Setelah lima tahun memendam rasa cinta pada pria yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya akhirnya membuat Amara memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria dingin bernama Aga.
Jawaban berupa penolakan yang keluar dari mulut Aga yang hanya menganggapnya sebagai seorang adik tak membuat Amara gentar untuk mengejar cinta Aga. Amara yakin jika suatu saat nanti ia bisa menggantikan sosok Naina di hati Aga.
Hingga beberapa waktu berlalu, Amara yang sudah lelah mengejar cinta Aga pun akhirnya memilih berhenti dan melupakan cintanya pada Aga.
Namun hal tak terduga terjadi, sikap Amara yang tak lagi mengejar dirinya membuat Aga mulai resah terlebih saat mendengar kabar jika Amara menjalin hubungan dengan pria lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tawaran Untuk Pindah
"Terima kasih Rendra. Aku memang selalu cantik setiap harinya." Jawab Amara percaya diri.
"Zeline juga cantik gini setiap harinya Anty." timpal Zeline seraya menggulung sebelah ikatan rambutnya yang dikepang dua.
Rendra yang mendengar perkataan Zeline pun tersenyum mendengarnya. "Benar, Zeline memang sangat cantik setiap harinya. Bahkan kecantikan Zel kini sudah hampir menyerupai Anty Mara." Ucap Rendra.
"Om ganteng bisa saja..." Zeline semakin malu-malu mendengarnya hingga menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
"Kau ini..." Amara mengusap gemas kepala Zeline. Karena Rendra sudah bergabung bersama mereka, Amara pun mengajak Rendra untuk duduk di kursi yang tadi ia tempati bersama Agatha.
"Anty kenapa pergi... Zel kan mau buah matoanya." Ucap Zeline sambil menarik ujung baju yang Amara kenakan.
"Kita ambil matoanya nanti saja ya. Sekarang kita duduk dulu bersama Om Rendra." Ucap Amara memberi pengertian.
"Ya deh. Tapi janji ya Anty ambilkan matoanya untuk Zel."
"Iya centil." Jawab Amara yang membuat Zeline merasa lega mendengarnya.
Setelah duduk di kursi dengan saling berhadapan satu sama lain, Amara, Agatha dan Rendra pun mulai terlibat percakapan. Ketiganya mulai asik menceritakan kegiatan mereka masing-masing setelah selesai menempuh pendidikan di kampus yang sama.
"Jadi sampai saat ini kau masih bekerja di perusahaan keluarga Agatha." ucap Rendra pada Amara.
"Begitulah. Aku sudah cukup nyaman bekerja di sana dan belum berniat mencari pekerjaan lain." Jawab Amara. Sebelum bekerja di perusahaan Aga, Amara pernah bekerja di beberapa perusahaan lain sebagai staff biasa dan sekretaris boss.
"Apa kau tidak berniat bekerja di perusahaan kain keluargaku saja? Walau tidak sebesar perusahaan keluarga Agatha tapi aku bisa menjamin gajimu tidak kalah besarnya dari sana." Tawar Rendra.
Amara terdiam seraya menatap wajah Agatha.
"Amara tidak diperbolehkan bekerja di perusahaan lain lagi Rendra." Sahut Agatha.
"Kenapa begitu?" Tanya Rendra heran.
"Karena Amara sudah terikat kontrak seumur hidup dengan kakakku. Jika Amara berani melanggar kontrak maka dia akan mendapatkan hukuman yang tidak main-main."
Semakin heran saja Rendra mendengarnya. "Jangan bercanda Agatha.Tidak ada yang namanya kontrak seumur hidup antara sekretaris bos dan perusahaan." Jawab Rendra yang tidak percaya begitu saja.
"Kontrak kerja sama Amara dan perusahaan keluargaku sangat misterius jadi memang di luar nalar seperti biasanya."
Rendra menghela napas dalam. Ia bukanlah anak kecil yang bisa dibodohi begitu saja oleh Agatha. Dari pada mendengar perkataan Agatha yang ada-ada saja, Rendra lebih memilih menatap pada Amara yang tengah menahan senyum.
"Mara, aku tidak main-main dengan tawaran yang aku berikan. Jika kau sudah merasa tidak nyaman bekerja di perusahaan keluarga Agatha, kau bisa bekerja di perusahaan milik keluargaku. Kita bisa mengembangkan usaha sama-sama di sana."
"Terima kasih atas tawarannya, Rendra. Aku akan memikirkannya jika aku sudah tidak nyaman bekerja lagi." Jawab Amara tak ingin mematahkan ajakan Rendra.
Senyuman tipis terbit di wajah Rendra setelah mendengar jawaban Amara. Di dalam hatinya ia terus mendoakan agar Amara cepat tidak nyaman bekerja di perusahaan Aga hingga memilih pindah bekerja ke perusahaan milik keluarganya.
Zeline yang sejak tadi hanya diam mendengarkan percakapan ketiga orang dewasa di dekatnya nampak komat-kamit seraya berucap dalam hati.
"Sepertinya Om Rendra suka dengan Anty Mara." Ucapnya dalam hati.
***
buat author semangat nulis nya
mentang2 kaya sama suami berani apalagi sana anak2nya
Gak benar tuh punya pandangan seperti mama Tyas
Tapi mamamu materialistis tuh gimana coba. .
Semangat untuk berjuang bersama Sisil
Tapi mama Tyas pasti heboh melarang cinta mereka