Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
NYONYA TUA LI MEMINTA OBAT
Jiang Jiyun makan dengan lahap, dia sama sekali tidak menyadari ada yang salah dengan keluarga suaminya. Yang ada di dalam otaknya saat ini adalah memikirkan bagaimana caranya untuk bisa meloloskan diri, jika sampai pangeran keenam benar-benar menyiapkan jebakan dan penyergapan.
"Nona!" panggil Qian Qian sambil mendekat, dia berjongkok di samping Jiang Jiyun.
"Qian Qian, ada apa?" tanya Jiang Jiyun, tidak seperti biasanya gadis pelayan itu memasang wajah serius di depannya.
"Apakah anda yakin ingin membantu tuan muda Li dan keluarganya? Mungkin saja jalan di depan tidak lagi sepi seperti sebelumnya." ucap Qian Qian sambil menengadahkan wajahnya.
Jiang Jiyun tersenyum tipis, "Qian Qian, mereka adalah keluargaku sekarang, terlepas bagaimana mereka memperlakukanku di masa lalu, atau pun bagaimana pemikiran mereka tentangku di masa depan, untuk saat ini, aku hanya ingin menjadi menantu yang baik, mengurus mertua dan keempat adik iparku."
Qian Qian mengangguk, dia mengeluarkan sesuatu dari lengan bajunya. "Nona, tuan tertua mengirimkan ini."
Jiang Jiyun menatap benda tersebut dengan dahi yang berkerut. "Ini?"
"Giok identitas, setelah anda berhasil membawa mereka ke alam liar, tuan tertua berharap agar anda memikirkan kembali semuanya dengan benar. Nona, apakah anda akan selamanya hidup bersama mereka?" ucap Qian Qian.
Jiang Jiyun menggelengkan kepala, "Aku belum memikirkannya. Qian Qian, dalam waktu beberapa hari ke depan mungkin ada penyergapan lain, aku harap semuanya bersiap."
"Nona, anda jangan khawatir, Qian Qian telah membuat pengaturan untuk anda. Tuan kedua sudah memastikan bahwa semua hal buruk yang terjadi di keluarga Li merupakan hasil tangan pangeran keenam, hanya saja Qian Qian merasa sedikit bingung, pria itu tidak terlalu populer jika di bandingkan dengan saudara-saudaranya, apa yang membuat dia begitu ingin menyingkirkan tuan muda Li?" tanya Qian Qian.
"Apapun alasannya, dia hanya ingin membuat keluarga Li kehilangan pijakan. Tapi aku selalu merasa, bahwa sebenarnya pangeran keenam bukan lah musuh yang tangguh, sepertinya dia juga pion dari seseorang." ucap Jiang Jiyun.
Qian Qian menganggukkan kepala, "Anda benar, menurut informasi yang di bawa oleh seorang mata-mata yang di tempatkan di istana kekaisaran, sepertinya dalam waktu tiga bulan terakhir, pangeran keenam sering sekali mendapatkan kunjungan dari seseorang."
Jiang Jiyun tersenyum tipis, "Hanya saja kita harus lebih rapi lagi, jangan sampai menakut-nakuti musuh yang bersembunyi di balik kegelapan."
"Qian Qian mengerti, nona, semuanya mengikuti instruksi anda." ucap gadis pelayan itu sambil menunduk.
"Berapa banyak pengawal yang di siapkan oleh sepupu kedua?" tanya Jiang Jiyun.
Qian Qian terlihat berpikir, "Sepertinya tidak lebih dari 30 orang."
Jiang Jiyun mengerutkan dahi, "Setelah kekalahannya kemarin, dia pasti akan mengirim lebih banyak pembunuh lagi. Qian Qian, saat waktunya tiba, bawalah ibu mertuaku dan keempat orang iparku untuk mencari tempat bersembunyi. Jangan biarkan mereka mengalami penyerangan.''
Qian Qian mengangguk, "Aku mengerti, nona muda."
Setelah berbincang sejenak dengan Qian Qian, Jiang Jiyun memutuskan untuk tidur. Dia harus menghemat energinya dengan baik, jangan sampai terlalu kelelahan.
Melihat Jiang Jiyun masuk kamar dan tidur di samping Wu Jia, Li Chen menghela nafas panjang.
'Ini terlalu sulit! Entah bagaimana caraku meyakinkan Jiang Jiyun nanti agar tidak meninggalkan keluarga ini. Aku hanya berharap dia bisa mempertimbangkan hubungan baik kami dalam beberapa waktu terakhir, sisanya hanya bisa bergantung pada takdir!'
