanjang yang keluar dari mulut Rega. Terlihat jelas ada rasa kecewa dari setiap kata yang ia ucapkan karena permintaan Gisell yang di luar dugaannya tersebut. Tapi, pria itu masih berusaha untuk menahan diri.

"Sampai kapan? Sampai kapan sandiwara pernikahan ini akan berlanjut?" tanya Gisel.

Rega tak menjawab. Ia memilih untuk membersihkan diri. Tapi, baru berapa langkah kakinya melangkah, ia berbalik, "Aku tidak pernah menganggap komitmen pernikahan ini sebuah sandiwara atau sekedar main-main. Sebuah janji suci yang sakral ini bukan hanya melibatkan kita atau orang tua kita, tapi juga Tuhan," ucapnya sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi.

"Ck dasar nyebelin!" umpat Gisel. Ia melepas high heelsnya dan melempar ke arah pintu kamar mandi dengan bar-bar

Dugh! Dugh!

Bukan hanya satu, tapi dua-duanya Gisel lempar untuk mewakili kekesalannya.

"Baiklah, kalau kamu nggak mau ceraiin aku, biar aku buat kamu mau menceraikan aku. Kita lihat, seberapa banyak stok sabar yang kamu punya hingga kmu menyerah," gumam Gisel.

Rega yang masih berada di balik pintu kamar mandi tersebut hanya bisa menghela napasnya setelah mendengar bunyi pintu yang di lempar high hells okeh Gisel tersebut. Ia sama sekali tak menyangka, dengan mudahnya Gisel meminta cerai darinya dengan tanpa keraguan. Sebegitu bencinyakah wanita itu kepadanya kini? Hingga pernikahan ini sama sekali tak ada maknanya buat Gisel.

Tapi, detik kemudian bibirnya sedikit tersenyum, ternyata Gisellnya masih sama, hanya tampilan luarnya saja yang terlihat berubah semakin dewasa, cantik, dan elegan, tapi sifatnya tetap masih kekanakan.

Setelah Rega luar dari kamar mandi, Gisel yang sudah merasa gerah langsung gantian masuk.

Bruk! Dengan sengaja Gisel menubruk tubuh Rega yang sedikit mengjalangi jalannya. Rega hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

.

.

.

"Ga, panggil istrimu untuk makan malam," titah David yang melihat Rega melintas dari arah ruang kerjanya.

"Iya, pa!" sahut Rega. Ia langsung berjalan cepat menuju kamarnya.

Saat membuka pintu kamar, sat itu juga Gisel akan keluar. Yang menjadi perhatian Rega, istrinya tersebut berpenampilan sedikit seksi dan sudah menenteng tas, Rega tebak Gisel hendak pergi.

" Mau kemana? Papa menyuruh abang panggil kamu buat makan malam," ucap Rega.

"Mau pergilah, nggak lihat? Aku udah dandan cantik begini, nanti aku makan malam di luar aja sama teman-teman," jawab Gisel. Ia melangkahkan kakinya melewati pintu.

Rega segera mencegat langkah kaki Gisel tepat di depan pintu," Kamu mau kemana?" tanyanya sekali lagi.

" Bukan urusan kamu! Tolong minggir!" sahut Gisel.

"Abang tanya, mau kemana?" sekali lagi Rega bertanya, kali ini nadanya lebih tegas.

"Mau ke club! Kenapa? Mau antar?" jawab Gisel berbohong. Ia sengaja ingin membuat Rega kesal. Padahal sebenarnya ia tak tahu akan kemana.

"Ini malam pernikahan kita, dan kau mau pergi? Ke club?" tanya Rega tak percaya. Apa selama tinggal di Paris, Gisel benar-benar berubah. Terutama soal pergaulannya.

"Memangnya kenapa? Kita memang suami istri, tapi itu bukan berarti apa-apa untukku. Pernikahan ini karena terpaksa, jadi jangan urusi hidupku. Lebih baik kita urus diri kita masing-masing! Sampai waktunya kmu mau ceraiin aku!"

"Tolong jangan seperti ini. Setidaknya untuk malam ini tetaplah di rumah," ucap Rega. Ini baru permulaan, tapi kesabarannya benar-benar sudah di uji.

Gisel tak peduli, ia tetap melangkah menuruni anak tangga. Namun, saat sampai di bawah, Gisel berpapasan dengan Amel dan David.

" Baru mau mama panggil ke atas, soalnya kata papa tadi udah suruh Rega ngajak kamu makan malam, tapi kok lama. Jadi ini mau di samperin," ucap Amel.

"Tadi Gisel lagi mandi, ma," Bukan Gisel, tapi Rega yang menjawab sembari melangkah menuruni anak tangga.

Melihat Gisel cemberut, Amel langsung menatap sang putra, "Kamu apain menantu mama?" tanyanya.

"Emang Rega ngapain? Nggak ngapa-ngapain, tanya aja sama Gisel," sahut Rega.