Pagi hari sekali terdengar suara keributan di rumah yang di tempati oleh keluarga Li cabang kedua dan ketiga, Li Jiang dan paman kedua tiba-tiba saja mengalami demam, di tambah luka bekas cambukkan yang mulai menunjukkan tanda-tanda terkena infeksi.
Hal itu membuat wajah anggota keluarga menjadi semakin buruk, mereka takut akan terjadi sesuatu yang membahayakan nyawa kedua orang pria itu.
Nyonya Li tua bangkit, dia berjalan menuju Wu Jia yang terlihat sibuk menyalakan api, sedangkan anak-anaknya terlihat menguleni adonan dan mengiris sayuran. Sepertinya mereka ingin membuat pangsit hari ini.
"Keluarga anak sulung! Datang kemari!" teriak nyonya tua itu.
Wu Jia melirik, dia segera berdiri kemudian berjalan ke arah nya. "Ada apa ibu?"
Nyonya tua Li berbicara dengan sangat sombong, "Obat-obatan milik Chen'er, berikan semuanya padaku! Aku harus menyelamatkan nyawa putraku dan Jiang'er, mereka tiba-tiba saja mengalami demam."
Wajah Wu Jia berubah menjadi hitam, "Obat-obatan apa? Chen'er sembuh karena pil dan salep yang di berikan oleh Yun'er, lagi pula sudah tidak ada yang tersisa lagi sekarang!"
Wajah nyonya tua itu tiba-tiba saja berubah menjadi sangat lembut, "Anda ibu mertuanya, tidak mungkin jika gadis itu tidak mendengarkan!"
Wu Jia menggelengkan kepalanya, "Ini bukan tentang siapa mertua dan siapa menantu, putraku semakin pulih, dia sudah tidak membutuhkan obat-obatan itu lagi. Tidak tahu apakah Yun'er masih memilikinya atau tidak, anda bisa bertanya langsung padanya."
Wajah nyonya tua Li kembali menghitam, "Jangan lupa bahwa kamu juga menantuku, apa kau ingin orang-orang tahu betapa tidak berbakti nya kamu? Sekarang juga, minta Jiang Jiyun untuk mengeluarkan semua obat-obatan nya."
Wu Jia langsung melotot, "Ibu, keluarga kita sudah berpisah, anda sendiri yang memutuskannya. Jika anda membutuhkan sesuatu, anda bisa mencarinya sendiri, tidak perlu merepotkan keluarga kami!"
"Kau?" wajah nyonya tua Li di penuhi kemarahan, dia kesal karena Wu Jia tidak lagi mendengarkan kata-katanya.
"Ibu!" panggil Jiang Jiyun sambil mendekat, dia mengajak Wu Jia untuk melanjutkan acara memasak mereka.
Sudut bibir nyonya tua Li berkedut, "Jiang Jiyun! Berikan semua obat luka milik Chen'er! Dia sudah tidak membutuhkannya lagi!"
Jiang Jiyun tersenyum tipis, "Nyonya tua, apakah seperti ini cara anda memohon? Bukankah sebelumnya anda yang memutuskan hubungan kekerabatan? Akan lebih baik jika anda kembali, obat-obatan milik suamiku sudah habis."
"Jiang Jiyun! Kau benar-benar tidak berbakti! Aku tidak mau tahu, obat-obatan itu, anda harus menyerahkannya." ucap nyonya tua Li
Jiang Jiyun tersenyum sinis, "Nyonya tua, aku hanya memiliki beberapa pil di sini, salep luka dan obat pemulihan sudah tidak ada lagi."
Jiang Jiyun mengeluarkan 3 botol giok dari lengan bajunya, dan wanita tua itu bergegas untuk mengambilnya, sehingga membuat Li Chen dan adik-adiknya menjadi sangat marah.
"Bagus! Ingatlah meskipun keluarga kita telah berpisah, aku masih nenek dari suamimu, kau harus menunjukkan baktimu!" ucap nyonya tua Li sambil pergi. Jiang Jiyun hanya tersenyum tipis mendengar pidato wanita tua itu.
"Kakak ipar! Apa yang anda lakukan? Kakak laki-laki tertua belum sepenuhnya pulih, tapi obat-obatan itu, anda malah memberikan nya pada mereka!" ucap Li Shuang sambil cemberut.
Jiang Jiyun mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh, "Kapan aku memberikan obat milik kakak laki-lakimu? Jelas-jelas aku hanya mengeluarkan obat bisul, kutu air dan kutilan."
"Apaaa?"
Gubrak!
Bruk!
hanya nenek tiri, pantesan karakternya beda, , licik, culas dan serakah!😏😏😏