Amel kembali menatap Gisel, "Beneran?" tanyanya. Gisel diam saja, tak mengiyakan maupun menyangkal.

"Eh, kamu kok dandan begini? Pakai tas segala, mau kemana sayang?" tanya Amel yang baru sadar akan penampilan menantunya tersebut.

David ikut bertanya lewat keningnya yang mengernyit.

"Eh ini, ma... Gisel mau...." Gisel bingung harus jawab apa, berbohong ke club tidak mungkin. Meski benci dengan Rega, ia tetap sayang dengan David dan Amel.

Gisel melihat Rega, seolah minta tolong untuk bantu untuk menjawab. Tapi, pria itu malah hanya diam. Membuatnya semakin sebal.

"Mau makan malam lah, ma. Kan tadi dia bilang papa sama mama udah nunggu Gisel," ucap Gisell pada akhirnya.

"Mau makan malam, tapi pakai tas segala? Ga, kamu bilangnya mau makan malam. Di luar?" tanya David pada Rega.

Gisel menoleh, berharap Rega menjawab 'iya'. Tapi, Rega malah langsung menggeleng. Ia tak peka dengan kode yang di berikan oleh Gisel.

"Aku kira mau diajak makan malam keluar, tahu gini nggak perlu bawa tas!" ucap Gisell pura-pura salah paham.

"Gisel ganti baju dulu, pa, ma!" Gisel langsung memutar badan.

Brugh!

Gisel menubruk tubuh Rega bagian kiri.

Rega hanya mengatup melihat kedua orang tuanya.

"Sayang, kita tunggu di mej makan aja, ya?" ajak David, ketika Amel sudah ingin membuka mulutnya pada sang putra. Ia merangkul kedua bahu sang istri.

David menepuk punggung Rega sebelum pergi, seolah mengatakan untuk banyak-banyak bersabar.

Rega menghela napasnya dalam. Ia melihat ke atas, lalu kembali menyusul Gisel. Lebih tepatnya, ia hanya menunggui di depan pintu yang tak tertutup sempurna tersebut sambil mendengar Gisell yang terus mengumpat di dalam.

Gisel tersentak kaget saat membuka pintu ternyata Rega menunggunya di sana, "Ngapain di sini? Jangan khawatir, aku nggak akan kabur dengan lompat dari balkon, setidaknya untuk malam ini," ucapnya.

"Bukan buat kamu, tapi demi mama sama papa, jangan salah paham!" imbuhnya cepat.

Rega langsung mencekl tangan Gisel saat wanuta itu hendak berjalan mendahuluinya.

"Apa, sih?" tanya Gisel sewot.

"Selama di Paris, apa kamu seperti ini? Maksudku sering ke club?" tanya Rega.

"Kalau iya, memang kenapa? Tahu sendiri pergaulan di luar negeri seperti apa, kan?" Gisel balik bertanya.

"Apa yang buat kamu berubah, dek? Duku kamu nggak begitu,"

"Yang ku alami dalam hidupku, yang merubahku!" jawab Gisell.

...****************...

1
Sri Siyamsih
lm" sikap gisel jg nyebelin.
Sri Siyamsih
Kecewa, bingung aj bisa lolos rivew byk bgt typonya.kyk baru nulis novel . sory thor
Sri Siyamsih
bagus Rega hrs tegas krn ad hati yg hrs kau jaga,mskipun hub kmu dgn Gisel blm membaik.
Ruby Vee
banyaknulat bulu ya sell
Sri Siyamsih
byk typo thor
Januari Lestari
🤣🤣🤣🤣🤣
Wiwik murniati
Biasa
Wiwik murniati
Lumayan
Ruby Vee
ya allah ini bapak bapak 😁😁😁😁😁😁
Suherni 123
salah Rega juga sih,,ada gosip begini di diemin si Dira gibah gak di klarifikasi,, selalu nurutin maunya Dira
Ruby Vee
ya alaah kok jadi sewot sih sel , kan cuma minta dijemput doang
Ruby Vee
pengorbana rega demi untuk membuat gisel mengubah dunia gisel agar suksek
Suherni 123
Rega nya juga welcome sama Nandira,,coba di batasi ,di klarifikasi
Suherni 123
kecewa pasti masih lah walaupun berpura pura baik baik saja
Suherni 123
tuh si Daddy aja ngerti masa Rega kudu dikasih tau aja,,, harusnya klarifikasi apalagi Rega orang nya gak pedulian malah yg begitu yg di manfaatin lah
Suherni 123
senjata makan tuan tuh jadinya Ga,,,
Ahmad Nashrullah
sdh tahu nadira gimana masih aja memberi celah,,,,,,za jd lelaki jg senaif itu,,,,,,,
Ahmad Nashrullah
mantap sell,,,,,,wanita gatal macam hesti patut si skak biar g tambah menjadi,,,,
Ahmad Nashrullah
tuh kan kok ada wanita g tahu malu kek hesti,,,,,,dokter minim atitude
Ahmad Nashrullah
hati hati si hesti kek nya tipe tipe wanita gatel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!